POSTPARTUM NAEMORAGIC SEKUNDER
Pengertian
Menurut “Prof.Dr.Rustam Muchtar.MPN” perdarahan postpartum sekunder terjadi setelah 24 jam,biasanya antara hari ke5 sampai 15 postpartum.
Penyebab
Penyebab utama perdarahan postpartum sekunder adalah :
1. Robekan jalan lahir
a. Robekan vagina
b. Robekan perineum
c. Robekan serviks
d. Robekan uterus (Ruptura uteri)
2. Sisa plasenta atau membran
Penatalaksanaan PPH Sekunder
1. Masukan ibu kerumah sakit sebagai salah satu kasus kedaruratan
2. Percepat kontraksi dengan cara melakukan masase pada uterus jika uterus masih dapat teraba
3. Kaji kondisi ibu dan jika pada daerah yang terpencil,mulailah penatalaksanaan sebelum pemindahan,jika memungkinkan
4. Berikan oksitosin 10 IU IV atau ergometrin 0,5 mg IV. Berikan secara IM jika IV tidak tersedia
5. Ambil darah untuk pemeriksaan hemoglobin, golongan darah dan pencocokan silang
6. Pasang infus IV. Gunakan normal salin atau natrium laktat terlebih dahulu. Jika ibu mengalami syok, alirkan dengan cepat (1 Liter dalam 15 menit) sampai kondisi ibu stabil
7. Jika terjadi pendarahan yang lebih, tambahkan 40 IU oksitosin perliter pada infus IV dan alirkan sebanyak 40 tetes permenit
8. Pada kasus syok yang parah, gunakan plasma ekspander atau tranfunsi darah jika tersedia
9. Mulai berikan antibiotik berspektrum luas dengan dosis tinggi
a. Benzilpenisilin 5 juta IU IV kemudian 2 juta IU setiap enam jam + gentamisin 100 mg stat IM, kemudian 80 mg setiap 8 jam + metronidazol 400 atau 500 mg secara oral setiap 8 jam
b. Atau ampisilin 1 gr IV diikuti 500 mg secara IM setiap 6 jam + metronidazol 400 atau 500 mg secara oralsetiap 8 jam
c. Atau bezilpenisilin 5 juta IU IV kemudian 2 juta IU setiap 6 jam + gentamisin 100 mg stat IM lalu 80 mg setiap 8 jam
d. Atau benzilpensilin 5 juta IU IV kemudian 2 juta IU setiap 6 jam + kloramfenikol 500 mg secara IU setiap 6 jam
(Dikutip dari : Safe Motherhood, 2001, Modul Hemoragi Postpartum, Materi Pendidikan Kebidanan / WHO, Jakarta: EGC )
Robekan Vagina
Robekan vagina yang hanya mengenai vagina pertiga-tengah dan atas, tampa disertai laserasi perineumdan serviks lebih jarang terjadi. Biasanya robekan terjadi pada :
a. Vagina bagian atas
b. Vagina bagian dalam / robekan farniks (kolporeksis)
Penyebab Robekan Vagina
1. Persalinan lama atau macet : apabila serviks terjepit diantara kepala bayi dan simpisis pubis, sisi anterior dapat membengkak, tidak teregang dengan baik, dan kemungkinan akan ruptur
2. Kelahiran yang mengunakan forsep atau ekstraksi vakum
3. Persalianan presipitatus / persalinan terlalu cepat (secara spontan atau distimulasi dengan oksitosik)
4. Trauma waktu manipulasi / eksplorasi jalan lahir (misalnya waktu mengeluarkan plasenta secara manual)
(Dikutip dari : Safe Motherhood, 2001, Modul Hemoragi Postpartum, Materi Pendidikan Kebidanan / WHO, Jakarta : EGC )
a. Robekan vagina bagian atas
Robekan vagina bagian atas ialah apabila robekan terjadi pada dua pertiga bagian atas vagina.
