BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Pemahaman akan perilaku konsumen adalah tugas
penting bagi para pemasar. Para pemasar mencoba memahami perilaku pembelian
konsumen agar mereka dapat menawarkan kepuasan yang lebih besar kepada
konsumen. Tapi bagaimanapun juga ketidakpuasan konsumen sampai tingkat tertentu
masih akan ada. Beberapa pemasar masih belum menerapkan konsep pemasaran
sehingga mereka tidak berorientasi pada konsumen dan tidak memandang kepuasan
konsumen sebagai tujuan utama. Lebih jauh lagi karena alat menganalisis
perilaku konsumen tidak pasti, para pemasar kemungkinan tidak mampu
menetapkan secara akurat apa sebenarnya yang dapat memuaskan para pembeli.
Sekalipun para pemasar mengetahui faktor yang meningkatkan kepuasan konsumen,
mereka belum tentu dapat memenuhi faktor tersebut.
Tak diragukan lagi, konsumen tergolong aset paling
berharga bagi semua bisnis. Tanpa dukungan mereka, suatau bisnis tidak bisa
eksis. Sebaliknya jika bisnis kita sukses memberikan pelayanan terbaik,
konsumen tidak hanya membantu bisnis kita tumbuh. Lebih
dari itu, mereka biasanya akan membuat rekomendasi untuk teman dan relasinya. Menurut
Susan A. Friedmann, setidaknya perlu memahami “10 ayat-ayat” berikut agar dapat
menajamkan fokus dalam melayani konsumen. Ketahui siapa bos sebenarnya. Anda
berbisnis untuk melayani konsumen, dan Anda hanya
dapat melakukan itu apabila mengetahui keinginan mereka. Jika Anda
sungguh-sungguh mendengarkan konsumen, mereka akan menjelaskan apa yang
dikehendaki dan bagaimana sebaiknya Anda memberikan pelayanan terbaik untuk
mereka. Jangan lupa bahwa yang “membayar” gaji kita dan memungkin bisnis ini
berjalan adalah konsumen.
Jadilah pendengar yang baik. Luangkan waktu untuk
menelaah kebutuhan konsumen dengan bertanya dan fokus terhadap apa yang telah
mereka katakan. Perhatikan kata-katanya, intonasi suaranya, gerak
badannya, dan yang terpenting bagaimana perasaan mereka. Jauhkan diri dari
asumsi-asumsi dan berpikir intuitif tentang keinginan konsumen.
BAB II
PEMBAHASAN
TEORI PERILAKU KONSUMEN
Teori perilaku konsumen yang berkembang sebelum
periode tahun 1960-an didasarkan pada teori ekonomi, yakni yang menjelaskan
bahwa seorang konsumen akan menetapkan kuantitas komoditas yang dikonsumsi
dengan cara memaksimumkan kepuasan (utilitas). Pada menentuan kuantitas
tersebut, konsumen dihadapkan pada kendala pendapatan dan harga komoditas.
Sementara itu, preferensi dan variabel yang lain dianggap tetap atau konstan
yang disebut dengan istilah ceteris paribus.
Pada teori ekonomi mikro, teori konsumen hanya
mempertimbangkan dari sisi kuantitas. Keputusan individu
konsumen diturunkan dari perilaku konsumen didalam memaksimumkan utilitas
dengan kendala pendapatan sebagaimana disajikan pada rumus berikut:
Oleh karena preferensi dan selera (taste) terkait
dengan psikologi manusia, maka beberapa ahli mengembangkan teori perilaku
konsumen dengan memasukan elemen-elemen psikologi dalam pengambilan keputusan
konsumen. Elemen psikologi yang dimaksud meliputi kognisi, afeksi dan perilaku
(psikomotorik).
Dengan demikian teori perilaku konsumen yang
berkembang pada abad 20 adalah dengan menerapkan prinsip-prinsip psikologi dan
ekonomi. Sebagaimana diuraikan oleh Sumarwan (2004) bahwa perkembangan tersebur
tidak lepas dari pengaruh ilmuwan seperti George Katona, Robert Ferker, John A
Howard dan Jogdish N Sheth.
