Kamis, 28 Oktober 2010

PERUBAHAN FISIOLOGI DAN PSIKOLOGI PADA PERSALINAN KALA I

BAB I
PENDAHULUAN


1.1    LATAR BELAKANG
Kala I adalah dimulai sejak terjadi kontraksi uterus yang teratur dan meningkat hingga serviks membuka 10 cm. Fase-fase dalam kala satu persalinan ada 2 yaitu, fase laten dimulai sejak awal berkontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks secara bertahap, berlangsung hingga serviks membuka ± 4 cm dan fase aktif dimulai dari pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan lengkap 10 cm Depkes (2004).
Asuhan yang dapat diberikan bidan kepada ibu adalah memberikan informasi, memberikan dorongan semangat, menyiapkan ruangan untuk persalinan, teman yang mendukung, mobilisasi, makan dan minum selama persalinan, buang air kecil dan besar, kenyamanan, dan kebersihan (Depkes RI, 2000). Kematian dan kesakitan ibu sebenarnya dapat dikurangi atau dicegah dengan berbagai usaha perbaikan dalam bidang pelayanan kesehatan obstetri. Pelayanan kesehatan tersebut dinyatakan sebagai bagian integeral dari pelayanan dasar yang akan terjangkau seluruh masyarakat. Kegagalan dalam penangan kasus kedaruratan obstetri pada umumnya disebabkan oleh kegagalan dalam mengenal resiko kehamilan, keterlambatan rujukan, kurangnya sarana yang memadai untuk perawatan ibu hamil dengan resiko tinggi maupun pengetahuan tenaga medis, paramedis, dan penderita dalam mengenal Kehamilan Resiko Tinggi (KRT) secara dini, masalah dalam pelayanan obstetri, maupun kondisi ekonomi (Syamsul, 2003).
Wanita mungkin mengalami beberapa “tanda palsu”, kebebasan untuk tetap bergerak dan aktif selama kontraksi tidak hanya membantu mengurangi ketidaknyamanan persalinan, tetapi juga memungkinkan ibu untuk mempertahankan kenyamanan persalinan. Keterlibatan pasangan atau semua individu pendukung dalam diskusi membantu memperkuat hubungan yang baik dan meningkatkan kepercayaan diri ibu (Henderson, 2005)
Faktor keterlambatan rujukan ke rumah sakit dan kemampuan dalam memberikan pelayanan gawat darurat juga termasuk mata rantai penyebab tingginya angka kematian ibu di Indonesia. Hanya sekitar 65% dari semua persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terampil, jauh di bawah target nasional sebesar 90%. Di daerah-daerah tertentu masih banyak terdapat persalinan yang ditolong dukun. Pada beberapa kasus, pertolongan persalinan menjadi tak optimal karena terbatasnya pengetahuan dan peralatan kegawatdaruratan yang ada (Nugraha, 2007).

1.2    PERUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang tersebut diatas maka perumusan masalah  pada makalah ini diantaranya:
1.      Apa saja perubahan yang terjadi pada persalinan ?
2.      Bagaimana mekanisme kerja perubahan tersebut ?
3.      Apa dampak yang timbul akibat perubahan tersebut ?


1.3  TUJUAN
1.      Mengetahui perubahan yang terjadi pada ibu bersalin
2.      Mengetahui proses perubahan tersebut
3.      Mengetahui cara memberikan Asuhan Kebidanan






















BAB II
PEMBAHASAN


2.1    PENGERTIAN PERSALINAN
Persalinan merupakan hal yang paling ditunggu-tunggu oleh para ibu hamil, sebuah waktu yang menyenangkan namun di sisi lain merupakan hal yang paling mendebarkan. Persalinan terasa akan menyenangkan karena si kecil yang selama sembilan bulan bersembunyi di dalam perut anda akan muncul terlahir ke dunia. Di sisi lain persalinan juga menjadi mendebarkan khususnya bagi calon ibu baru, dimana terbayang proses persalinan yang menyakitkan, mengeluarkan energi yang begitu banyak, dan sebuah perjuangan yang cukup melelahkan. Ada baiknya para calon ibu mengetahui proses atau tahapan persalinan seperti apa, sehingga para calon ibu dapat mempersiapkan segala halnya guna menghadapi proses persalinan ini.
Persalinan normal yaitu proses pengeluaran buah kehamilan cukup bulan yang mencakup pengeluaran bayi, plasenta dan selaput ketuban, dengan presentasi kepala (posisi belakang kepala), dari rahim ibu melalui jalan lahir (baik jalan lahir lunak maupun kasar), dengan tenaga ibu sendiri (tidak ada intervensi dari luar).
Dalam persalinan terdapat 4 kala persalinan, yaitu:
1.      Kala I  Pembukaan
2.      Kala II Persalinan
3.      Kala III  Pengeluaran Plasenta
4.      Kala IV  Nifas

2.2  SEBAB TERJADINYA PERSALINAN
a. Penurunan fungsi plasenta : kadar progesteron dan estrogen menurun mendadak, nutrisi janin dari plasenta berkurang. (pada diagram, dari Lancet, kok estrogen meningkat)
b. Tekanan pada ganglion servikale dari pleksus Frankenhauser, menjadi stimulasi (pacemaker) bagi kontraksi otot polos uterus.
c. Iskemia otot-otot uterus karena pengaruh hormonal dan beban, semakin merangsang terjadinya kontraksi.
d. Peningkatan beban / stress pada maternal maupun fetal dan peningkatan estrogen mengakibatkan peningkatan aktifitas kortison, prostaglandin, oksitosin, menjadi pencetus rangsangan untuk proses persalinan
Beberapa teori yang dikemukakan sebagai penyebab persalinan ialah :
1)      Penurunan kadar progesteron
Progesterone menimbulkan relaksasi otot-otot rahim, sebaliknya estrogen meninggikan kerenggangan otot rahim. Selama kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar progesterone dan estrogen di dalam darah, tetapi pada akhir kehamilan kadar progesterone menurun sehingga timbul his.
2)      Teori oxytocin
Pada akhir kehamilan kadar oxytocin bertambah oleh karena itu timbul kontraksi otot-otot rahim.
3)      Ketegangan otot-otot
Seperti halnya dengan kandung kencing dan lambung, bila dindingnya terenggang oleh karena isinya.
4)      Pengaruh janin / fetal cortisol
Hypofise dan kelenjar suprarenal janin rupa-rupanya juga memegang peranan, oleh karena itu pada anenchepalus kehamilan sering lebih lama dari biasa.
5)      Teori prostaglandin
Prostaglandin yang dihasilkan oleh desidua, disangka menjadi salah satu penyebab permulaan persalinan. Hasil dari percobaan menunjukkan bahwa prostaglandin F2 atau E2 yang diberikan secara intravena, intra dan ekstra amnial menimbulkan kontraksi myometrium pada setiap umur kehamilan. Hal ini juga disokong dengan adanya kadar prostaglandin yang tinggi baik dalam air ketuban maupun darah perifer pada ibu-ibu hamil sebelum melahirkan atau selama persalinan.
2.3  TANDA DAN GEJALA INPARTU
            Gejala persalinan sebagai berikut :
1.      Kekuatan his makin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi yang semakin pendek.
2.      Dapat terjadi pengeluaran pembawa tanda, yaitu :
• pengeluaran lendir
• lendir bercampur darah
3.      Dapat disertai ketuban pecah.
4.      Pada pemeriksaan dalam, dijumpai perubahan serviks :
• Perlukaan cervix
• Pendataran cervix
• Pembukaan cervix
2.4  PROSES PERSALINAN
Tahap Pembukaan / In partu ( kala I )
1. keluar lendir / darah (bloody show) akibat terlepasnya sumbat mukus (mucous plug) yang selama kehamilan menumpuk di kanalis servikalis, akibat terbukanya vaskular kapiler serviks, dan akibat pergeseran antara selaput ketuban dengan dinding dalam uterus.
2. ostium uteri internum dan eksternum terbuka sehingga serviks menipis dan mendatar.
3. selaput ketuban pecah spontan (beberapa kepustakaan menyebutkan ketuban pecah dini jika terjadi pengeluaran cairan ketuban sebelum pembukaan 5 cm).
Pematangan dan pembukaan serviks (cervical effacement) pada primigravida berbeda dengan pada multipara :
a.       Pada primigravida terjadi penipisan serviks lebih dahulu sebelum terjadi pembukaan – pada multipara serviks telah lunak akibat persalinan sebelumnya, sehingga langsung terjadi proses penipisan dan pembukaan
b.      Pada primigravida, ostium internum membuka lebih dulu daripada ostium eksternum (inspekulo ostium tampak berbentuk seperti lingkaran kecil di tengah) – pada multipara, ostium internum dan eksternum membuka bersamaan (inspekulo ostium tampak berbentuk seperti garis lebar)
c.       Periode kala 1 pada primigravida lebih lama (+ 20 jam) dibandingkan multipara (+14 jam) karena pematangan dan pelunakan serviks pada fase laten pasien primigravida memerlukan waktu lebih lama.