Penatalaksanaan Robekan Vagina bagian atas :
1. Bantu ibu untuk berbaring terlentang dengan lutut menekuk
2. Bersihkan perineum, vulva dan vagina dengan larutan antiseptik
3. Gosok tangan dan gunakan sarung tangan steril jika tersedia
4. Pampang robekan pada vagina
5. Setelah menginfiltrasi dengan anestasi lokal, jahit robekan dengan jahitan kontinu atau jahitan terputus. Lakukan penjahitan jaringan robekan terdalam, bukan hanya pada garis robekan vagina karena robekan pada vagina sering kali disertai dengan luka pada jaringan dibawahnya. Jika robekan terjadi pada sepertiga bagian atas vagian maka berhati-hatilah karena ureter terletak 1,5 cm di atas foniks lateral vagina. Hindari tusukan jarum yang terlalu dalam pada bagian ini
6. Gunakan pembalut steril pada perineum
( Dikutip dari : Safe Motherhood, 2001, Modul Henoragi Postpartum, Materi Pendidikan Kebidanan / WHO, Jakarta : EGC )
b. Robekan vagia bagian dalam / Robekan forniks (kolporeksis)
Robekan vagina bagian dalam adalah suatu keadaan dimana terjadi robekan pada bagian atas atau dalam vagina (Regiofornices) sehingga sebagai serviks uteri dan mungkin sebagian uterus terlepas dari vagina. Robekan yang terjadi dapat memanjangatau melintang.
Penatalaksanaan Robekan vagina bagian dalam :
Eksplorasi dan Reparasi segera dengan cara Laparatomi.
(Dikutip dari : Cakul – Penghantar Ilmu Bedah Obstetri : www.geocities.com )
ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PATOLOGIS
TERHADAP Ny. F DENGAN POSTPARTUM HAEMORAGIC SEKUNDER
DENGAN ROBEKAN VAGINA BAGIAN DALAM
DI BPS KASIH IBU METRO
I. PENGUMPULAN DATA DASAR
A. Identitas
Nama Ibu : Ny. Fitriyanti Nama : Tn. Nasrun
Umur : 23 tahun Umur : 25 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Wiraswasta
Suku : Jawa Suku : Jawa
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Alamat : Jl. Seminung No.5 Alamat : Jl. Seminung No.5
Metro Pusat Metro Pusat
B. Anamnesa
Dilakukan pada tanggal 28-07-2007 Pukul 16.00 WIB
- Keluhan Utama
Ibu dengan G1P1A0 Postpartum hari ke-3, Partus tanggal 25-07-2007 Pukul 10.00 WIB ditolong oleh Bidan mengeluh badannya terasa lemas. Sekarang ibu masih mengeluarkan banyak darah dari kemaluannya sampai berkali-kali ganti pembalut. Itu mengatakan nyeri atau sakit pada kemaluanya.
- Riwayat Persalinan
a. Kala I : Berlangsung Pukul 05.00 WIB tanggal 25-07-2007. Pengeluaran pervaginam berupa blood slym, ketuban pecah spontan. Tidak didapati penyulit
b. Kala II : Bayi lahir spontan dengan letak belakang kepala, jenis kelamin laki-laki, BB 3000 gram, PB 50 cm, bayi langsung menangis, tidak ada cacat bawaan, lahir normal tidak ada penyulit pada pukul 10.00 WIB. Pendarahan 50 cc
c. Kala III : Placanta lahir spontan, berat 500 gram, panjang tali pusat 40 cm. Placenta lahir pukul 10.20 WIB, jumlah perdarahan 150 cc, flish dan kotiledon lengkap
d. Kala IV : Pengawasan selama 2 jam berlangsung normal, kontraksi uterus baik, jumlah perdarahan 150 cc, ibu tampak letih
e. Lama Persalinan :
Kala I sampai dengan Kala IV 7 jam 20 menit dengan jumlah perdarahan 150 cc
- Pola Kehidupan Sehari-hari
a. Nutrisi
1. Sebelum melahirkan
Ibu makan 3 kali sehari dengan porsi sedang, ibu minum air putih 6-8 gelas / hari.