Manfaat perilaku konsumen, Peran perilaku konsumen
sangat beragam tergantung pada pemanfaat atau pengguna (stakeholder). Secara
umum terdapat dua kelompok pemanfaat; yaitu kelompok peneliti (riset) dan
kelompok yang berorientasi implementasi (Peter dan Olson, 1999). Pemanfaat yang
tergolong dalam kelompok kedua meliputi: organisasi pemasaran (pemasar maupun
produsen), lembaga pendidikan dan perlindungan konsumen, organisasi pemerintah
dan politik, serta konsumen (Peter dan Olson, 1999 dan Sumarwan, 2004). Peran perilaku
konsumen bagi pemasar atau produsen mampu :
- Membujuk konsumen untuk membeli produk yang dipasarkan.
- Memahami konsumen dalam berperilaku, bertindak dan berfikir, agar pemasar
atau produsen mampu memasarkan produknya dengan baik.
- Memahami mengapa dan bagaimana konsumen mengambil keputusan, sehingga
pemasar atau
Peran perilaku konsumen bagi organisasi pemerintah
dan politik adalah sebagai dasar perumusan kebijakan publik dan
perundang-undangan untuk melindungi konsumen. Dalam hal ini pemerintah berkewajiban
untuk mempengaruhi pilihan konsumen melalui pelarangan terhadap produk bisnis
yang merugikan konsumen. Sebagai contoh, penarikan produk susu yang mengandung
melamin yang pernah dilakukan oleh Departemen Kesehatan yang bekerjasama dengan
Depertemen Perindustrian dan Perdagangan pada tahun 2008. Secara makro,
Undang-Undang Pangan mempunyai dampak positif terhadap perkembangan
perekonomian, yaitu melalui peningkatan produksi karena meningkatnya konsumsi
sebagai akibat jaminan kehalalan produk (Sumarwan) 2004.
Kelompok konsumen individu maupun organisasi akan
menukarkan sumberdaya yang dimiliki untuk memenuhi kebutuhannya. Sehingga dari
perilaku konsumen dapat membantu mencapai tujuan dalam pemenuhan kebutuhan
berbagai macam produk. Ditinjau dari pengambilan keputusan, konsumen terdiri
atas konsumen potensial (Potencial consumer) atau calon konsumen dan konsumen
yang sudah melakukan pembelian (Effective Consumer).
Pendekatan untuk mempelajari konsumen dalam
membeli barang, ada 2 pendekatan :
PendekatanKardinal
Kepuasan seorang konsumen dalam mengkonsumsi suatu barang dapat diukur dengan satuan kepuasan misalnya mata uang. Setiap tambahan satu unit barang yang dikonsumsi akan menambah kepuasan yang diperoleh konsumen tersebut dalam jumlah tertentu
Kepuasan seorang konsumen dalam mengkonsumsi suatu barang dapat diukur dengan satuan kepuasan misalnya mata uang. Setiap tambahan satu unit barang yang dikonsumsi akan menambah kepuasan yang diperoleh konsumen tersebut dalam jumlah tertentu
Tambahan kepuasan yang diperoleh dari penambahan jumlah barang yang
dikonsumsi disebut kepuasan marginal (Marginal Utility) Berlaku hukum tambahan
kepuasan yang semakin menurun (The Law of Diminishing Marginal Utility), yaitu
besarnya kepuasan marginal akan selalu menurun dengan bertambahnya jumlah
barang yang dikonsumsi secara terus menerus.
Keseimbangan Konsumen
• Keseimbangan konsumen tercapai jika konsumen memperoleh kepuasan maksimum
dari mengkonsumsi suatu barang :
Syarat Keseimbangan:
1. MUx/Px = MUy/Py = MUn/Pn
2. Px Qx + Py QY +……+ Pn Qn
= M
MU = marginal utility
P = harga
M = pendapatan konsumen
Pendekatan Ordinal
Kelemahan pendekatan kardinal terletak
pada anggapan yang digunakan bahwa kepuasan konsumen dari mengkonsumsi barang
dapat diukur dengan satuan kepuasan. Padakenyataannya pengukuran semacam ini
sulit dilakukan.