2.5    PERUBAHAN FISIOLOGIS DAN PSIKOLOGIS PADA PERSALINAN KALA I

2.5.1        Perubahan Fisiologis pada Persalinan Kala I
Kehamilan secara umum ditandai dengan aktivitas otot polos miometrium yang relatif tenang yang memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterin sampai dengan kehamilan aterm. Menjelang persalinan, otot polos uterus mulai menunjukkan aktivitas kontraksi secara terkoordinasi, diselingi dengan suatu periode relaksasi, dan mencapai puncaknya menjelang persalinan, serta secara berangsur menghilang pada periode postpartum. Mekanisme regulasi yang mengatur aktivitas kontraksi miometrium selama kehamilan, persalinan dan kelahiran sampai saat ini masih belum jelas benar.
Proses fisiologi kehamilan pada manusia yang menimbulkan inisasi partus dan awitan persalinan belum diketahui secara pasti. Sampai sekarang, pendapat umum yang dapat diterima bahwa keberhasilan kehamilan pada semua spesies mamalia, bergantung pada aktivitas progesteron untuk mempertahankan ketenangan uterus sampai mendekati akhir kehamilan.
Asumsi ini didukung oleh temuan-temuan bahwa pada sebagian besar kehamilan mamalia nonprimata yang diteliti, pelucutan progesteron (progesterone breakthrough) baik yang terjadi secara alami, terinduksi secara bedah atau farmakologis ternyata dapat mendahului inisiasi partus. Pada banyak spesies ini penurunan kadar progesteron di dalam plasma ibu yang kadang-kadang terjadi mendadak ini biasanya dimulai setelah mendekati 95 persen kehamilan. Di samping itu, percobaan dengan pemberian progesteron pada spesies-spesies ini pada akhir masa kehamilan dapat memperlambat awitan persalinan.
Namun, pada kehamilan primata (termasuk manusia), pelucutan progesteron ternyata tidak mendahului awitan partus. Kadar progesteron di dalam plasma perempuan hamil justru meningkat sepanjang kehamilan dan baru menurun setelah kelahiran plasenta, jaringan yang merupakan lokasi sintesis progesteron pada kehamilan manusia.

Fase-fase Persalinan Normal
Beberapa jam terakhir kehamilan ditandai dengan adanya kontraksi uterus yang menyebabkan penipisan, dilatasi serviks, dan mendorong janin keluar melalui jalan lahir. Banyak energi dikeluarkan pada waktu itu. Oleh karena itu, penggunaan istilah in labor (kerja keras) dimaksudkan untuk menggambarkan proses ini. Kontraksi miometrium pada persalinan terasa nyeri sehingga istilah nyeri persalinan digunakan untuk mendeskripsikan proses ini.

Tiga Kala Persalinan
Persalinan aktif dibagi menjadi tiga kala yang berbeda. Kala satu persalinan mulai ketika telah tercapai kontraksi uterus dengan frekuensi, intensitas dan durasi yang cukup untuk menghasilkan pendataran dan dilatasi serviks yang progresif. Kala satu persalinan selesai ketika serviks sudah membuka lengkap (sekitar 10 cm) sehingga memungkinkan kepala janin lewat. Oleh karena itu, kala satu persalinan disebut stadium pendataran dan dilatasi serviks. Kala dua persalinan dimulai ketika dilatasi serviks sudah lengkap, dan berakhir ketika janin sudah lahir. Kala dua persalinan disebut juga sebagai stadium ekspulsi janin. Kala tiga persalinan dimulai segera setelah janin lahir, dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban janin. Kala tiga persalinan disebut juga sebagai stadium permisahan dan ekspulsi plasenta.
Sejumlah perubahan-perubahan fisiologis yang normal akan terjadi selama persalinan, hal ini bertujuan untuk mengetahui perubahan-perubahan yang dapat dilihat secara klinis bertujuan untuk dapat secara tepat dan cepat menginterprestasikan tanda-tanda, gejala tertentu dan penemuan perubahan fisik dan laboratorium apakah normal atau tidak selama persalinan kala I.
a)      Perubahan Tekanan Darah
Tekanan darah meningkat selama kontraksi uterus dengan kenaikan sistolik rata-rata sebesar 10-20mmHg dan kenaikan diastolic rata-rata 5-10mmHg. Diantara kontraksi-kontraksi uterus, tekanan darah akan turun seperti sebelum masuk persalinan dan akan naik lagi bilaterjadi kontraksi. Arti penting dan kejadian ini adalah untuk memastikan tekanan darah yang sesungguhnya, sehingga diperlukan pengukuran diantara kontraksi. Jika seorang ibu dalam keadaan sangat takut atau kawatir, pertimbangkan kemungkinan rasa takutnyalah yang menyebabkan kenaikan tekanan darah. Dalam hal ini perlu dilakukan periksaan lainnya untuk mengesampingkan Preeklamsia, oleh karena itu diperlukan asuhan yang mendukung yang dapat menimbulkan ibu rileks atau santai.
Posisi tidur terlentang selama bersalin akan menyebabkan penekanan uterus terhadap pembuluh drah besar ( Aorta ) yang akan menyebabkan sirkulasi darah baik untuk ibu maupun janin akan terganggu, ibu dapat terjadi hipotensi dan janin dapat asfiksia. Oleh karena itu posisi tidur selama persalinan yang baik adalah menghindari posisi tidur terlentang.
Untuk memastikan tekanan darah yang sesungguhnya maka diperlukan pengukuran tekanan darah diluar kontraksi.
b)     Perubahan Metabolisme
Selama persalinan, baik metabolisme karbohidrat aerobic maupun anaerobic akan naik secara perlahan. Kenaikan ini sebagian besar disebabkan karena oleh kecemasan serta kegiatan otot kerangka tubuh.kegiatan, pernafasan,kardiak output dan kehilangan cairan.
c)      Perubahan suhu badan
Suhu badan akan sedikit meningkat selama persalinan,suhu mencapai tertinggi selama persalinan dan segera setelah kelahiran.kenaikan suhu dianggap normal asal tidak melebihi 0,5-1C suhu badan yang naik sedikit merupakan keadaan yang wajar ,namu bilakeadaan ini berlangsung lama ,kenaikan suhu ini mengindikasikan adanya dehidrasi .parameter lainnya harus dilakukan antara lain selaput ketuban sudah pecah atau belum ,karena hal ini bisamerupakan tanda infeksi .

