Rabu, 24 April 2013

PENDAPATAN NASIONAL UNTUK MENSEJAHTERAKAN BANGSA


BAB 1
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Setiap negara di dunia ini mempunyai konsepsinya sendiri-sendiri mengenai arah perkembangan perekonomiannya. Untuk itu, mereka telah memilih sistem perekonomian yang sesuai dengan keadaan masing-masing. Namun demikian, apapun sistem perekonomian yang dianut oleh suatu perekonomian niscaya terdapat dua hal yang dihadapi, yakni keterbatasan sumber-sumber dan masalah kependudukan.  Yang jelas, semua kekayaan yang dimilki oleh negara tersebut diarahkan untuk kesejahteraan masyarakatnya. Dalam hal ini diperlukan adanya suatu penghitungan pendapatan secara menyeluruh atau secara nasional. Pendapatan yang dihitung sesuai dengan keadaan masyarakat yang mempengaruhi kebutuhan yang tidak terbatas dan jumlah kependudukan yang terus bertambah. Oleh karena itu, sirkulasi aliran pendapatan setiap penduduk dapat bertambah apabila barang dan jasa yang akan dihasilkan memberikan pengaruh terhadap kualitas yang diberikan kepada para pemilik usaha.
B.     Rumusan Masalah
Setelah melihat pernyataan di atas, maka muncul suatu pertanyaan dari penulis, yaitu:
1.      Bagaimana perhitungan pendapatan nasional terjadi?
2.      Bagaimana sirkulasi aliran pendapatan nasional terlaksana?

C.     Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah:
1.      Untuk mengetahui perhitungan pendapatan nasional terjadi
2.      Untuk mengetahui sirkulasi aliran pendapatan nasional terlaksana


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Sejarah Pendapatan Nasional
Konsep pendapatan nasional pertama kali dicetuskan oleh Sir William Petty dari Inggris yang berusaha menaksir pendapatan nasional negaranya (Inggris) pada tahun 1665. Dalam perhitungannya, ia menggunakan anggapan bahwa pendapatan nasional merupakan penjumlahan biaya hidup (konsumsi) selama setahun. Namun, pendapat tersebut tidak disepakati oleh para ahli ekonomi modern, sebab menurut pandangan ilmu ekonomi modern, konsumsi bukanlah satu-satunya unsur dalam perhitungan pendapatan nasional. Menurut mereka, alat utama sebagai pengukur kegiatan perekonomian adalah Produk Nasional Bruto (Gross National Product, GNP), yaitu seluruh jumlah barang dan jasa yang dihasilkan tiap tahun oleh negara yang bersangkutan diukur menurut harga pasar pada suatu negara.

B.     BEBERAPA PENGERTIAN DASAR TENTANG PERHITUNGAN AGREGATIF
1. Produk Domestik Bruto/Kotor (PDB)
Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product/GDP) adalah nilai barang dan jasa yang dihasilkan seluruh warga masyarakat (termasuk warga negara asing) dalam suatu wilayah negara pada periode (tahun) tertentu dengan tidak menggunakan faktor-faktor produksidan hanya menghitung total produksi dalam suatu perekonomian saja. Penghitungan GDP dengan cara pengeluaran membedakan perbelanjaan yang dilakukan dalam perekonomian kepada 5 komponen, yaitu:[1][2]
a.       Pengeluaran Konsumsi
b.      Pengeluaran Investasi atau Pembentukan Modal tetap Domestik Bruto, yakni keseluruhan pengeluaran yang dilakukan dalam suatu negara atas barang-barang modal dan dapat meningkatkan kemampuan negara untuk menghasilkan barang dan jasa di masa depan.
c.       Perubahan Stok, perubahan nilai barang simpanan (stok) di berbagai perusahaan di seluruh negara yang merupakan barang yang diproduksikan dalam negara tapi belum dijual. Stok ini berupa bahan mentah, barang yang setengah jadi dan barang jadi.
d.      Ekspor Barang dan Jasa, pembelian orang-orang luar negeri atas produksi negara kita.
e.       Impor Barang dan Jasa, pembelian warga negara (perseorangan atau perusahaan) atas produksi luar negeri.
Rumusnya : PDB = C + G + I + ( X - M )
Atau produk domestik bruto = pengeluaran konsumsi rumah tangga + pengeluaran pemerintah + pengeluaran investasi + ( ekspor – impor)
2. Produk Nasional Bruto/Kotor (PNB)
Produk Nasional Bruto (Gross National Product/GNP) adalah nilai barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat suatu negara dalam periode tertentu, termasuk di dalamnya barang dan jasa yang dihasilkan warga negara tersebut yang berada di luar negeri. Barang dan jasa yang dihasilkan warga negara asing yang berada di negara tersebut tidak termasuk GNP.
Rumusnya :
Produk Nasional Bruto = PDB + hasil faktor produksi milik domestik yang ada di luar negeri - hasil output faktor produksi milik luar negeri yang ada di dalam negeri