Pendekatan ordinal mengukur kepuasan konsumen dengan angka ordinal (relatif).
Tingkat kepuasan konsumen dengan menggunakan kurva indiferens (kurva yg menunjukkan tingkat kombinasi jumlah barang yang dikonsumsi yang menghasilkan tingkat kepuasan yang sama).
Pendekatan ordinal mengukur kepuasan konsumen dengan angka ordinal (relatif).
Tingkat kepuasan konsumen dengan menggunakan kurva indiferens (kurva yg menunjukkan tingkat kombinasi jumlah barang yang dikonsumsi yang menghasilkan tingkat kepuasan yang sama).
Konsep Dasar Perilaku
Konsumen
Perilaku konsumen adalah proses yang dilalui oleh seseorang/ organisasi
dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan membuang produk atau
jasa setelah dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhannya. Perilaku konsumen akan
diperlihatkan dalam beberapa tahap yaitu tahap sebelum pembelian, pembelian,
dan setelah pembelian. Pada tahap sebelum pembelian konsumen akan melakukan
pencarian informasi yang terkait produk dan jasa. Pada tahap pembelian,
konsumen akan melakukan pembelian produk, dan pada tahap setelah pembelian,
konsumen melakukan konsumsi (penggunaan produk), evaluasi kinerja produk, dan
akhirnya membuang produk setelah digunakan.
Konsumen dapat merupakan seorang individu ataupun organisasi, mereka
memiliki peran yang berbeda dalam perilaku konsumsi, mereka mungkin berperan
sebagai initiator, influencer, buyer, payer atau user.
Dalam upaya untuk lebih memahami konsumennya sehingga dapat memenuhi
kebutuhan dan keinginan konsumen, perusahaan dapat menggolongkan konsumennya ke
dalam kelompok yang memiliki kemiripan tertentu, yaitu pengelompokan
pengelompokan menurut geografi, demografi, psikografi, dan perilaku.
Perilaku Konsumen dan Strategi
Perilaku konsumen terkait dengan strategi pemasaran, di mana pemasaran
harus mampu menyusun kriteria pembentukan segmen konsumen, kemudian melakukan
pengelompokan dan menyusun profil dari konsumen tersebut. Kemudian, pemasar
memilih salah satu segmen untuk dijadikan pasar sasaran. Dan
setelah itu, pemasar menyusun dan mengimplementasikan strategi bauran pemasaran
yang lengkap untuk segmen tersebut.
Studi tentang perilaku konsumen juga tidak terlepas pada masalah riset
pemasaran. Riset pemasaran adalah salah satu perangkat dalam Sistem Informasi
Manajemen (SIM), yang melakukan pengumpulan informasi tentang sikap, motivasi,
keinginan, dan hal-hal lainnya tentang konsumen. Informasi ini digunakan
sebagai dasar bagi pembentukan karakteristik dari segmen konsumen sehingga
konsumen dapat dikelompokkan dan diidentifikasikan, dan dapat dibedakan dari
segmen lainnya.
BAB III
PENUTUP
Teori perilaku konsumen yang berkembang sebelum periode tahun 1960-an
didasarkan, pada teori ekonomi, Manfaat perilaku konsumen, Peran perilaku
konsumen sangat beragam tergantung pada pemanfaat atau pengguna (stakeholder).
Kelompok konsumen individu maupun organisasi akan menukarkan sumberdaya yang
dimiliki untuk memenuhi kebutuhannya. Sehingga dari perilaku konsumen dapat
membantu mencapai tujuan dalam pemenuhan kebutuhan berbagai macam produk.
Sumber : http://www.peutuah.com/makalah-teori-perilaku-konsumen/
2.Prilaku Konsumen
Menurut Swasta ( 1992 : 9 ) “Prilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai
kegiatan-kegiatan individu-individu yang secara langsung terlibat dalam
memdapatkan termasuk mempergunakan barang-barang dan jasa, keputusan pada
persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut”.
Menurut Peter J. Paul dan jerry C. Olson ( 2000 : 6 ) “Prilaku konsumen merupakan interaksi dinamis antara pengaruh dan kondisi prilaku dan kejadian di sekitar lingkungan di mana manusia melakukan aspek pertukaran dalam kehidupan mereka”.
Dari dua jenis definissi di atas dilihat ada dua hal penting dari prilaku konsumen yaitu proses pengembalian keputusan dan kegiatan fisik yang semuanya ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatlkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa secara ekonomis. Dengan kata lain prilaku konsumen adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku konsumen dalam arti tindakan-tindakan yang dilakukan untuk membeli suatu barang atau jasa tertentu.
Menurut Peter J. Paul dan jerry C. Olson ( 2000 : 6 ) “Prilaku konsumen merupakan interaksi dinamis antara pengaruh dan kondisi prilaku dan kejadian di sekitar lingkungan di mana manusia melakukan aspek pertukaran dalam kehidupan mereka”.
Dari dua jenis definissi di atas dilihat ada dua hal penting dari prilaku konsumen yaitu proses pengembalian keputusan dan kegiatan fisik yang semuanya ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatlkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa secara ekonomis. Dengan kata lain prilaku konsumen adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku konsumen dalam arti tindakan-tindakan yang dilakukan untuk membeli suatu barang atau jasa tertentu.
3.Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prilaku Pembelian Konsumen
Menurut Kotler ( 2002 : 183 ) Faktor-faktor yang mempengaruhi prilaku pembelian konsumen yaitu :
Menurut Kotler ( 2002 : 183 ) Faktor-faktor yang mempengaruhi prilaku pembelian konsumen yaitu :
a.Faktor Kebudayaan
Kebudayaan mempunyai penaruh paling luas dan mendalam terhadap prilaku
konsumen. Terdiri dari budaya, sub budaya, dan kelas social. Budaya yang
merupakan karakter paling penting dari suatu social yang membedakannya dari
kelompok budaya lain menjadi penentu dan keinginan dan prilaku yang paling
mendasar. Masing-masing budaya terdiri dari sub budaya yang memberikan lebih
banyak ciri-ciri dan sosialisasi.Sub budaya adalah suatu kelompok homogeny atas
sejumlah orang yang terbagi menjadi beberapa bagian dari keseluruhan suatu
budaya. Masyarakat dalam suatu budaya dan sub budaya sesungguhnya terbagi dalam
strata atau kelas social. Kelas social merupakan sekelompok orang yang
sama-sama mempertimbangkan secara dekat persamaan diantara mereka sendiri.
b.Faktor Sosial
Pada umumnya konsumen sering meminta pendapat dari orang sekitas dan
lingkungannya tentang produk apa yang harus dibeli. Karena itulah lingkungan
sosial memberikan pengaruh terhadap prilaku konsumen. Faktor Sosial terdiri
dari 3 bagian, yaitu : kelompok acuan, keluarga, dan peran. Kelompok acuan
adalah semua kelompok yang memilki pengaruh langsung terhadap sikap / prilaku
seseorang. Dengan pendapat yang diperoleh dari suatu kelompok maka konsumen
dapat membuat keputusan konsumsi. Keluarga sebagai organisasi pembelian
konsumen yang paling penting juga berpengaruh secara langsung terhadap
keputusan seseorang dalam membeli barang sehari-hari. Sedangkan peran meliputi
kegiatan yang diharapkan akan dilakukan seseorang. Suatu produk atau merk dapat
menggambarkan peran dan status pamakainya.
c.Faktor Pribadi
Mulai dari bayi hingga dewasa dan menjadi tua, manusia selalu membutuhkan
barang dan jasa. Pilihan barang yang dibeli secara otomatis dipengaruhi oleh
keadaan ekonomi dan gaya hidup yang bersangkutan. Gaya hidup adalah cara hidup
seseorang yang terlihat melalui aktivitas sehari-hari, minat dan pendapat
seseorang. Seseorang dengan pendapatan yang tinggi dan gaya hidup mewah
tentunya akan menentukan pilihan pada barang dan jasa yang berkualitas. Selain
itu kepribadian dan konsep diri juga mempengaruhi pilihan produk. Konsep diri
adalah bagaimana konsumen mempresepsikan diri mereka sendiri, yang meliputi
sikap, persepsi, keyakinan, dan evaluasi diri. Karena sangat berguna dalam
menganalisis prilaku sonsumen sehingga banyak perusahaan menggunakan konsep
yang berhubungan dengan kepribadian seseorang.