d)     Denyut jantung                                                                    
Perubahan yang mencolok selama kons traksi dengan kenaikan deyut jantung ,penurunan selama acme sampai satu angka yang lebih rendah dan angka antara kontraksi .penurunan yang menyolok selama acme kontraksi uterus tidak terjadi jika ibu berada dalam posisi miring bukan posisi trlentang .denyut jantung diantara kontraksi sedikit lebih tinggi disbanding  selama periode persalinan atau sebelum masuk persalinan. Hal ini mencerminkan kenaikan dalam metabolisme yang terjadi selama persalinan. Denyut jantung yang sedikit naik merupakan keadaan yang normal, meskipun normal perlu di control secara periode untuk mengidentifikasi adanya infeksi

e)      Pernafasan
Pernafasan terjadi kenaikan sedikit dibanding dengan sebelum persalinan, kenaikan pernapasan ini dapat disebabkan karena adanya nyeri, kekuatiran, serta penggunaan tehnik pernapasan yang tidak benar.  Untuk itu diperlukan tindakan untung mengendalikan pernafasan (untuk menghindari hiperventilasi) yang ditandai oleh adanya perasaan pusing.
f)       Perubahan Renal
Poly uri sering terjadi selama persalinan, hal ini di sebabkan oleh kardiak output yang meningkat, serta disebabkan karena filtrasi glomerulus serta aliran plasma ke renal. Polyuri tidak begitu kelihatan dalam posisi terlentang, yang mempunyai efek mengurangi aliran urin selama kehamilan. Kandung kencing harus sering di control (setiap 2 jam) yang bertujuan agar tidak menghambat penurunan bagian rendah janin & trauma pada kandung kemih serta menghindari retensi urin setelah melahirkan. Protein dalam urin (+1) selama persalinan merupakan hal yang wajar, tetepi proteinuri (+2) merupakan hal yang tidak wajar, keadaan ini lebih sering pada ibu primapara, anemia, persalinan lama atau pada kasus pre-eklamsia.
g)      Perubahan Gastro Intestinal
Kemampuan pergerakan gastric serta penyerapan makanan padat berkurang akan menyebabkan pencernaan hamper berhenti selama persalinan dan menyebabkan konstipasi. Lambung yang penuh dapat menimbulkan ketidak nyamanan, oleh karena itu ibu dianjurkan tidak makan terlalu banyak dan minum berlebihan, tetapi makan dan minum semaunya untuk mempertahankan energi dan hidrasi.
h)     Perubahan Hematologis.
Hematologis akan meningkat  1,2 gr / 100 ml selama persalinan dan kembali ketingkat pra persalinan pada hari pertama setelah persalinan apabila tidak terjadi kehilangan darah selama persalinan, waktu koagulasi berkurang akan mendapat tambahan plasma selama persalinan. Jumlah sel-sel darah putih meningkan secara progressif selama kala 1 persalinan sebesar 5000 s/d 15000 WBC sampai dengan akhir pembukaan lengkap, hal ini tidak berindikasi adanya infeksi. Setelah itu turun lagi kembali keadaan semula gula darah akan turun selama persalinan dan akan turun secara mencolok pada persalinan yang mengalami penyulit atau persalinan lama, hal ini di sebabkan karena kegiatan uterus dan otot-otot kerangka tubuh. Penggunaan uji laboratorium untuk penapisan ibu yang menderita diabetes militus akan memberi hasil yang tidak tepat dan tidak dapat diandalkan.
i)        Perubahan Uterus
Ø  Kontraksi Uterus
Selama persalinan, uterus berubah bentuk menjadi dua bagian yang berbeda. Segmen atas yang berkontraksi secara aktif menjadi lebih tebal ketika persalinan berlangsung. Bagian bawah relatif pasif dibanding dengan segmen atas, dan bagian ini berkembang menjadi jalan lahir yang berdinding jauh lebih tipis. Segmen bawah uterus analog dengan ismus uterus yang melebar dan menipis pada perempuan yang tidak hamin. Segmen bawah secara bertahap terbentuk ketika kehamilan bertambah tua dan kemudian menipis sekali pada saat persalinan. Dengan palpasi abdomen kedua segmen dapat dibedakan ketika terjadi kontraksi, sekali pun selaput ketuban belum pecah. Segmen atas uterus cukup kencang atau keras, sedangkan konsistensi segmen bawah uterus jauh kurang kencang. Segmen atas uterus merupakan bagian uterus yang berkontraksi secara aktif, segmen bawah adalah bagian yang diregangkan, normalnya jauh lebih pasif.
Seandainya seluruh dinding otot uterus, termasuk segmen bawah uterus dan serviks, berkontraksi secara bersamaan dan dengan intensitas yang sama, maka gaya dorong persalinan akan jelas menurun. Di sinilah letak pentingnya pembagian uterus menjadi segmen atas yang aktif berkontraksi dan segmen bawah yang lebih pasif yang berbeda bukan hanya secara anatomik melainkan juga secara fisiologik. Segmen atas berkontraksi, mengalami retraksi dan mendorong janin keluar, sebagai respons terhadap gaya dorong kontraksi segmen atas, sedangkan segmen bawah uterus dan serviks akan semakin lunak berdilatasi dan dengan cara demikian membentuk suatu saluran muskalar dan fibromuskular yang menipis sehingga janin dapat menonjol keluar.
Miometrium pada segmen atas uterus tidak berelaksasi sampai kembali ke panjang aslinya setelah kontraksi, tetapi menjadi relatif menetap pada panjang yang lebih pendek. Namun, tegangannya tetap sama seperti sebelum kontraksi. Bagian atas uterus, atau segmen aktif, berkontraksi ke bawah meski pada saat isinya berkurang, sehingga tegangan miometrium tetap konstan. Efek akhirnya adalah mengencangkan yang kendur, dengan mempertahankan otot uterus tetap menempel erat pada isi uterus. Sebagai konsekuensi retraksi, setiap kontraksi yang berikutnya mulai di tempat yang ditinggalkan oleh kontraksi sebelumnya, sehingga bagian atas rongga uterus menjadi sedikit lebih kecil pada setiap kontraksi berikutnya. Karena pemendekan serat otot yang terus-menerus pada setiap kontraksi, segmen atas uterus yang aktif menjadi semakin menebal di sepanjang kala pertama dan kedua persalinan dan menjadi tebal sekali tepat setelah perlahiran janin.
Fenomena retraksi segmen atas uterus bergantung pada berkurangnya volume isi uterus terutama pada awal persalinan ketika seluruh uterus benar-benar merupakan sebuah kantong tertutup dengan hanya sebuah lubang kecil pada ostium serviks. Ini memungkinkan semakin banyak isi intrauterin mengisi segmen bawah, dan segmen atas hanya beretraksi sejauh mengembangnya segmen bawah dan dilatasi serviks.
Relaksasi segmen bawah uterus bukan merupakan relaksasi sempurna, tetapi lebih merupakan lawan retraksi. Serabut-serabut segmen bawah menjadi teregang pada setiap kontraksi segmen atas, dan sesudahnya tidak kembali ke panjang sebelumnya tetapi relatif tetap mempertahankan panjangnya yang lebih panjang, namun tegangan pada dasarnya tetap sama seperti sebelumnya. Otot-otot masih menunjukkan tonus, masih menahan regangan, dan masih berkontraksi sedikit pada saat ada rangsangan. Ketika persalinan maju, pemanjangan berturut-turut serabut otot di segmen bawah uterus diikuti dengan pemendekan, normalnya hanya beberapa milimeter pada bagian yang paling tipis. Sebagai akibat menipisnya segmen bawah uterus dan bersamaan dengan menebalnya segmen atas, batas antara keduanya ditandai oleh suatu lingkaran pada permukaan dalam uterus, yang disebut sebagai cincin retraksi fisiologik. Jika permendekan segmen bawah uterus terlalu tipis, seperti pada partus macet, cincin ini sangat menonjol, sehingga membentuk cincin retraksi patologik. Ini merupakan kondisi abnormal yang juga disebut sebagai cincin Bandl. Adanya suatu gradien aktivitas fisiologik yang semakin mengecil dari fundus sampai serviks dapat diketahui dari pengukuran bagian atas dan bawah uterus pada persalinan normal.