2. Sesedah melahirkan
Ibu makan 2 kali sehari dengan porsi sedang, ibu minum air putih 5-7 gelas / hari.
b. Eliminasi
BAB
1. Sebelum melahirkan
Ibu mengatakan bahwa sebelum hamil ia BAB 1 kali sehari.
2. Sesudah melahirkan
Ibu mengatakan sesudah 3 hari melahirkan ia baru 1 kali BAB.
BAK
1. Sebelum melahirkan
Ibu mengatakan sebelum lahir ia biasa BAK 5-6 kali sehari
2. Sesudah melahirkan
Ibu mengatakan setelah melahirkan ia hanya BAK 4 kali sehari
c. Pola Istirahat
1. Sebelum melahirkan
Ibu mengatakan sebelum hamil tidur malam antara 7-8 jam sehari.
2. Setelah melahirkan
Ibu mengatakan 2 hari setelah melahirkan ia sulit tidur karena ibu marasa nyeri dan sakit pada kemaluannya sampai ibu takut bergerak.
d. Personal Hygiene
1. Sebelum melahirkan
Ibu mengatakan mandi 2 hari sehari, membersihkan daerah genetalia dan menggosok gigi.
2. Setelah melahirkan
Ibu mandi 2 kali dengan dilap, ganti pakaian 2 kali setiap hari tetapi takut untuk membersihkan derah genetalia karena rasa sakit.
e. Aktifitas
1. Sebelum melahirkan
Sebelum melahirkan ibu biasa melakukan aktifitas atau kegiatan rumah tangga sendiri tampa bantuan dari orang lain.
2. Sesudah melahirkan
Ibu masih ditempat tidur, takut untuk berjalan karena rasa nyeri atau sakit pada daerah genetalianya sehingga untuk aktifitas sehari-hari perlu dibantu.
3. Riwayat Kesehatan Ibu dan Keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular atau penyakit keturunan. Kebiasaan keluarga berobat ke puskesmas dan tenaga kesehatan.
4. Keadaan Psikososial
Ibu mengatakan senang dan bahagia dengan kelahiran bayi pertamanya, begitu pula dengan suami dan keluarganya.
C. Pemeriksaan Fisik Postpartum
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Lemah
b. Kesadaran : Composmentis
2. Tanda-tanda Vital
a. Tekanan darah : 90/70 mmHg
b. Nadi : 80 x / menit
c. Pernapasan : 25 x / menit
d. Temperatur : 37,6 C
3. Pemeriksaan Fisik
a. Rambut : Kusam, kotor dan sedikit ada ketombe.
b. Wajah / muka : Inspeksi : wajah pucat, tidak ada cloasma gravidarum.
c. Mata : Conjungtiva agak pucat, fungsi penglihatan baik, simetris kiri dan kanan, sklera putih, tidak ada oedema pada kelompak mata, refiek pupil baik.
d. Telinga : Bersih, tidak ada surumen, fungsi pendengaran baik, simetris kiri dan kanan.
e. Hidung : Tidak ada polip, simetris, fungsi penciuman baik, keadaan bersih.
f. Mulut : Bibir pecah-pecah dan kering, lidah sedikit kotor, gigi tidak ada caries, fungsi pengecapan baik.
g. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis.
h. Dada : Payudara bersih, simetris kiri dan kanan, tidak ada kelainan, putting susu menonjol, aerola hitam, asi sudah keluar.
i. Abdomen : TFU ½ pusat symphisis, uterus teraba keras, terdapat striae.
j. Ekstremitas
1) Atas : Sedikit tremor, ujung-ujung jari tangan agak dingin dan pucat, tidak ada oedema, simetris kiri dan kanan.
2) Bawah : Simetris kiri dan kanan, reflek babinzky negatf, reflek patela positif, tidak ada cacat, tidak ada oedema, fungsi pergerakan baik dan tersa dingin.
k. Genetalia : Tidak ada heacting, vulva merah muda, tidak ada pembesaran kelenjar bartholini, pengeluaran pervaginam darah encer, anus tidak hemoroid dan kotor.