d.Faktor Psikologis
Sikap pembelian psikologis dipengaruhi oleh empat facktor psikologis utama,
yaitu : motivasi, persepsi, pembelajaran dan kepercayaan. Motivasi merupakan
kebutuhan yang mendorong seseorang dalam melakukan sesuatu sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai. Melalui motivasi proses pengamatan dan belajar seseorang
memperoleh kepercayaan terhadap suatu produk yang secara otomatis mempengaruhi
prilaku pembelian konsumen. Para konsumen mengembangkan beberapa kenyakinan
mengenai ciri-ciri dari suatu produk dan selanjutnya akan membentuk suatu sikap
konsumen terhadap produk tersebut.
4.Faktor Pribadi
Menurut Kotler ( 2002 : 204 ) tujuan pemasaran adalah memenuhi dan
memuaskan kebutuhan serta keinginan pelanggan yang menjadi sasaran. Pada bidang
prilaku konsumen ini mempelajari bagaimana individu, kelompok, dan organisasi
memilih, membeli, memakai, dan membuang barang , jasa, gagasan atau pengalaman
dalam rangka memuasakan kebutuhan dan hasrat mereka. Para perusahaan yang
cermat melakukan riset atau Quesioner atas riset atas proses keputusan
pembelian yang ada dalam jenis produk mereka. Ketika membuat keputusan untuk
membeli suatu produk, konsumen melewati tahap-tahap sebagai berikut :
a. Pengenalan Masalah
Proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali sebuah masalah atau
kebutuhan. Pembeli merasakan perbedaan antara keadaan aktualnya dengan keadaan
yang diinginkannya. Kebutuhan umum seseorang seperti lapar, haus, saat mencapai
titik tertentu dapat menjadi sebuah dorongan. Kebutuhan juga dapat ditimbulkan
oleh rangsangan eksternal seperti ketika seseorang melihat iklan mobil dan
ingin membelinya. Dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen, pemasar
dapat menidentifikasi rangsangan yang paling sering membengkitkan minat akan
suatu jenis produk. Pemasar kemudian dapat membangkitkan strategi pemasaran
yang memicu minat konsumen.
b.Pencarian Informasi
Saat seseorang mulai menyadari kebutuhannya, maka pilihan produk dan merk
harus diidentifikasi untuk memenuhi kebutuhanya. Dalam mencari berbagai
alternative pilihan untuk memuaskan kebutuhan, seorang konsumen dipengaruhi
oleh faktor-faktor seperti beberapa banyak biaya waktu, berapa banyak informasi
dari masa alalu dan sumber-sumber lain yang sudah dimiliki oleh konsumen. Yang
menjadi minat utama pemasar adalah sumber-sumber informasi utama yang menjadi
acuan konsumen dan pengaruh relative dari tiap sumber tersebut terhadap kepuasan
pembelian selanjutnya. Sewcara umum konsumen mendapatkan informasi tentang
suatu produk dari sumber komersial yaitu sumber yang didominasi oleh pemasar.
c. Evaluasi Alternatif
Jika samua alternative yang wajar telah diidentifikasikan, konsumen harus
mengevaluasinya satu per satu sebagai persiapan untuk mengadakan pembelian.