Ø  Perubahan Bentuk Uterus
Setiap kontraksi menghasilkan pemanjangan uterus berbentuk ovoid disertai pengurangan diameter horisontal. Dengan perubahan bentuk ini, ada efek-efek penting pada proses persalinan. Pertama, pengurangan diameter horisontal menimbulkan pelurusan kolumna vertebralis janin, dengan menekankan kutub atasnya rapat-rapat terhadap fundus uteri, sementara kutub bawah didorong lebih jauh ke bawah dan menuju ke panggul. Pemanjangan janin berbentuk ovoid yang ditimbulkannya diperkirakan telah mencapai antara 5 sampai 10 cm; tekanan yang diberikan dengan cara ini dikenal senagai tekanan sumbu janin. Kedua, dengan memanjangnya uterus, serabut longitudinal ditarik tegang dan karena segmen bawah dan serviks merupakan satu-satunya bagian uterus yang fleksibel, bagian ini ditarik ke atas pada kutub bawah janin. Efek ini merupakan faktor yang penting untuk dilatasi serviks pada otot-otot segmen bawah dan serviks.

Ø  Pembentukan sekmen atas rahim dan segmen bawah rahim
Segmen atas rahim(SAR) terbentuk pada uterus bagian atas dengan sifat otok yang lebih tebal dan kontraktif. Pada baghian ini terdapat banyak otot serong dan memanjang. SAR terbentuk dari fundus ishmus uteri.
Segmen bawah rahim (SBR) terbentang diuteruas bagian bawah atas ishmus dengan serviks, dengan sifat otot yang tipis dan elastis, pada bagian ini banyak bagian otot yang melingkar dan memanjang.
Ø  Perkembangan retaksirin
Retaksirin adalah batas pinggir antara SAR dan SBR dalamkeadaan persalinan normal tidak tampak dan akan kelihatan pada persalinan abnormal, karena kontraksi uterus yang berlebihan, retraksiring akan tampak sebagai garis atau batas yang menonjol diatas simpisis yang merupakan tanda dan ancaman ruptur uterus.
Ø  Penarikan serviks
Pada ahir kehamilan otot yang mengelilingi ostium ute3ri internum (OUI) ditarik oleh SAR yanh menyebabkan serviks menjadi pendek dan menjadi bagian dari SBR. Bentuk seviks menghilang karena kanalis servikalis membesar dan atas membentuk ostium uteri eksterna(OUE) sebagai ujung dan bemntuk yang sempit.

j)       Perubahan-perubahan pada Serviks
Tenaga yang efektif pada kala satu persalinan adalah kontraksi uterus, yang selanjutnya akan menghasilkan tekanan hidrostatik ke seluruh selaput ketuban terhadap serviks dan segmen bawah uterus. Bila selaput ketuban sudah pecah, bagian terbawah janin dipaksa langsung mendesak serviks dan segmen bawah uterus. Sebagai akibat kegiatan daya dorong ini, terjadi dua perubahan mendasar – pendataran dan dilatasi – pada serviks yang sudah melunak. Untuk lewatnya rata-rata kepala janin aterm melalui serviks, saluran serviks harus dilebarkan sampai berdiameter sekitar 10 cm, pada saat ini serviks dikatakan telah membuka lengkap. Mungkin tidak terdapat penurunan janin selama pendataran serviks, tetapi paling sering bagian terbawah janin mulai turun sedikit ketika sampai pada kala dua persalinan, penurunan bagian terbawah janin terjadi secara khas agak lambat pada nulipara. Namun, pada multipara, khususnya pada paritasnya tinggi, penurunan bisa berlangsung san

Ø  Pendataran Serviks
Obliterasi atau pendataran serviks adalah pemendekan saluran serviks dari panjang sekitar 2 cm menjadi hanya berupa muara melingkar dengan tepi hampir setipis kertas. Proses ini disebut sebagai pendataran (effacement) dan terjadi dari atas ke bawah. Serabut-serabut otot setinggi os serviks internum ditarik ke atas, atau dipendekkan, menuju segmen bawah uterus, sementara kondisi os eksternum untuk sementara tetap tidak berubah. Pinggiran os internum ditarik ke atas beberapa sentimeter sampai menjadi bagian (baik secara anatomik maupun fungsional) dari segmen bawah uterus. Pemendekan dapat dibandingkan dengan suatu proses pembentukan terowongan yang mengubah seluruh panjang sebuah tabung yang sempit menjadi corong yang sangat tumpul dan mengembang dengan lubang keluar melingkar kecil. Sebagai hasil dari aktivitas miometrium yang meningkat sepanjang persiapan uterus untuk persalinan, pendaratan sempurna pada serviks yang lunak kadangkala telah selesai sebelum persalinan aktif mulai. Pendataran menyebabkan ekspulsi sumbat mukus ketika saluran serviks memendek.

Ø  Dilatasi Serviks
Jika dibandingkan dengan korpus uteri, segmen bawah uterus dan serviks merupakan daerah yang resistensinya lebih kecil. Oleh karena itu, selama terjadi kontraksi, struktur-struktur ini mengalami peregangan, yang dalam prosesnya serviks mengalami tarikan sentrifugal. Ketika kontraksi uterus menimbulkan tekanan pada selaput ketuban, tekanan hidrostatik kantong amnion akan melabarkan saluran serviks. Bila selaput ketuban sudah pecah, tekanan pada bagian terbawah janin terhadap serviks dan segmen bawah uterus juga sama efektifnya. Selaput ketuban yang pecah dini tidak mengurangi dilatasi serviks selama bagian terbawah janin berada pada posisi meneruskan tekanan terhadap serviks dan segmen bawah uterus. Proses pendataran dan dilatasi serviks ini menyebabkan pembentukan kantong cairan amnion di depan kepala, yang akan diuraikan secara rinci kemudian.
Friedman, dalam risalahnya tentang persalinan menyatakan bahwa “ciri-ciri klinis kontraksi uterus yaitu frekuensi, intensitas dan durasi, tidak dapat diandalkan sebagai ukuran kemajuan persalinan dan sebagai indeks normalitas persalinan. Selain dilatasi serviks dan turunnya janin, tidak ada ciri klinis pada ibu melahirkan yang tampaknya bermanfaat untuk menilai kemajuan persalinan”. Pola dilatasi serviks yang terjadi selama berlangsungnya persalinan normal mempunyai bentuk kurva sigmoid. Dua fase dilatasi serviks adalah fase laten dan fase aktif. Fase aktif dibagi lagi menjadi fase akselerasi, fase lereng maksimum dan fase deselerasi. Lamanya fase laren lebih bervariasi dan rentan terhadap perubahan oleh faktor-faktor luar dan oleh sedasi (pemanjangan fase laten). Lamanya fase laten kecil hubungannya dengan perjalanan proses persalinan berikutnya, sementara ciri-ciri fase akselerasi biasanya mempunyau nilai prediktif yang lebih besar terhadap hasil akhir persalinan tersebut. Friedman menganggap fase landai maksimum sebagai “alat ukur yang baguis terhadap efisiensi mesin ini secara keseluruhan”, sedangkan sifat fase deselerasi lebih mencerminkan hubungan-hubungan fetopelvik. Lengkapnya dilatasi serviks pada fase aktif persalinan dihasilkan oleh retraksi serviks di sekeliling bagian terbawah janin. Setelah dilatasi serviks lengkap, kala dua persalinan mulai, sedudah itu hanya progresivitas turunnya bagian terbawah janin merupakan satu-satunya alat ukur yang tersedia untuk menilai kemajuan persalinan.

Ø  Pembentukan osteumuteri interna danosteumuteri eksterna.
Pembentuka serviks disebabkan oleh karena pembesaran OUE karena otot yang melingkar disekitar ostium meregang untuk dilewati kepala. Pembukaan uteri tidak saja kerena penarikan SAR akan tetapi juga karena tekanan isi uetus yaitu kepala dan kantung amnion. Pada primigravida dimulai dari ostium ueri internum terbuka lebih dahulu baru ostium eksterna membuka pada saat persalinan terjadi . sedangkan pada multigrafida ostuium uteri internum dan eksernum membuka secara bersama-sama pada saat persalinan terjadi.
k)     Show
Show adalah pengeluaran dari vagina yang terdiri dan sedikit lendir yang bercampur darah,lendir ini berasal dan ekstruksi lendir yang menyumbat kanalis servikalis sepajang kehamilan,sedangkan darah berasal dan desiduavera yang lepas.
l)        Tonjolan kantong ketuban
Tonjolan kantong ketuban ini di sebabkan oleh adanya regangan SBR yang menyebabkan terlepasnya selaput korion yang menempel pada uterus,dengan adanya tekanan maka akan terlihat kontong yang berisi cairan yang menonjol ke ostium uteri.internum yang terbuka.cairan ini terbagi dua yaitu forewater dan hindwoter yang berfungsi untuk melindungi selapu amnion agar tidak terlepas seluruhnya. Tekanan yang di arahkan ke cairan sama dengan tekanan ke uterus sehingga akan timbul genersi fluod presur.bila selaput ketuban pecah maka cairan tersebu akan keluar, sehingga plasenta akan tertekan dan menyebabkan fungsi plasenta terganggu.hal ini akan menyebabkanfetus kekurangan oksigen.
m)   Pemecahan kantong katuban
Pada akhir kala satu bila pembukaan sudah lengkap dan tidak ada tahanan lagi,ditambah dengan kontraksi yang kuat serta desakan janin yang menyeba Pecah ketuban secara spontan paling sering terjadi sewaktu-waktu pada persalinan aktif. Pecah ketuban secara khas tampak jelas sebagai semburan cairan yang normalnya jernih atau sedikit keruh, hampir tidak berwarna dengan jumlah yang bervariasi. Selaput ketuban yang masih utuh sampai bayi lahir lebih jarang ditemukan. Jika kebetulan selaput ketuban masih utuh sampai pelahiran selesai, janin yang lahir dibungkus oleh selaput ketuban ini dan bagian yang membungkus kepala bayi yang baru lahir kadangkala disebut sebagai caul. Pecah ketuban sebelum persalinan mulai pada tahapan kehamilan mana pun disebut sebagai ketuban pecah.

n)     Perubahan pada Vagina dan Dasar Panggul
Jalan lahir disokong dan secara fungsional ditutup oleh sejumlah lapisan jaringan yang bersama-sama membentuk dasar panggul. Struktur yang paling penting adalah m. levator ani dan fasia yang membungkus permukaan atas dan bawahnya, yang demi praktisnya dapat dianggap sebagai dasar panggul. Kelompok otot ini menutup ujung bawah rongga panggul sebagai sebuah diafragma sehingga memperlihatkan permukaan atas yang cekung dan bagian bawah yang cembung. Di sisi lain m. levator ani terdiri atas bagian pubokoksogeus dan iliokoksigeus. Bagian posterior dan lateral dasar panggul, yang tidak diisi oleh m. levator ani diisi oleh m. piriformis dan m. koksigeus pada sisi lain.
Ketebalan m. levator ani bervariasi dari 3 sampai 5 mm meskipun tepi-tepinya yang melingkari rektum dan vagina agak tebal. Selama kehamilan, m levator ini biasanya mengalami hipertrofi. Pada pemeriksaan pervaginam tepi dalam otot ini dapat diraba sebagai tali tebal yang membentang ke belakang dari pubis dan melingkari vagina sekitar 2 cm di atas himen. Sewaktu kontraksi, m levator ani menarik rektum dan vagina ke atas sesuai arah simfisis pubis sehingga bekerja menutup vagina. Otot-otot perineum yang lebih superfisial terlalu halus untuk berfungsi lebih dari sekedar sebagai penyokong.
Pada kala satu persalinan selaput ketuban dan bagian terbawah janin memainkan peran penting untuk membuka bagian atas vagina. Namun, setelah ketuban pecah, perubahan-perubahan dasar panggul seluruhnya dihasilkan oleh tekanan yang diberikan oleh bagian terbawah janin. Perubahan yang paling nyata terdiri atas peregangan serabut-serabut m. levatores ani dan penipisan bagian tengah perineum, yang berubah bentuk dari massa jaringan berbentuk baji setebal 5 cm menjadi (kalau tidak dilakukan episiotomi) struktur membran tipis yang hampir transparan dengan tebal kurang dari 1 cm. Ketika perineum teregang maksimal, anus menjadi jelas membuka dan terlihat sebagai lubang berdiameter 2 sampai 3 cm dan di sini dinding anterior rektum menonjol. Jumlah dan besar pembuluh darah yang luar biasa yang memelihara vagina dan dasar panggul menyebabkan kehilangan darah yang amat besar kalau jaringan ini robek.
o)      Gaya-gaya Tambahan pada Persalinan
Setelah serviks berdilatasi penuh, gaya yang paling penting pada proses ekspulsi janin adalah gaya yang dihasilkan oleh tekanan intraabdominal ibu yang meninggi. Gaya ini terbentuk oleh kontraksi otot-otot abdomen secara bersamaan melalui upaya pernapasan paksa dengan glotis tertutup. Gaya ini disebut mengejan. Sifat gaya yang ditimbulkan sama dengan gaya yang terjadi pada defekasi, tetapi intensitasnya biasanyajauh lebih besar. Pentingnya tekanan intraabdominal pada ekspulsi janin paling jelas terlihat pada persalinan penderita paraplegi. Perempuan seperti ini tidak menderita nyeri, meskipunuterus mungkin berkontraksi kuat sekali. Dilatasi serviks yang sebagian berlangsung secara normal, tetapi ekspulsi bayi dapat terlaksana dengan lebih mudah kalau ibu diminta mengejan dan dapat melakukan perintah tersebutselama terjadi kontraksi uterus.
Meskipun tekanan intraabdominal yang tinggi diperlukan untuk menyelesaikan persalinan spontan, tenaga ini akan sia-sia sampai serviks sudah membuka lengkap. Secara spesifik, tekanan ini merupakan bantuan tambahan yang diperlukan oleh kontraksi-kontraksi uterus pada kala dua persalinan, tetapi mengejan hanya membantu sedikit pada kala satu selain menimbulkan kelelahan belaka. Tekanan intraabdominal mungkin juga penting pada kala tiga persalinan, terutama bila ibu yang melahirkan tidak diawasi. Setelah plasenta lepas, ekspulsi spontan plasenta dapat dibantu oleh tekanan intraabdominal ibu yang meningkat.