3. Produk Nasional Neto (PNN)
Produk Nasional Neto (Net National Product/NNP) adalah seluruh barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat suatu negara.
Depresiasi (penyusutan dan penghapusan barang modal) adalah besarnya kesusutan yang dialami oleh barang-barang modal karena dipakai selama satu tahun. Karena nilai depresiasi merupakan nilai barang modal yang hilang karena dipakai atau dikonsumsi selama masa pemakaiannya, untuk nilai yang susut itu diberikan pula sebutan capital consumption allowances (dana untuk konsumsi barang modal).[2][3]
Rumusnya:      Produk Nasional Netto = Produk Nasional Bruto – Depresiasi

4. Pendapatan Nasional Neto (Bersih)
Pendapatan Nasional Neto (Net National Income/NNI) adalah nilai dari produk nasional bersih (NNP) dikurangi pajak tidak langsung.
Pajak tidak langsung adalah pajak yang dikenakan kepada pihak swasta atau negara yang memasukkan nilai pajak itu ke dalam harga output yang dijualnya sehingga mengakibatkan tingginya harga jual.[3][4] Pajak yang dimaksudkan adalah PPh (Pajak Penghasilan)
Rumusnya:     
Pendapatan Nasional = Pendapatan Nasional Neto - Pajak Tidak Langsung + Subsidi
5. Pendapatan Perseorangan
Pendapatan perseorangan (Personal Income/PI) adalah jumlah seluruh penerimaan yang diterima seseorang sebagai balas jasa dalam proses produksi.
Pendapatan perseorangan (Personal Income) ini dapat diperhitungkan dari NNI yang dikurangi:
a. Pajak perseroan, yaitu pajak yang dibayar oleh setiap badan usaha kepada pemerintah;
b. Laba ditahan, yaitu jumlah laba yang tetap ditahan (tidak dibagi) di dalam perusahaan untuk beberapa tujuan tertentu, misalnya untuk keperluan perluasan perusahaan;
c. Iuran jaminan sosial dan iuran asuransi;
d. transfer payment adalah pembayaran pembayaran dari negara yang dibayarkan kepada orang-orang tertentu, dan pembayaran tersebut bukan merupakan balas jasa atas keikutsertaannya dalam proses produksi tahun sekarang, melainkan sebagai balas jasa untuk tahun-tahun sebelumnya atau pembayaran pada seseorang yang sebenarnya berasal dari pendapatan orang lain.

Rumusnya:
Pendapatan Personal = Produk Nasional Neto - Laba Ditahan - Pembayaran Asuransi Sosial - Penerimaan Bukan Balas Jasa - Pendapatan Bunga Dari Konsumen dan Pemerintah
6. Pendapatan Bebas / Disposable Income (DI)
Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable Income) adalah pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi. Disposable income ini diperoleh dari personal income (PI) dikurangi dengan pajak langsung. Pajak langsung (direct tax) adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, artinya harus langsung ditanggung oleh wajib pajak, contohnya pajak pendapatan.
Rumusnya:
Di peroleh dari            DI = PI – Pajak langsung
Untuk dibelanjakan     Yd= C+S



C.     Metode Perhitungan Pendapatan Nasional

Berdasarkan arus kegiatan ekonomi negara, penghitungan pendapatan nasional dapat dilakukan dengan tiga (3) metode pendekatan, antara lain:
1. Metode Pendekatan Pendapatan
Dalam metode ini cara yang dilakukan adalah dengan menjumlahkan seluruh pendapatan yang diterima masyarakat sebagai pemilik faktor produksi atas penyerahan faktor produksinya kepada perusahaan.