4. Pemeriksaan Penunjang
a. N b : 9,5 gr %
b. Golongan darah : A, Rhesus +
II. Interprestasi Data Dasar
A. Diagnosa
Ibu pastpartum hari ke-3 dengan robekan vagina bagian dalam
Ds : 1. Ibu mengatakan nyeri pada daerah genetalia
2. Ibu mengatakan masih banyak mengeluarkan darah dari kemaluannya sehingga harus ganti pembalut tiap 2 jam sekali.
3. Ibu merasa lemas
Do : 1. Partus spontan pukul 10.00 WIB pada tanggal 25-07-2007
2. Kontraksi uterus teraba keras
3. TFU ½ Pusat symphisis
4. Hb 9,5 gr %
B. Masalah
1. Keterbatasan Aktifitas
Ds : 1. Ibu masih ditempat tidur
2. Adanya rasa sakit pada daerah ginetalia sehingga ibu takut bergerak
Do : 1. Ibu tampak lemah
2. Fungsi ekstremitas lemah
2. Personal hygiene yang kurang
Ds : Ibu takut membersihkan daerah genetalia karena rasa sakit
Do : Daerah genetalia tampak kotor
3. Gangguan pemenuhan cairan dan nutrisi
Ds : Ibu mengatakan setelah melahirkan makan hanya 2 kali sehari dengan porsi sedang dan minum hanya 5-7 gelas sehari.
Do : Keadaan umum ibu lemah. Ibu pucat dan bibir pecah-pecah
C. Kebutuhan
1. Kebutuhan pemenuhan cairan dan nutrisi
Ds : 1. Ibu mengatakan badannya terasa lemas
Ibu mengatakan makan 2 kali dengan porsi sedang
Ibu mengatakan minum 5-7gelas sehari
Do : 1. TD 90/70 mmHg
2. Keadaan umum ibu lemah
3. Konjungtiva pucat
4. Pengeluaran darah lebih dari 500 cc
2. Penyuluhan tentang Personal Hygiene
Ds : 1. Adanya rasa sakit pada daerah genetalia karena robekan vagina bagian dalam
2. Ibu takut membersihkan daerah genetalia
Do : Daerah genetalia tampak kotor
3. Penyuluhan dengan keadaan ibu yaitu pendarahan
Ds : 1. Ibu mengatakan cemas dengan keadaan keadaan sekarang
2. Ibu mengatakan darahnya keluar terus
Do : 1. TD 90/70 mmHg
2. Keadaan umum ibu lemah
3. Pengeluaran darah lebih dari 500 cc
III. Identifikasi Diagnosa Dan Masalah Potensial
Potensial terjadi syok hemoragi dan anemia berat
Dasar
Ds : 1. Ibu mengatakan masih mengeluarkan banyak darah setelah 3 hari melahirkan
2. Ibu merasa lemas
Do : 1. TD 90/70 mmHg
2. Nb 9,5 gr %
3. Ibu tampak lemah
4. Perdarahan lebih dari 500 cc
IV. Tindakan Segera Dan Kolaborasi
- Pemasangan infus RL 40 tetes / menit
- Kosongkan kandung kemih
- Kolaborasi dengan dokter untuk tindakan laparatomi
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian therapi antibiotik
V. Rencana Manajemen
1. Ibu postpartum hari ke-3 dengan robekan vagina bagian dalam
a. Jelaskan kondisi ibu saat ini pada ibu dan keluarga
b. Berikan dukungan emosional agar ibu dan keluarga tidak cemas
c. Jelaskan pada ibu dan keluarga tentang bahaya robekan vagina bagian dalam
d. Observasi proses involasi pada ibu
e. Observasi robekan vagina bagian dalam dan kolaborasi dengan dokter untuk tindakan eksplorasi dan reparasi segera dengan cara laparatomi dan untuk pemberian therapi
2. Gangguan aktifitas sehari-hari
a. Anjuran ibu untuk motilasi dini
b. Libatkan keluarga dalam melakukan mobilisasi dini dan beri dukungan emosi
c. Evaluasi kondisi ibu dan keterlibatan keluarga
e. Observasi aktifitas ibu
3. Pemenuhan kebutuhan cairan dan nutrisi
a. Jelaskan pada ibu tentang kebutuhan cairan dan nutrisi yang diperlukan saat ini
b. Anjuran ibu untuk banyak minum dan makan yang bergizi
c. Libatkan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan cairan dan nutrisi
d. Evaluasi pola makan dan minum ibu
e. Observasi tanda vital
4. Personal Hygiene
a. Anjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene
b. Jelaskan pada ibu pentingnya personal hygiene
c. Anjurkan ibu untuk membersihkan daerah genetalia sehabis mandi, BAB dan BAK
VI. Implementasi
1. Ibu postpartum hari ke-3 dengan robekan vagian bagian dalam
a. Manjelaskan kondisi ibu bahwa ibu mengalami kondisi yang mengarah tanda-tanda syok haemorogie yang memerlukan pengobatan dan perawatan sehingga diharapkan ibu mau bekerjasama dalam setiap tindakan yang dilakukan.