p)     Pola Penurunan Janin
Pada banyak nulipara, masuknya bagian kepala janin ke pintu atas panggul telah tercapai sebelum persalinan mulai, dan penurunan janin lebih jauh tidak akan terjadi sampai awal persalinan. Sementara itu pada multipara masuknya kepala janin ke pintu atas panggul mula-mula tidak begitu sempurna, penurunan lebih jauh akan terjadi pada kala satu persalinan. Dalam pola penurunan pada persalinan normal, terbentuknya kurva hiperbolik yang khas ketika station kepala janin diplot pada suatu fungsi durasi persalinan. Dalam pola penurunan aktif biasanya terjadi setelah dilatasi serviks sudah maju untuk beberapa lama. Pada nulipara, kecepatan turun biasanya bertambah cepat selama fase lereng maksimum dilatasi serviks. Pada waktu ini kecepatan turun bertambah sampai maksimum dan laju penurunan maksimal ini dipertahankan sampai bagian terbawah janin mencapai dasar perineum.

q)     Perubahan Ligamentum Rotundum
Ligamentum rotundum mengandung otot–otot polos dan kalau uterus berkontraksi, otot–otot ligamentum rotundum ikut berkontraksi hingga ligamentum rotundum menjadi pendek.
Faal ligamentum rotundum dalam persalinan
a.       Fundus uteri pada saat kehamilan bersandar pada tulang belakang, ketika persalinan berlangsung berpindah kedepan mendesak dinding perut bagian depan kedepan pada setiap kontraksi. Perubahan ini menjadikan sumbu rahim searah dengan sumbu jalan lahir.
b.      Fundus uteri tertambat karena adanya kontraksi ligamentum rotundum pada saat kontraksi uterus, hal ini menyebabkan fundus tidak dapat naik keatas. Bila pada waktu kontraksi fundus naik keatas maka kontraksi itu tidak dapat mendorong anak kebawah.


 










2.5.2        Perubahan Psikologi Pada Persalinan Kala I
              Pada ibu hamil banyak terjadi perubahan , baik fisik maupun psikologis. Begitu jaga pada ibu bersalin, perubahan psikologis pada ibu bersalin wajar terjadi pada setiap orang namun ia perlu memerlukan bimbingan dari keluarga dan penolong persalinan agar ia dapat menerima keadaan yang terjadi selama persalinan dan dapat memahaminya sehingga ia dapat beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi pada dirinya. Perubahan psikologis selama persalinan perlu diketahui oleh penolong persalinan dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendamping atau penolong persalinan.
       Perubahan psikologis pada kala satu
              Beberapa keadaan dapat terjdi pada ibu dalam persalinan,trauma bagi ibu yang pertama kali melahirkan, perubahan-perubahan yang di maksud adalah:
a.       Perasaan tidak enak.
b.      Takut dan raguu-ragu akan persalinan yang di hadapi.
c.       Ibu dalam menghadapi persalinan sering memikirkan antara lain apakah poersalinan berjalan normal.
d.      Menganggap persalinan sebagai cobaan.
e.       Apakah penolong persalinan dapatsabar dan bijaksana dalam menolongnya.
f.       Apakah bayi normal apa tidak.
g.      Apakah ia sanggup merawat bayinya.
h.      Ibu cemas.

2.5.3  MANAJEMEN KALA I
1)      Penggunaan Partograf
           
Partograf merupakan alat untuk mencatat informasi berdasarkan observasi, anamnesa dan pemeriksaan fisik ibu dalam persalinan dan sangat penting khususnya untuk membuat keputusan klinis selama kala I persalinan.
Kegunaan utama dari partograf adalah :
1. Mengamati dan mencatat informasi kemajuan persalinan dengan memeriksa dilatasi serviks saat pemeriksaan dalam
2. Menentukan apakah persalinan berjalan normal dan mendeteksi dini persalinan lama sehingga bidan dapat membuat deteksi dini mengenai kemungkinan persalinan lama
            Bagian-bagian dari partograf :
Partograf berisi ruang untuk pencatatan hasil pemeriksaan yang dilakukan selama kala I persalinan termasuk :
1. Kemajuan persalinan
a) Pembukaan serviks
b) Penurunan kepala janin
c) Kontraksi Uterus
2. Keadaan Janin
a) Djj
b) Warna dan jumlah air ketuban
c) Molase tulang kepala janin
3. Keadaan Ibu
a) Nadi, tekanan darah, suhu
b) Urin : volume dan protein
c) Obat-obatan dan cairan IV

2)      Pengurangan Rasa Sakit (pain relief)
1) berdasarkan hasil penelitian, pemberian dukungan fisik, emosional dan psikologis selama persalinan akan dapat membantu mempercepat proses persalinan dan membantu ibu memperoleh kepuasan dalam melalui proses persalinan normal.
2) metode mengurangi rasa nyeri yang dilakukan secara terus menerus dalam bentuk dukungan harus dipilih yang bersifat sederhana, biaya rendah, resiko renedah, membantu kemajuan persalinan, hasil kelahiran bertambah baik dan bersifat sayang ibu.
            Menurut Varney, pendekatan untuk mengurangi rasa sakit dapat dilakukan dengan cara:
1) menghadirkan seseorang yang dapat memberikan dukungan selama persalinan (suami, orang tua)
2) pengaturan posisi :duduk atau setengah duduk, posisi merangkak, berjongkok atau berdiri, berbaring miring ke kiri
3) relaksasi dan pernafasan
4) istirahat dan privasi
5) penjelasan mengenai proses/kemajuan/prosedur yang akan dilakukan
6) sentuhan
            beberapa teknik dukungan untuk mengurangi rasa sakit
1) kehadiran seorang pendamping yang terus menerus, sentuhan yang nyaman, dan dorongan dari orang yang memberikan support
2) perubahan posisi dan pergerakan
3) sentuhan dan massase
4) counterpressure untuk mengurangi tegangan pada ligament
5) pijatan ganda pada pinggul
6) penekanan pada lutut
7) kompres hangat dan kompres dingin
8) berendam
9) pengeluaran suara
10) visualisasi dan pemusatan perhatian (dengan berdoa)
11) musik yang lembut dan menyenangkan ibu