Kriteria evaluasi yang dipakai konsumen mencakup pengalaman masa lalu dan sikap
terhadap aneka merk. Konsumen juga mendengarkan tanggapan-tanggapan keluarga
dan kelompok lain. Beberapa konsep dasar akan dapat membantu pemasar dalam
memahami proses evaluasi konsumen. Pertama, konsumen berusaha memenuhi suatu
kebutuhan. Kedua, konsumen mencari manfaat tertentu dari suatu produk. Ketiga,
konsumen memandang setiap produk sebagai sekumpulan atribut dengan kemampuan
yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang dicari untuk memuasakan
kebutuhan.
d.Keputusan Pembelian
Setelah mencari dan mengvaluasi berbagai alternative untuk memenuhi
kebutuhan, konsumen pada titik tertentu harus memutuskan antara membeli atau
tidak membeli, jika keputusan yang diambil adalah membeli, konsumen harus
membuat rangkaian keputusan yang menyangkut merk, harga, tempat penjualan,
warna, dan lain-lain.
e.Prilaku Pasca Pembelian
Saat membeli suatu produk,bagi seorang konsumen akan mengalami tingkat
kepuasan dan ketidakpuasan tertentu. Perasaan konsumen setelah malakukan
pembelian dapat mempengaruhi pembelian ulang dan juga ditambah dengan apa yang
dikatakan oleh konsumen kepada teman atau kerabat tentang produk tersebut.Biasanya
konsumen akan mengalami kecemasan purnabeli,kecemasan ini disebut disonasi
kognitif purnabeli yang terjadi karena setiap alternative yang dihadapi
konsumen memiliki kelebihan dan kekurangan.
5. Produk Indofood
Dari awal yang sederhana sebagai produsen mie instan, Indofood telah
semakin berubah menjadi Pangan Solusi Total perusahaan yang beroperasi di semua
tahapan produksi makanan dari bahan baku produksi dan pengolahan melalui untuk
produk konsumen di rak pengecer. Seorang pemimpin dalam industri di Indonesia,
sebuah sistem distribusi yang luas mendukung posisi produk perusahaan sebagai
nama rumah tangga di setiap bagian negara ini.
Perusahaan mengoperasikan empat Kelompok Usaha Strategis yang saling
melengkapi (Group):
* Produk Konsumen Bermerek (CBP), produsen berbagai makanan kemasan di
bawah sejumlah divisi termasuk Mi Instan, Penyedap Makanan, Makanan Ringan,
Nutrisi & Makanan Khusus dan Biscuit. Dengan akuisisi PT Indolakto
(Indolakto) selama tahun 2008, Divisi Dairy menjadi tambahan terbaru ke grup,
memberikan kehadiran yang kuat di pasar sangat berkembang. Grup CBP didukung
oleh Bahan Makanan dan Divisi Kemasan.
* Bogasari, terutama produsen tepung serta pasta. Kelompok ini didukung oleh unit pengiriman.
* Agribisnis, kegiatan utama berkisar dari penelitian dan pengembangan, pembudidayaan bibit kelapa sawit dan budidaya serta penyulingan, branding dan pemasaran minyak goreng, margarin dan shortening. Selain itu, kelompok ini juga terlibat dalam budidaya dan pengolahan karet, tebu, kakao dan teh.
* Distribusi, memiliki jaringan distribusi yang paling luas di Indonesia. Ini mendistribusikan sebagian besar produk konsumen Perusahaan serta produk pihak ketiga.
* Bogasari, terutama produsen tepung serta pasta. Kelompok ini didukung oleh unit pengiriman.
* Agribisnis, kegiatan utama berkisar dari penelitian dan pengembangan, pembudidayaan bibit kelapa sawit dan budidaya serta penyulingan, branding dan pemasaran minyak goreng, margarin dan shortening. Selain itu, kelompok ini juga terlibat dalam budidaya dan pengolahan karet, tebu, kakao dan teh.
* Distribusi, memiliki jaringan distribusi yang paling luas di Indonesia. Ini mendistribusikan sebagian besar produk konsumen Perusahaan serta produk pihak ketiga.
4 komentar:
nice blog .. thank for sharing ,,,
Salam jumpa persahabatan, waduh ilmiah buanget ya ... pakai metodologi apaan nich .... ?
mantaps gan...trus gue harus Gue bilang WaW gitu...
Theme blognya bagus juga...trus gue harus bilang WAW GITU!!
Posting Komentar