b. Menjelaskan pada ibu tentang bahaya robekan vagina bagian dalam yang dialami untuk segera dilakukan tindakan dan pengobatan sesuai kolaborasi dengan dokter.
c. Mengobservasi proses involusi pada ibu
1) Melakukan pengukuran tinggi furdus uteri
2) Memeriksa kandung kemih
3) Melakukan observasi kontraksi uterus
d. Merujuk ibu ketempat yang memiliki fasilitas yang memadai untuk tindakan eksplorasi dan reparasi segera dengan cara laparatomi.
Pada saat merujuk persiapan dalam rujukan yaitu dengan : “ BAKSOKU DO “ yaitu :
Bidan : pastikan penolong persalinan yang kompeten untuk menatalaksanaan kegawatdarurata obstetric
Alat : bawa perlengkapan untuk persiapan asuhan persalinan, nifas, BBL ke tempat rujukan
Keluarga : beritahu ibu dan keluarga mengenai kondisi ibu mengapa perlu dirujuk, alasan dan tujuannya
Surat : membawa surat ketempat rujukan, cantumkan alasan merujuk dan uraikan hasil pemeriksaan sertakan juga partograf untuk membuat keputusan klinik
Obat : membawa obat-obatan esensial pada saat merujuk bila mungkin diperlukan dalam perjalanan
Kendaraan : siapkan kendaraan yang paling memungkinkan untuk merujuk
Uang : ingatkan keluarga untuk membawa uang yang cukup untuk memberi obat dan bahan kesehatan lain yang diperlukan selama difasilitasi rujukan
Donor Darah : sertakan 2 anggota keluarga untuk menjadi donor darah bila diperlukan
Selain persiapan, kita juga harus mengetahui proses rujukan yaitu :
1. Menjelaskan pada ibu dan keluarga serta beritahu prosedur yang akan dilakukan, tujuan dan alasanya
2. Rujuk pasien ke rumah sakit dengan membuat surat rujukan
3. Amati pemberian cairan selama perjalanan ke rumah sakit
4. Baringkan pasien dengan posisi miring ke kiri
5. Sertakn 2 anggota keluarga untuk menjadi donor darha bila diperlukan
(Dikutip dari, Buku II, Perdarahan Antepartum, Depkes, 1996, Jakarta)
Segera lakuakan kolaborasi dengan dokter kandungan, karena robekan vagina bagian dalam bukan wewenang bidan dan harus segera ditangani karena dapat mengakibatkan kematian, penanganannya dilakukan oleh ahlinya sesuai dengan prosedur. Kemudian amati tekanan darah dan nadi ibu untuk mengetahui ada tidaknya syok akibat perdarahan.
Lakukan kolaborasi dengan dokter kandungan untuk mulai diberikan antibiotik berspektrum luas dengan dosis tinggi.
- Benzilpenisilin 5 juta IU IV kemudian 2 juta IU setiap 6 jam + gentamisin 100 mg stat IM, kemudian 80 mg setiap 8 jam + metronidazol 400 atau 500 mg secara oral setiap 8 jam.