Tabel 2 Faktor Produksi dan Pendapatan

Faktor Produksi
Pendapatan
Simbol
Tanah 
Sewa
R ( rent )
Tenaga Kerja
Upah
W ( wages )
Modal
Bunga
I (interest)
Skill
Laba
P ( profit )
Untuk mencari besarnya pendapatan nasional dirumuskan:
Y = r + w + i + p

2. Metode Pendekatan Produksi
Perhitungan pendapatan nasional dengan metode produksi dilakukan dengan cara menjumlahkan nilai tambah (value added) yang diwujudkan oleh berbagai sektor dalam perekonomian, antara lain:
a.       Sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan
b.      Sektor pertambangan dan penggalian
c.       Sektor industri
d.      Sektor listrik, gas dan air bersih
e.       Sektor Bangunan
f.       Sektor perdagangan, restoran dan hotel
g.      Sektor perhubungan dan komunikasi
h.      Sektor pemerintahan dan hanKam
i.        Sektor sewa rumah
j.        Sektor jasa-jasa lainnya




Rumus yang diperoleh, yaitu: Y         = (Q1xP1)+(Q2xP2)+(QnxPn)
                                                Y         = Pendapatan Nasional 
Q1       = Jenis Barang Ke  1
P1        = Harga Barang Ke  1, dst
Qn       = Jenis Barang n (2,3,4,…)
Pn        = Harga Barang n (2,3,4,...)

3. Metode Pendekatan Pengeluaran
Untuk mengetahui besarnya pendapatan nasional dengan metode ini maka dilakukan dengan cara menjumlahkan seluruh pengeluaran masyarakat dari tiaptiap rumah tangga yang ada. Adapun pengeluaran yang dihitung bukan berasal dari nilai transaksi barang jadi, hal ini dimaksudkan untuk menghindari perhitungan ganda.
Empat sektor Rumah tangga sebagai pelaku ekonomi yang digunakan sebagai acuan dalam menghitung pengeluaran adalah :
a. Rumah tangga konsumen
Pada sektor rumah tangga ini pengeluaran yang dilakukan berupa pembelian barang atau jasa yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan yang biasa di sebut dengan konsumsi (C)

b. Rumah tangga produsen atau perusahaan
Pengeluaran pada rumah tangga ini dilakukan sebagai pembentukan barang dan jasa yang digunakan untuk menghasilkan barang/jasa lebih lanjut atau yang diistilahkan dengan Investasi (I)

c. Rumah tangga pemerintah
Pengeluaran pemerintah ini terdiri dari:
Ø  Pengeluaran anggaran rutin (wajib dikeluarkan), misalnya pembayaran gaji pegawai dan pembelian alat-alat kantor
Ø  Pengeluaran anggaran pembangunan untuk investasi, misalnya pembuatan jalan, jembatan, saluran irigasi, pelabuhan dan lain-lain.
-          Pengeluaran investasi oleh pemerintah maupun swasta nantinya oleh pemerintah dimasukkan dalam komponen pembentukan modal tetap domestik bruto dan komponen perubahan stok yang diistilahkan Goverment Expenditure (G)

d. Rumah tangga luar negeri / ekspor bersih (X-M).
Pengeluaran untuk rumah tangga ini merupakan selisih dari nilai ekspor terhadap nilai impor yang dilakukan oleh suatu negara dalam kegiatan perdagangan internasional.

Pengeluaran-pengeluaran dari keempat sektor perekonomian itulah yang merupakan komponen pendapatan nasional. Sehingga perhitungan pendapatan nasional ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

Y = C + I + G + ( X - M )

Keterangan: Y = pendapatan nasional

C = pengeluaran konsumsi RTK

I = pengeluaran Investasi RTB

G = Pengeluaran pemerintah dari RTP(Government Expenditure)

X = ekspor

M = impor


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Satu, perhitungan pendapatan nasional akan terjadi apabila diadakannya kegiatan ekonomi secara individu maupun kelompok yang memproduksi barang dan jasa dengan kualitas yang baik. Dalam perhitungan pendapatan nasional, nilai pendapatan dan perbelanjaan yang dihitung adalah nilai aliran yang berlaku dalam suatu tahun tertentu. Aliran pendapatan faktor-faktor produksi ditentukan nilainya dengan memperhatikan gaji, upah, sewa, dll dalam satu tahun. Demikian pula nilai perbelanjaan atas barang dan jasa yang dilakukan pemerintah pada suatu tahun tertentu.
            Kedua, Rumah tangga bisnis (RTB) mendapatkan jasa-jasa produksi dari rumah tangga konsumen (RTK). Sebagai imbalan, RTB memberikan pendapatan, dalam bentuk gaji, sewa, upah, bunga, laba) kepada RTK. Dengan adanya keuntungan dipihak RTK dan RTB, maka wajib membayarkan pajak keuntungannya yang diperankan oleh pemerintah. Setelah dikurangi pajak dan jasa-jasa produksi diolah, jadilah barang dan jasa yang menjadi pemuas kebutuhan masyarakat. Hal ini menyebabkan sebagian besar pendapatan mengadakan kegiatan perbelanjaan yang dialirkan oleh RTK kepada RTB, dan sebagian membeli dari luar negeri. Kemudian, sisa pendapatan rumah tangga akan ditabung di lembaga keuangan dan lembaga tersebut akan meminjamkan dana dari tabungan rumah tangga kepada penanam modal. Di samping dibeli oleh RTK, barang dan jasa yang diproduksi dari RTB dibeli oleh penanam modal, pemerintah , perusahaan lain, dan penduduk negara lain.

DAFTAR PUSTAKA
Ø  Sukirno Sadono, Makroekonomi modern, Cet. I, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2000
Ø  Rosyidi Suherman, Pengantar Teori Ekonomi, Edisi Revisi, PT RajaGrafindo Persada , Jakarta, 2006
Ø  http:/myblog_PENDAPATAN NASIONAL.htm
Ø  http:/Rumus Menghitung PDB, PNB, PNN, PendapatanNasional, Individu Dan Pendapatan Dapat Dibelanjakan_Organisasi.Org.htm


[4][1] Sadono Sukirno, Makroekonomi modern, (Jakarta, PT RajaGrafindo Persada, 2000), Hal. 29



[1][2] Ibid, Hal. 35
[2][3] Suherman Rosyidi, Pengantar Teori Ekonomi, (Jakarta, PT RajaGrafindo Persada, 2006), hal.110
[3][4] Ibid

6 komentar:

Anonim mengatakan...

I blog quite often and I seriously thank you for your content.
This great article has really peaked my interest. I will take a note of
your website and keep checking for new information about once a
week. I subscribed to your Feed as well.

Also visit my website Vydox

Anonim mengatakan...

I was recommended this web site by my cousin. I am not sure whether this post is written by him as no one else know such detailed about my difficulty.
You're amazing! Thanks!

Here is my web page ... GrowXL

Anonim mengatakan...

Hello thегe! Thiѕ post cοuld not be written any better!
Reаding this ρost reminds me οf my gοoԁ old room mаte!
He always keρt talking abοut this. I will foгwaгd thіs page to
him. Faiгly cеrtain he will have a gooԁ rеaԁ.
Тhanκѕ fοr shаring!

Feel free to νisit my wеb page http://family.dohms.net/

Bisnis UKM mengatakan...

Trims Rumusnya ada yg nge share juga..

nonton anime mengatakan...

terima kasih . nice sharing

majalah creative mengatakan...

duniafilm21 atau layar Kaca 21 Nonton Movie Ganool Streaming Film Cinemaindo video Online Lk21 LayarKaca21 Cinema XXI Indoxxi Dunia21 Gudangmovie. Disini duniafilm21.fun menyediakan film film
Drama Korea layar Kaca 21 online Lk21 terbaru.

https://www.duniafilm21.fun/

Posting Komentar