BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap negara di dunia ini mempunyai
konsepsinya sendiri-sendiri mengenai arah perkembangan perekonomiannya. Untuk
itu, mereka telah memilih sistem perekonomian yang sesuai dengan keadaan
masing-masing. Namun demikian, apapun sistem perekonomian yang dianut oleh
suatu perekonomian niscaya terdapat dua hal yang dihadapi, yakni keterbatasan
sumber-sumber dan masalah kependudukan.
Yang jelas, semua kekayaan yang dimilki oleh negara tersebut diarahkan
untuk kesejahteraan masyarakatnya. Dalam hal ini diperlukan adanya suatu
penghitungan pendapatan secara menyeluruh atau secara nasional. Pendapatan yang
dihitung sesuai dengan keadaan masyarakat yang mempengaruhi kebutuhan yang
tidak terbatas dan jumlah kependudukan yang terus bertambah. Oleh karena itu,
sirkulasi aliran pendapatan setiap penduduk dapat bertambah apabila barang dan
jasa yang akan dihasilkan memberikan pengaruh terhadap kualitas yang diberikan
kepada para pemilik usaha.
B. Rumusan Masalah
Setelah melihat pernyataan di atas, maka muncul suatu
pertanyaan dari penulis, yaitu:
1.
Bagaimana perhitungan pendapatan
nasional terjadi?
2.
Bagaimana sirkulasi aliran
pendapatan nasional terlaksana?
C. Tujuan Penulisan
Adapun
tujuan penulisan dari makalah ini adalah:
1.
Untuk mengetahui perhitungan
pendapatan nasional terjadi
2.
Untuk mengetahui sirkulasi aliran
pendapatan nasional terlaksana
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Sejarah
Pendapatan Nasional
Konsep pendapatan nasional pertama kali dicetuskan oleh Sir
William Petty dari Inggris yang berusaha menaksir pendapatan nasional negaranya
(Inggris) pada tahun 1665. Dalam perhitungannya, ia menggunakan anggapan bahwa
pendapatan nasional merupakan penjumlahan biaya hidup (konsumsi) selama
setahun. Namun, pendapat tersebut tidak disepakati oleh para ahli ekonomi
modern, sebab menurut pandangan ilmu ekonomi modern, konsumsi bukanlah
satu-satunya unsur dalam perhitungan pendapatan nasional. Menurut mereka, alat
utama sebagai pengukur kegiatan perekonomian adalah Produk Nasional Bruto
(Gross National Product, GNP), yaitu seluruh jumlah barang dan jasa yang
dihasilkan tiap tahun oleh negara yang bersangkutan diukur menurut harga pasar
pada suatu negara.
B. BEBERAPA
PENGERTIAN DASAR TENTANG PERHITUNGAN AGREGATIF
1. Produk Domestik Bruto/Kotor (PDB)
Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product/GDP) adalah
nilai barang dan jasa yang dihasilkan seluruh warga masyarakat (termasuk warga
negara asing) dalam suatu wilayah negara pada periode (tahun) tertentu dengan
tidak menggunakan faktor-faktor produksidan hanya menghitung total produksi dalam
suatu perekonomian saja. Penghitungan GDP dengan cara pengeluaran membedakan
perbelanjaan yang dilakukan dalam perekonomian kepada 5 komponen, yaitu:[1][2]
a. Pengeluaran Konsumsi
b. Pengeluaran Investasi atau Pembentukan Modal tetap Domestik
Bruto, yakni keseluruhan pengeluaran yang dilakukan dalam suatu negara atas
barang-barang modal dan dapat meningkatkan kemampuan negara untuk menghasilkan
barang dan jasa di masa depan.
c. Perubahan Stok, perubahan nilai barang simpanan (stok) di
berbagai perusahaan di seluruh negara yang merupakan barang yang diproduksikan
dalam negara tapi belum dijual. Stok ini berupa bahan mentah, barang yang
setengah jadi dan barang jadi.
d. Ekspor Barang dan Jasa, pembelian orang-orang luar negeri
atas produksi negara kita.
e. Impor Barang dan Jasa, pembelian warga negara (perseorangan
atau perusahaan) atas produksi luar negeri.
Rumusnya : PDB = C + G + I + ( X - M
)
Atau produk domestik bruto =
pengeluaran konsumsi rumah tangga + pengeluaran pemerintah + pengeluaran
investasi + ( ekspor – impor)
2. Produk Nasional Bruto/Kotor (PNB)
Produk Nasional Bruto (Gross National Product/GNP) adalah
nilai barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat suatu negara dalam periode
tertentu, termasuk di dalamnya barang dan jasa yang dihasilkan warga negara
tersebut yang berada di luar negeri. Barang dan jasa yang dihasilkan warga
negara asing yang berada di negara tersebut tidak termasuk GNP.
Rumusnya :
Produk Nasional Bruto = PDB + hasil faktor produksi milik
domestik yang ada di luar negeri - hasil output faktor produksi milik luar
negeri yang ada di dalam negeri
3. Produk Nasional Neto (PNN)
Produk Nasional Neto (Net National Product/NNP) adalah
seluruh barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat suatu negara.
Depresiasi (penyusutan dan penghapusan barang modal) adalah
besarnya kesusutan yang dialami oleh barang-barang modal karena dipakai selama
satu tahun. Karena nilai depresiasi merupakan nilai barang modal yang hilang
karena dipakai atau dikonsumsi selama masa pemakaiannya, untuk nilai yang susut
itu diberikan pula sebutan capital consumption allowances (dana untuk
konsumsi barang modal).[2][3]
Rumusnya: Produk Nasional Netto = Produk Nasional Bruto – Depresiasi
4. Pendapatan Nasional Neto (Bersih)
Pendapatan Nasional Neto (Net National Income/NNI) adalah
nilai dari produk nasional bersih (NNP) dikurangi pajak tidak langsung.
Pajak tidak langsung adalah pajak yang dikenakan kepada
pihak swasta atau negara yang memasukkan nilai pajak itu ke dalam harga output
yang dijualnya sehingga mengakibatkan tingginya harga jual.[3][4] Pajak yang dimaksudkan adalah PPh
(Pajak Penghasilan)
Rumusnya:
Pendapatan Nasional = Pendapatan
Nasional Neto - Pajak Tidak Langsung + Subsidi
5. Pendapatan Perseorangan
Pendapatan perseorangan (Personal Income/PI) adalah jumlah
seluruh penerimaan yang diterima seseorang sebagai balas jasa dalam proses
produksi.
Pendapatan perseorangan (Personal Income) ini dapat diperhitungkan
dari NNI yang dikurangi:
a. Pajak perseroan, yaitu pajak yang dibayar oleh setiap
badan usaha kepada pemerintah;
b. Laba ditahan, yaitu jumlah laba yang tetap ditahan (tidak
dibagi) di dalam perusahaan untuk beberapa tujuan tertentu, misalnya untuk
keperluan perluasan perusahaan;
c. Iuran jaminan sosial dan iuran asuransi;
d. transfer payment adalah pembayaran pembayaran dari negara
yang dibayarkan kepada orang-orang tertentu, dan pembayaran tersebut bukan
merupakan balas jasa atas keikutsertaannya dalam proses produksi tahun
sekarang, melainkan sebagai balas jasa untuk tahun-tahun sebelumnya atau
pembayaran pada seseorang yang sebenarnya berasal dari pendapatan orang lain.
Rumusnya:
Pendapatan Personal = Produk
Nasional Neto - Laba Ditahan - Pembayaran Asuransi Sosial - Penerimaan Bukan
Balas Jasa - Pendapatan Bunga Dari Konsumen dan Pemerintah
6. Pendapatan Bebas / Disposable
Income (DI)
Pendapatan yang siap dibelanjakan
(Disposable Income) adalah pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli
barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan
menjadi investasi. Disposable income ini diperoleh dari personal income (PI)
dikurangi dengan pajak langsung. Pajak langsung (direct tax) adalah pajak yang
bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, artinya harus langsung
ditanggung oleh wajib pajak, contohnya pajak pendapatan.