- Atau ampisilin 1 gram IV diikuti 500 mg secara IM setiap 8 jam + metronidazol 400 atau 500 mg secara oral setiap 8 jam
- Atau berizilpenisilin 5 juta IU IV kemudian 2 juta IU setiap 6 jam + gentamisin 100 mg stat IM lalu 80 mg setiap 8 jam
- Atau benzilpenisilin 5 juta IU IV kemudian 2 juta IU setiap 6 jam + kloramfenikol 500 mg secara IV setiap 6 jam
2. Gangguan aktifitas sehari-hari
a. Mengajarkan ibu untuk melakukan mobilisasi dini agar :
1) Ibu cepat sehat dan kuat
2) Mencegah terjadinya dekubitas
b. Melibatkan keluarga dalam membantu ibu untuk melakukan mobilisasi dini dan memberikan dukungan emosional sehingga ibu siap untuk menjadi ibu serta bisa menjalani kewajibannya.
c. Mengevaluasi kondisi ibu dan keterlibatan keluarga dalam membantu melakukan mobilisasi dini agar ibu tidak kelelahan dan tetap bersemangat
3. Pemenuhan kebutuhan cairan dan nutrisi ibu
- Menjelaskan pad aibu tentang kebutuhan cairan dan nutrisi yang diperlukan ibu saat ini
- Menganjurkan ibu untuk banyak minum 8-12 gelas perhari. Dan menganjurkan ibu untuk mengkonsusmi makanan yang bergizi dengan menu seimbang, makan 3x sehari dengan sayur dan lauk pauk yang berganti-ganti serta buah dan susu jika ada
- Melibatkan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan cairan dan nutrisi : membantu ibu menyiapkan makanan yang bergizi dan menu seimbang serta menyiapkan cairan yang diperlukan ibu
- Mengevaluasi pola makan ibu apakah sudah sesuai dengan yang dianjurkan 3x sehari dan menu makanan yang bergizi
- Mengobservasi tanda vital
1) Melakukan pengukuran tekanan darah
2) Melakukan pemeriksan nadi
3) Melakukan pemeriksaan pernafasan
4) Melakukan pemeriksaan suhu badan
4. Personal hygiene
Menjelaskan pada ibu pentingnya personal hygiene untuk mencegah terjadinya infeksi dan penyakit
VII. Evaluasi
1. Ibu mengerti tentang kondisinya saat ini dan mau melakukan kerjasama dalam setiap tindakan yang dilakukan, pemasangan infus dan merujuk ibu untuk tindakan eksplorasi dan reparasi segera dengan cara laparotomi
2. Keluarga mendukung tindakan yang dilakuakn dan mau membantu serta bekerja sama dalam merawat dan mengawasi keadana ibu
3. Infus RL sudah terpasang dengan jumlah tetesan 40 tetes / menit
4. Bidan sudah melakukan kolaborasi dengan dokter
5. Keadaan umu mibu masih lemah
6. Ibu dan keluarga mengerti tentang kebutuhan gizi untukpemilihan kesehatan dan berjanji akan mengatur pola makan dengan menu yang seimbang agar ibu lekas sembuh
7. TFU ½ pusat symphisis
Catatan Perkembangan
Kunjungan I
Tnaggal 31-07-200 Pukul : 07.00 Wib (6 hari post partum)
S : a. Ibu mengatakan nyeri dan sakit di daerah kemaluan masih terasa
b. Ibu mengatakan sudah tidak lemas lagi
c. Ibu mengatakan daerah luka laparotomi masih agak basah
O : a. Keadaan umum ibu baik
b. Kesadaran composmentis
c. Tanda - tanda vital
1) TD : 110/70 mmHg
2) RR : 22 x/mnt
3) Nadi : 80 x/mnt
4) Temperatur : 36,70C
d. Involusi uterus baik, kontraksi baik
e. Tinggi fundus uteri 2 jari di atas sympisis
f. Pengeluaran ASI banyak
g. Loceha rubra berwarna merah seperti darah segar
h. Eliminasi
1) BAK : 4 x sehari
2) BAB : 1 x sehari
i. Luka bekas laparotomi masih agak basah
A : a. Diagnosa : ibu post partum hari ke – 6
Dasar : 1. Ibu partus tanggal 25-07-200
2. Pengeluaran pervaginam lochea rubra
3. TFU 3 jari atas symphisis, kontraksi uterus baik
b. Masalah : Ganggguan integriats kulit
Dasar : 1. Luka bekas laparotomi masih agak basah
2. Ibu masih takut beraktivitas
c. Kebutuhan : Konseling ASI eksklusif
P : a. Jelaskan kondisi ibu
b. Observasi ibu untuk tetap menjaga personal hygiene
c. Anjurkan ibu untuk beristirahat yang cukup
d. Anjurkan ibu untuk memberikan ASI saja selama 6 bulan
f. Kunjungan ulang
Kunjungan II
Tanggal 08-08-2007 Pukul 16.00 Wib (2 minggu psot partum)
S : a. Ibu mengatakan nyeri dan sakit pada daerah kemaluan sudah mulai berkurang
b. Ibu mengatakan luka bekas laparatomi mulai kering
c. Ibu mengatakan telah beristirahat cukup
O : a. Keadaan umum ibu baik
b. Kesadaran composmentis
c. Tanda-tanda vital
1) TD : 110/70 mmHg
2) RR : 21 x/mnt
3) Nadi : 78 x/mnt
4) Temperatur : 36,50C
d. TFU tidak teraba, kontraksi uterus baik
e. Lochea serosa : berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi
f. ASI sudah banyak keluar
g. Eliminasi
1) BAK : 5-6 x/hari
2) BAB : 1 x/hari
i. Luka bekas laparatomi mulai kering dan bersih
A : a. Diagnosa : ibu 2 minggu post partum
Dasar : TFU tidak teraba
b. Kebutuhan : a. Senam nifas
b. Konseling perawatan BBL
P : a. Jelaskan kondisi ibu sa at ini
b. Observasi tanda-tanda vital meliputi :
1) Tekanan darah
2) Nadi
3) Pernapasan
4) Temperatur
c. Ajarkan senam nifas
d. Berikan penyuluhan tentang perawatan BBL sehari-hari
e. Jadwal kunjungan ulang
Kunjungan III
Tanggal 03-09-2007 Pukul 16.00 Wib (6 minggu psot partum)
S : a. Ibu mengatakan sudah tidak merasakan nyeri di daerah kemaluannya
b. Ibu mengatakan bayinya minum ASI dengan lahap
c. Ibu mengatakan luka bekas laparatomi sudah kering dan bersih
O : a. Keadaan umum ibu baik
b. Kesadaran composmentis
c. Tanda-tanda vital
1) TD : 120/80 mmHg
2) RR : 20 x/mnt
3) Nadi : 80 x/mnt
4) Temperatur : 36,50C
d. TFU tidak teraba, kontraksi uterus baik
e. Lochea alba : cairan putih
f. ASI sudah banyak keluar
g. Eliminasi
1) BAK : 5-6 x/hari
2) BAB : 1 x/hari
i. Luka bekas laparatomi mulai kering dan bersih
A : a. Diagnosa : ibu 6 minggu post partum
Dasar : TFU tidak teraba
b. Kebutuhan : konseling KB
P : a. Jelaskan kondisi ibu saat ini
b. Lakukan konseling KB
c. Libatkan keluarga dalam kegiatan KB
DAFTAR PUSTAKA
Buku II, Perdarahan Antepartum, 1996, Jakarta, Departemen Kesehatan RI
Safe Motherhood, 2001, Modul Hemorogi Postpartum, Materi Pendidikan Kebidanan / HWO, Jakarta : EGC
Mochtar, Rustam, 1998, Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi dan Obstetri Patologi, Jakarta : EGC
Cakul – Pengantar Ilmu Bedah Obstetri (www.geocities.com)
0 komentar:
Posting Komentar