3)      Persiapan Persalinan
1) Persiapan bagi ibu
            a) Bersihkan daerah genitalia eksterna
            b) Kosongkan rectum dan kandung kemih
            c) Pakaian diganti dengan yang longgar
2) Persiapan alat
            a) Beberapa pasang sarung tangan steril
            b) Gunting tali pusat
            c) Beberapa klem tali pusat dan klem lainnya
            d) Benang atau plastik klem untuk tali pusat
            e) Alat pengisap lendir bayi
            f) Iodin
            g) Alat-alat untuk penjahit luka
            h) Obat-obatan dan jarum suntiknya
            i) Kain kasa steril dan sebagainya
           
Dalam kala I pekerjaan penolong persalinan adalah mengawasi wanita in partu sebaik-baiknya dan melihat, apakah semua persiapan persalinan sudah dilakukan. Member obat atau melakukan tindakan hanya apabila ada indikasi untuk ibu maupun anak
            Pada seorang primigravida aterm umumnya kepala janin sudah masuk PAP pada kehamilan 36 minggu, sedangkan pada multigravida baru pada kehamilan 38 minggu. Pada kala I, apabila kepala janin telah masuk sebagian ke dalam PAP serta ketuban belum pecah, tidak ada keberatan wanita tersebut duduk atau berjalan-jalan di sekitar kamar bersalin. Tetapi umumnya wanita tersebut lebih suka berbaring karena sakit ketika ada his. Berbaring sebaiknya ke sisi, tempat punggung janin berada. Cara ini mempermudah turunnya kepala dan putaran paksi dalam. Apabila kepala janin belum turun ke dalam pintu atas panggul, sebaiknya wanita tersebut berbaring terlentang, karena bila ketuban pecah, mungkin terjadi komplikasi-komplikasi, seperti prolaps tali pusat, prolaps tangan, dan sebagainya. Apabila his sudah sering dan ketuban sudah pecah, wanita tersebut harus berbaring.
Pemeriksaan luar untuk menentukan letak janin dan turunnya kepala hendaknya dilakukan untuk memeriksa kemajuan partus, di samping dapat dilakukan pula pemeriksaan rectal atau per vaginam. Hasil pemeriksaan per vaginam harus menyokong dan lebih merinci apa yang dihasilkan oleh pemeriksaan luar. (Wiknjosastro, 2005 : 192)
Pemeriksaan dalam diperlukan untuk menilai :
1) Vagina, terutama dindingnya, apakah ada bagian yang menyempit
2) Keadaan serta pembukaan serviks
3) Kapasitas panggul
4) Ada atau tidaknya penghalang (tumor) pada jalan lahir
5) Sifat fluor albus dan apakah ada alat yang sakit umpamanya bartholinitis dll
6) Pecah tidaknya ketuban
7) Presentasi kepala janin
8) Turunnya kepala dalam ruang panggul
9) Penilaian besarnya kepala terhadap panggul

4)      Pemenuhan kebutuhan fisik dan psikologis ibu dan keluarga
  1. mengatur posisi
Anjurkan ibu untuk mengatur posisi yang nyaman selama persalinan, anjurkan suami atau pendamping untuk membantu ibu mengatur posisi. ibu boleh berjalan, berdiri atau jongkok (membantu proses turunnya bagian terendah janin). berbaring miring (memberi rasa santai, memberi oksigenisasi yang baik ke janin, mencegah laserasi) atau merangkak(mempercepat rotasi kepala janin, peregangan minimal pada perineum, baik pada ibu yang mengeluh sakit punggung). posisi terlentang kurang dianjurkan karena dapat menyebabkan menurunnya sirkulasi darah dari ibu ke plasenta berdampak pada terjadinya hipoksia janin.
  1. pemberian cairan dan nutrisi
berikan ibu asupan makanan ringan dan minum aior sesering mungkin agar tidak terjadi dehidrasi. dehidrasi dapat memperlambat kontraksi/ kontraksi menjadi kurang efektik
  1. eliminasi
Buang Air Kecil (BAK)
anjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya secara rutin setiap 2 jam sekali atau lebih sering atau jika kandung kemih penuh. anjurkan ibu untuk berkemih di kamar mandi, jangan dilakukan kateterisasi kecuali ibu tidak dapat berkemih secara normal. tindakan kateterisasi dapat menimbulkan rasa sakit dan menimbulkan resiko infeksi serta perlukaan pada kandung kemih.
kandung kemih yang penuh dapat menyebabkan:
a. memperlambat turunnya bagian terendah janin
b. menimbulkan rasa tidak nyaman
c. meningkatkan resiko perdarahan pasca persalinan akibat atonia uteri
d. mengganggu penatalaksanaan distosia bahu
e. meningkatkan resiko infeksi saluran kemih pascapersalinan
Buang Air Besar (BAB)
            anjurkan ibu untuk BAB jika perlu. jika ibu ingin merasakan BAB saat fase aktif harus dipastikan apakah yang dirasakan ibu bukan disebabkan oleh tekanan pada rektum, jika ibu belum siap melahirkan diperbolehkan BAB di kamar mandi
            tindakan klisma tidak dianjurkan dilakukan secara rutin karena dapat meningkatkan jumlah feses yang keluar pada kala II dan dapat meningkatkan resiko infeksi.
Mencegah Infeksi
            menjaga lingkungan yang bersih sangat penting untuk mewujudkan kelahiran yang bersih dan aman bagi ibu dan bayi. kepatuhan dalam menjalankan praktek2 pencegahan infeksi yang baik juga akan melindungi penolong dan keluarga dari resiko infeksi
            anjurkan ibu untuk mandi dan mengenakan pakaian yang bersih sebelum persalinan. anjurkan pada keluarga untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan kontak dengan ibu atau bayi baru lahir(BBL)
gunakan alat2 steril atau desinfeksi tingkat tinggi (DTT) dan sarung tangan pada saat diperlukan dalam melakukan pertolongan persalinan.

5)      Tanda bahaya kala I
            1) Bandle ring
            2) Peningkatan tekanan darah 10-20 mmHg atau > 15 mmHg
            3) Primi >8 jam
            4) Multi >6 jam
            5) Primi Ø 1 cm lebih dari 1 jam
            6) Multi Ø 1 cm lebih dari 30 menit

2.6    MEKANISME PERSALINAN NORMAL



 




















Hampir 96% janin berada dalam uterus dengan persentasi kepala dan pada presentasi kepala ini ditemukan ± 58% ubun-ubun kecil terletak di kiri depan, ± 23% di kanan depan, ± 11% di kanan belakang dan ± 8 % di kiri belakang. Keadaan ini mungkin disebabkan terisinya ruangan di sebelah kiri belakang oleh kolon sigmoid dan rektum.
Menjadi pertanyaan mengapa janin dalam persentase yang tinggi berada dalam uterus dengan presentasi kepala. Keadaan ini mungkin disebabkan kepala relatif lebih besar dan lebih berat. Mungkin pula bentuk uterus sedemikian rupa sehingga volume bokong dan ekstremitas yang lebih besar berada di atas, diruangan yang lebih luas, sedangkan kepada berada di bawah, di ruangan yang lebih sempit. Ini dikenal sebagai teori akomodasi. Dalam mempelajari mekanisme partus ini, imaginasi stereometrik kepala janin dan ruang panggul harus benar-benar difahami.
Sepertu telah di jelaskan terdahulu 3 faktor penting yang memegang peranan pada persalinan ialah :
(1) kekuatan-kekuatan yang ada pada ibu seperti kekuatan his dan kekuatan mengejan;
(2) keadaan jalan lahir; dan
(3) janinnya sendiri.

Mekanisme jalan lahir diantaranya adalah :
1. Penurunan (kepala masuk PAP)
Kepala masuk melintasi pintu atas panggul (promontorium, sayap sacrum, linea inominata, ramus superior ossis pubis dan pinggir atas sympisis) dengan sutura sagitalis melintang, dalam sinklitismus à arah sumbu kepala janin tegak lurus dengan bidang pintu atas panggul. Dapat juga terjadi keadaan :
1. Asinklitismus anterior à arah sumbu kepala membuat sudut lancip ke depan dengan pintu atas panggul
2. Asinklitismus posterior à arah sumbu kepala membuat sudut lancip ke belakang dengan pintu atas panggul.











 


































2. fleksi
fleksi yaitu posisi dagu bayi menempel dada dan ubun-ubun kecil lebih rendah dari ubun-ubun besar.
Kepala memasuki ruang panggul dengan ukuran paling kecil ( diameter suboksipitobregmatika = 9,5 cm) dan didasar panggul kepala berada dalam fleksi maksimal.


3. Putar paksi dalam
Kepala yang turun menemui diafragma pelvis yang berjalan dari belakang atas ke bawah depan. Kombinasi elastisitas diafragma pelvis dan tekanan intra uterin oleh his yang berulang-ulang Þ kepala mengadakan rotasi Þ ubun-ubun kecil berputar kearah depan dibawah simpisis.








4. ekstensi/defleksi
Setelah kepala berada di dasar panggul dengan ubun-ubun kecil di bawah simpisis ( sebagai hipomoklion), kepala mengadakan defleksi berturut turut lahir bregma, dahi, muka dan akhirnya dagu.











 


































5. putar paksi luar
Gerakan kembali sebelum putaran paksi dalam terjadi, untuk menyesuaikan kedudukan kepala dengan punggung anak

6. ekspulsi
Bahu melintasi pintu atas panggul dalam keadaan miring Þ menyesuaikan dengan bentuk panggul, sehingga di dasar panggul, apabila kepala telah lahir, bahu berada dalam posisi depan-belakang Þ bahu depan lahir lebih dahulu, baru kemudian bahu belakang.



















BAB III
PENUTUP

3.1    KESIMPULAN
Dari pembahasan yang telah kita buat dapat disimpulkan bahwasanya pada setiap proses persalinan normal akan terjadi perubahan yang cukup signifikan mulai dari tekanan darah, suhu, denyut jantung, kontrksi uterus,ketuban pecah, terbentuknya segmen atas dan bawah rahim. Selain peruban fisiologis juga terjadi perubahan secara psikologis diantaranya ibu merasa takut dan cemas, takut persalinannya tidak normal, apakah sanggup merawat bayinya dan sebagainya. Tentu saja antara pasien yang satu dengan yang lain tidaklah sama. Oleh karena itu, sebagai tenaga kesehatan harus terampil dalam memberikan asuhan kebidanan.

23 komentar:

Eko Priyanto mengatakan...

lama ga berkunjung disini ternyata masih tetap menggunakan template yg dulu yah...!!!

Anonim mengatakan...

Very good information. Lucky me I came across your blog by chance (stumbleupon).
I've book-marked it for later!
Look at my site davidoff cigarettes menthol

Anonim mengatakan...

Nice post. I was checking constantly this blog and I am impressed!
Very useful information specially the last part :) I care for such information a lot.
I was looking for this particular information for a
very long time. Thank you and good luck.
Look into my web-site ; nat sherman mcd

Anonim mengatakan...

Hi there! Do you know if they make any plugins
to protect against hackers? I'm kinda paranoid about losing everything I've worked hard on.
Any tips?
Feel free to surf my page ; how to increase your height

Anonim mengatakan...

Wow, fantastic blog layout! How long have you
ever been blogging for? you made running a blog glance easy.
The total glance of your web site is magnificent, let alone the content!
Here is my blog ; Dunhill cigarettes

Anonim mengatakan...

Link exchange is nothing else however it is only placing
the other person's website link on your page at proper place and other person will also do similar in favor of you.
Also see my webpage :: kent nanotek neo

Anonim mengatakan...

It's nearly impossible to find educated people on this topic, however, you seem like you know what you're talking about!
Thanks
Feel free to visit my homepage : buying cigarettes online

Anonim mengatakan...

For most up-to-date news you have to go to see internet and on the web I
found this web page as a best web site for most recent updates.
My blog post - tattoo designs for men

Anonim mengatakan...

Hi there, I read your blogs like every week. Your story-telling style is witty, keep doing what you're doing!
My webpage - http://mylali.net

Anonim mengatakan...

Great article! We are linking to this great content on our site.
Keep up the good writing.

Feel free to surf to my webpage ... paleo kühlschrank
My page - pistazien paleo

Anonim mengatakan...

This blog was... how do you say it? Relevant!
! Finally I have found something which helped me.
Many thanks!

Here is my blog; bodybuilding diet

Anonim mengatakan...

Hi there, You've done a fantastic job. I'll certainly digg it and personally recommend to my
friends. I'm confident they'll be benefited from
this site.

Have a look at my site :: drinking coffee

Anonim mengatakan...



Feel free to visit my weblog site

Anonim mengatakan...



My webpage; web page

Anonim mengatakan...



My web page :: web page

Anonim mengatakan...



my site :: web page

Anonim mengatakan...



my website web page

Anonim mengatakan...

It is said that the celebrations will greatly add to Egypt flights from other
African countries as well as western countries with dense Christian population.
Some of the papers that come out only once a week have managed to gather a large number of
readers. There are many specialists that deal in printing press
service online. Assemble your guests in teams, set out clues and people to actually talk to.
The second and major mutiny ends with a bang and not
a whimper.

My weblog - egyptian newspapers

Anonim mengatakan...

One part compost to two or three parts potting soil
would be a sufficient combination. As much as you may want to grow
radishes and lentils in your kitchen you don't want to blemish your frugal reputation. Subtle gardening themes act upon the subconscious, and merely give the observer a pleasant feeling.

my web-site; residency

Anonim mengatakan...

"Organic Mulch) (University of Illinois at Urbana-Champaign, NRES-19-97). Place organic kitchen waste, as well as yard waste such as grass clippings, leaves, and the like into a compost bin. When ordering mulch, find out what the delivery cost is and compare it between companies before ordering.

Visit my blog post ... mulching

Anonim mengatakan...

Heya i'm for the first time here. I found this board and I find It truly helpful & it helped me out much. I'm hoping to
present one thing again and help others like you helped me.


Here is my web-site :: pirater Un compte Facebook

Anonim mengatakan...

I am curious to find out what blog system you are utilizing?
I'm experiencing some small security problems with my latest website and I'd like to find something
more safe. Do you have any suggestions?

Also visit my page: travel china beijing

Unknown mengatakan...

SANGAT MEMBANTU

Posting Komentar

Template by:
Free Blog Templates