Rumusnya:
Di peroleh dari DI = PI – Pajak langsung
Untuk dibelanjakan Yd=
C+S
C. Metode
Perhitungan Pendapatan Nasional
Berdasarkan arus kegiatan ekonomi negara, penghitungan
pendapatan nasional dapat dilakukan dengan tiga (3) metode pendekatan, antara
lain:
1. Metode Pendekatan Pendapatan
Dalam metode ini cara yang dilakukan adalah dengan
menjumlahkan seluruh pendapatan yang diterima masyarakat sebagai pemilik faktor
produksi atas penyerahan faktor produksinya kepada perusahaan.
Tabel 2 Faktor Produksi dan
Pendapatan
Faktor Produksi
|
Pendapatan
|
Simbol
|
Tanah
|
Sewa
|
R ( rent )
|
Tenaga Kerja
|
Upah
|
W ( wages )
|
Modal
|
Bunga
|
I (interest)
|
Skill
|
Laba
|
P ( profit )
|
Untuk mencari besarnya pendapatan nasional dirumuskan:
Y = r + w
+ i + p
2. Metode Pendekatan Produksi
Perhitungan pendapatan nasional dengan metode produksi dilakukan
dengan cara menjumlahkan nilai tambah (value added) yang diwujudkan oleh
berbagai sektor dalam perekonomian, antara lain:
a.
Sektor pertanian, peternakan,
kehutanan dan perikanan
b. Sektor pertambangan dan penggalian
c.
Sektor industri
d. Sektor listrik, gas dan air bersih
e.
Sektor Bangunan
f.
Sektor perdagangan, restoran dan
hotel
g. Sektor perhubungan dan komunikasi
h. Sektor pemerintahan dan hanKam
i.
Sektor sewa rumah
j.
Sektor jasa-jasa lainnya
Rumus yang diperoleh, yaitu: Y = (Q1xP1)+(Q2xP2)+(QnxPn)
Y
= Pendapatan Nasional
Q1 = Jenis Barang
Ke 1
P1 = Harga
Barang Ke 1, dst
Qn = Jenis Barang
n (2,3,4,…)
Pn = Harga
Barang n (2,3,4,...)
3. Metode Pendekatan Pengeluaran
Untuk mengetahui besarnya pendapatan nasional dengan metode
ini maka dilakukan dengan cara menjumlahkan seluruh pengeluaran masyarakat dari
tiaptiap rumah tangga yang ada. Adapun pengeluaran yang dihitung bukan berasal
dari nilai transaksi barang jadi, hal ini dimaksudkan untuk menghindari
perhitungan ganda.
Empat sektor Rumah tangga sebagai pelaku ekonomi yang
digunakan sebagai acuan dalam menghitung pengeluaran adalah :
a. Rumah tangga konsumen
Pada sektor rumah tangga ini pengeluaran yang dilakukan
berupa pembelian barang atau jasa yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan yang
biasa di sebut dengan konsumsi (C)
b. Rumah tangga produsen atau
perusahaan
Pengeluaran pada rumah tangga ini dilakukan sebagai
pembentukan barang dan jasa yang digunakan untuk menghasilkan barang/jasa lebih
lanjut atau yang diistilahkan dengan Investasi (I)
c. Rumah tangga pemerintah
Pengeluaran pemerintah ini terdiri dari:
Ø Pengeluaran
anggaran rutin (wajib dikeluarkan), misalnya pembayaran gaji pegawai dan pembelian
alat-alat kantor
Ø Pengeluaran
anggaran pembangunan untuk investasi, misalnya pembuatan jalan, jembatan,
saluran irigasi, pelabuhan dan lain-lain.
- Pengeluaran investasi oleh pemerintah maupun swasta nantinya
oleh pemerintah dimasukkan dalam komponen pembentukan modal tetap domestik
bruto dan komponen perubahan stok yang diistilahkan Goverment Expenditure (G)
d. Rumah tangga luar negeri / ekspor
bersih (X-M).
Pengeluaran untuk rumah tangga ini merupakan selisih dari
nilai ekspor terhadap nilai impor yang dilakukan oleh suatu negara dalam
kegiatan perdagangan internasional.
Pengeluaran-pengeluaran dari keempat sektor perekonomian
itulah yang merupakan komponen pendapatan nasional. Sehingga perhitungan
pendapatan nasional ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Y = C + I + G + ( X - M )
Keterangan: Y = pendapatan nasional
C = pengeluaran konsumsi RTK
I = pengeluaran Investasi RTB
G = Pengeluaran pemerintah dari
RTP(Government Expenditure)
X = ekspor
M = impor
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Satu, perhitungan
pendapatan nasional akan terjadi apabila diadakannya kegiatan ekonomi secara
individu maupun kelompok yang memproduksi barang dan jasa dengan kualitas yang
baik. Dalam perhitungan pendapatan nasional, nilai pendapatan dan perbelanjaan
yang dihitung adalah nilai aliran yang berlaku dalam suatu tahun tertentu.
Aliran pendapatan faktor-faktor produksi ditentukan nilainya dengan
memperhatikan gaji, upah, sewa, dll dalam satu tahun. Demikian pula nilai
perbelanjaan atas barang dan jasa yang dilakukan pemerintah pada suatu tahun
tertentu.
Kedua, Rumah
tangga bisnis (RTB) mendapatkan jasa-jasa produksi dari rumah tangga konsumen
(RTK). Sebagai imbalan, RTB memberikan pendapatan, dalam bentuk gaji, sewa,
upah, bunga, laba) kepada RTK. Dengan adanya keuntungan dipihak RTK dan RTB,
maka wajib membayarkan pajak keuntungannya yang diperankan oleh pemerintah.
Setelah dikurangi pajak dan jasa-jasa produksi diolah, jadilah barang dan jasa
yang menjadi pemuas kebutuhan masyarakat. Hal ini menyebabkan sebagian besar
pendapatan mengadakan kegiatan perbelanjaan yang dialirkan oleh RTK kepada RTB,
dan sebagian membeli dari luar negeri. Kemudian, sisa pendapatan rumah tangga
akan ditabung di lembaga keuangan dan lembaga tersebut akan meminjamkan dana
dari tabungan rumah tangga kepada penanam modal. Di samping dibeli oleh RTK,
barang dan jasa yang diproduksi dari RTB dibeli oleh penanam modal, pemerintah
, perusahaan lain, dan penduduk negara lain.
DAFTAR PUSTAKA
Ø Sukirno
Sadono, Makroekonomi modern, Cet. I, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta,
2000
Ø Rosyidi
Suherman, Pengantar Teori Ekonomi, Edisi Revisi, PT RajaGrafindo Persada
, Jakarta, 2006
Ø http:/myblog_PENDAPATAN
NASIONAL.htm
Ø http:/Rumus
Menghitung PDB, PNB, PNN, PendapatanNasional, Individu Dan
Pendapatan Dapat Dibelanjakan_Organisasi.Org.htm
[1][2]
Ibid, Hal. 35
[2][3] Suherman
Rosyidi, Pengantar Teori Ekonomi, (Jakarta, PT RajaGrafindo Persada,
2006), hal.110
[3][4]
Ibid
6 komentar:
I blog quite often and I seriously thank you for your content.
This great article has really peaked my interest. I will take a note of
your website and keep checking for new information about once a
week. I subscribed to your Feed as well.
Also visit my website Vydox
I was recommended this web site by my cousin. I am not sure whether this post is written by him as no one else know such detailed about my difficulty.
You're amazing! Thanks!
Here is my web page ... GrowXL
Hello thегe! Thiѕ post cοuld not be written any better!
Reаding this ρost reminds me οf my gοoԁ old room mаte!
He always keρt talking abοut this. I will foгwaгd thіs page to
him. Faiгly cеrtain he will have a gooԁ rеaԁ.
Тhanκѕ fοr shаring!
Feel free to νisit my wеb page http://family.dohms.net/
Trims Rumusnya ada yg nge share juga..
terima kasih . nice sharing
duniafilm21 atau layar Kaca 21 Nonton Movie Ganool Streaming Film Cinemaindo video Online Lk21 LayarKaca21 Cinema XXI Indoxxi Dunia21 Gudangmovie. Disini duniafilm21.fun menyediakan film film
Drama Korea layar Kaca 21 online Lk21 terbaru.
https://www.duniafilm21.fun/
Posting Komentar