Kamis, 06 Januari 2011

Obstruksi Biliaris (Kristal dalam Saluran Empedu)


Pengertian
Obstruksi biliaris, yaitu timbunan kristal di dalam kandung empedu atau di dalam saluran empedu. Pada bayi lahir tida terjadi obstruksi biliaris, melainkan ikterus, karena meningkatnya kadar bilirubin dalam darah.
Ikterus adalah keadaan teknis dimana ditemukannya warna kuning pada kuliat dan mukosa yang disebabkan oleh pigmen empedu.
Pada bayi baru lahir sering disebabkan inkompabilitas faktor Rh atau golongan darah ABO antara ibu dan bayi atau karena defisiensi GGPO pada bayi.

 Metabolisme Bilirubin
Metabolisme bilirubin mempunyai tingkatan sebagai berikut :
1. Produksi
Sebagian besar bilirubin sebagai akibat degradasi hemoglobin pada sistem retikulo endotelial. Tingkat penghancuran hemoglobin ini pada neonatus lebih tinggi daripada bayi yang lebih tua.
2. Transportasi
Bilirubin di transper melalui sel ke dalam hepatosit, sedangkan albumin tidak
3. Konjugasi
Dalam sel hepar bilirubin kemudian di konjugasi menjadi bilirubin diglukosonide. Walaupun ada sebagan kecil dalam bentuk monoglukoronide. Sintesis dan ekskresi di glokoronode terjadi di membran kanilikulus.
4. Ekskresi
Sesudah konjugasi bilirubin ini menjadi bilirubin direk yang larut dalam air dan dan di ekskresi dengan cepat ke sistem empedu. Kemudian ke usus, dalam usus bilirubin direk ini tidak di absorpsi, sebagian kecil bilirubin dehidrolisis menjadi bilirubin indirek dan di reabsorpsi
5. Metabolisme bilirubin pada janin dan neonatus
Produksi bilirubin pada petus dan neonatus diduga sama besarnya tetapi kesanggupan hepar mengambil bilirubin dari sirkulasi sangat terbatas.

Patofisiologi pada Ikterus
1. Ikterus Fisiologis
Dalam keadaan normal, kadar bilirubin indirek dalam serum tali pusat adalah sebesar 1 – 3 mg/dl dan akan meningkat dengan kecepatan kurang dari 5 mg/dl/24 jam, dengan demikian ikterus baruu terlihat pada hari ke 2 – 3, biasanya mencapai puncaknya antara hari ke 2 – 4 dengan kadar 5 – 6 mg/dl untuk selanjutnya menurun sampai kadarnya lebih rendah dari 2 mg/dl.
Diagnosis ikterus fisiologik pada bayi aterm atau preterm, dapat ditegakkan dengan menyingkirkan penyebab ikterus berdasarkan anamnesis dan penemuan klink dan laboratorium. Pada umumnya untuk menentukan penyebab ikterus jika :
1. Ikterus timbul dalam 24 jam pertama kehidupan;
2. Bilirubin serum meningkat dengan jecepatn lebih besar dari 5 mg/dl/24 jam;
3. Kadar bilirubin serum lebi besar dari 12 mg/dl pada bayi aterm dan lebih besar dari 14 mg/dl pada bayi preterm;
4. Ikterus persisten sampai melewati minggu pertama kehidupan; dan
5. Bilirubin direk lebih besar dari 1 mg/dl.

2. Ikterus Patologis
Ikterus patologis mungkin merupakan petunjuk penting untuk diagnosis awal dari banyak penyakit neonatus. Ikterus patologis dalam 36 jam pertama kehidupan biasanya disebabkan oleh produksi bilirubin. Ikterus neonatorum dalam biasanya disebabkan oleh penyakit hemolitik.

Tanda dan Gejala Ikterus
Penyebab ikterus pada bayi baru lahir dapat berdiri sendiri ataupun dapat disebabkan oleh beberapa faktor :
1. Produksi yang berlebihan;
2. Gangguan dalam proses “uptake” dan konjugasi hepar;
3. Gangguan transportasi; dan
4. Gangguan dalam ekskresi.

Penatalaksanaan
1. Pendekatan Menentukan Kemungkinan Penyebab
A. Ikterus yang timbul pada 24 jam pertama
- Ikterus darah Rh, ABO atau golongan lain;
- Inkompatibilitas darah Rh, ABO atau golongan lain;
- Infeksi intrauterin; dan
- Kadang-kadang oleh defisiensi.
Pemeriksaan yang perlu diperhatikan :
- Kadar bilirubin serum berkala;
- Darah tepi lengkap;
- Golongan darah ibu dan bayi;
- Uji coombs; dan
- Pemeriksaan penyaring defisiensi enzim.
B. Ikterus yang timbul 24 – 72 jam setelah lahir
- Biasanya ikterus fisiologis; dan
- Inkompatibilitas darah ABO arau Rh.
C. Ikterus yang timbul sesudah 72 jam sampai akhir minggu pertama
- Biasanya karena infeksi;
- Dehidrasi asidosis;
- Defisiensi enzim;
- Pengaruh obat;
- Sindrom criggler – najjar; dan
- Sindrom gilbert
D. Ikterus yang timbul pada akhir minggu pertama dan selanjutnya
- Biasanya karena obstruksi;
- Hipotiroidisme;
- “Breast milk jaundice”;
- Infeksi;
- Neonatal hepatis; dan
- Galaktosa
Pemeriksaan yang perlu dilakukan
- Pemeriksaan bilirubin;
- Pemeriksaan darah tepi; dan
- Pemeriksaan penyaring.

2. Pencegahan
Ikterus dapat dicegah dan dihentikan peningkatannya dengan :
1. Pengawasan yang baik;
2. Menghindari obat yang dapat meningkatkan ikterus pada bayi, pada masa kehamilan dan kelahiran, misalnya sulfafurazole, nevobiosin, oksitosin, dan lain-lain;
3. Pencegahan dan mengobati hipoksia pada janin dan neonatus;
4. Penggunaan fenobarbitas pada ibu 1 – 2 hari sebelum partus;
5. Illuminasi yang baik pada bangsal bayi baru lahir;
6. Pemberian makanan yang dini; dan
7. Pencegahan infeksi.

6. Perawatan
Pemberian Terapi Sinar
1. Bayi diletakkan di bawah lampu terapi sinar
a. