Selasa, 26 Maret 2013

DAMPAK MOBILITAS SOSIAL



Mobilitas sosial adalah suatu gerak perpindahan seseorang atau kelompok anggota masyarakat dari status sosial yang satu ke status sosial yang lainnya dalam suatu struktur sosial pada masyarakat. Mobilitas sosial mempunyai kaitan yang erat dengan stratifikasi sosial atau pelapisan sosial, mengingat mobilitas social merupakan gerak pindah dari suatu lapisan ke lapisan yang lainnya, baik dari bawah ke atas maupun dari atas ke bawah. Dalam hal ini, masyarakat dengan kelas sosial yang bersifat terbuka merupakan masyarakat yang memiliki tingkat mobilitas sosial yang tinggi, sedangkan masyarakat yang berkelas social tertutup memiliki tingkat mobilitas sosial yang rendah. Hal ini mengingat pada masyarakat dengan kelas sosial tertutup sangat sedikit sekali, bahkan tidak memungkinkan terjadinya perpindahan anggota dari satu lapisan ke lapisan yang lain.
Setiap mobilitas sosial akan menimbulkan peluang terjadinya penyesuaian-penyesuaian atau sebaliknya akan menimbulkan konflik. Menurut Horton dan Hunt (1987), ada beberapa konsekuensi negatif dari adanya mobilitas sosial vertikal, antara lain sebagai berikut:
1.        Adanya kecemasan akan terjadi penurunan status bila terjadi mobilitas menurun.
2.        Timbulnya ketegangan dalam mempelajari peran baru dari status jabatan yang meningkat.
3.        Keretakan hubungan antaranggota kelompok primer, yang semula karena seseorang berpindah ke status yang lebih tinggi atau ke status yang lebih rendah.
Pada masyarakat terbuka, mobilitas mungkin banyak menguntungkan karena ada kesempatan bagi seseorang untuk mencapai jenjang status yang lebih tinggi, sedangkan pada masyarakat yang tertutup (sistem kasta) kemungkinan untuk naik ke status yang lebih tinggi tidak bisa (bahkan tidak ada) sehingga kebahagiaan ataupun kekecewaan tidak begitu dirasakan, sebab seseorang yang dilahirkan telah ditentukan statusnya.
Adapun dampak mobilitas sosial bagi masyarakat, baik yang bersifat positif maupun negatif antara lain sebagai berikut :

1.        Dampak Positif
a)       Mendorong Seseorang untuk Lebih Maju
Terbukanya kesempatan untuk pindah dari strata satu ke strata yang lain menimbulkan motivasi yang tinggi pada diri seseorang untuk maju dalam berprestasi agar memperoleh status yang lebih tinggi.
b)       Mempercepat Tingkat Perubahan Sosial Masyarakat ke Arah yang  lebih baik
Dengan mobilitas, masyarakat selalu dinamis bergerak menuju pencapaian tujuan yang diinginkan.
c)        Meningkatkan Integrasi Sosial
Terjadinya mobilitas sosial dalam suatu masyarakat dapat meningkatkan integrasi integrasi sosial. Misalnya seseorang yang melakukan mobilitas sosial vertikal, ia kan menyesuaikan diri dengan gaya hidup, nilai-nilai dan norma-norma yang dianut oleh kelompok orang dengan status sosial yang baru sehingga tercipta integrasi sosial.

2.        Dampak Negatif
a.     Timbulnya Konflik
Apabila pada masyarakat terjadi mobilitas yang kurang harmonis akan timbul benturan-benturan nilai dan kepentingan sehingga kemungkinan timbul konflik.
Konflik yang ditimbulkan oleh mobilitas sosial dapat dibedakan menjadi 3 bagian yaitu sebagai berikut :
1. Konflik Antarkelas
Dalam masyarakat terdapat lapisan-lapisan. Kelompok dalam lapisan tersebut disebut kelas sosial. Apabila terjadi perbedaan kepentingan antarkelas sosial, maka bisa memicu terjadinya konflik antarkelas. Contohnya konflik antara majikan dan buruh dalam suatu perusahaan.
2. Konflik Antarkelompok Sosial
Konflik yang menyangkut antara kelompok satu dengan kelompok lainnya karena benturan nilai dan kepentingan. Konflik ini dapat berupa :
a.        Konflik antara kelompok sosial yang masih tradisional dengan kelompok sosial yang modern. Misalnya, para kusir delman dan penarik becak yang lambat menyesuaikan diri dengan perubahan dapat menyebabkan konflik dengan sopir mobil angkutan umum.
b.        Proses suatu kelompok sosial tertentu terhadap kelompok sosial lain yang memilki wewenang. Misalnya demonstrasi mahasiswa yang menuntut kepada anggota dewan untuk menurunkan harga BBM.
3. Konflik Antargenerasi
Konflik yang terjadi karena adanya benturan nilai dan kepentingan antara generasi yang satu dengan generasi yang lain dalam mempertahankan nilai-nilai lain dengan nilai-nilai baru yang ingin mengadakan perubahan. Contohnya, pergaulan bebas yang banyak dilakukan anak-anak muda dewasa ini sangat bertentangan dengan nilai yang dianut oleh generasi tua.

b.     Berkurangnya Solidaritas Kelompok
Penyesuaian diri dengan nilai-nilai dan norma-norma yang ada dalam kelas sosial yang baru merupakan langkah yang diambil oleh seseorang yang mengalami mobilitas, baik vertikal maupun horizontal. Hal ini dilakukan agar mereka bisa diterima dalam kelas sosial yang baru dan mampu menjalankan fungsi-fungsinya. Keadaan inilah yang menyebabkan orang-orang yang pindah lapisan yang baru akan berkurang solidaritasnya terhadap kelas sosial yang lama. Sebagai contoh, orang kaya mendadak akan bersaha menyesuaikan diri dengan lapisan atas dalam gaya hidupnya agar bisa diterima dan dianggap sebagai bagian dari kelas sosial yang baru sehingga menjadi berkurang rasa kesetiakawanannya dengan kelompokk sosial asal.
c.     Timbulnya Gangguan Psikologis
Mobilitas sosial dapat pula mempengaruhi kondisi psikologis seseorang, antara lain sebagai berikut :
a.     Menimbulkan ketakutan dan kegelisahan pada seseorang yang mengalami mobilitas menurun.
b.     Adanya gangguan psikologis bila seseorang turun dari jabatannya.
c.      Mengalami frustasi atau putus asa dan malu bagi orang-orang yang ingin naik ke lapisan atas, tetapi tidak dapat mencapainya.

d.     Referensi :
                          Soerjono Soekanto. 2007. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.


0 komentar:

Posting Komentar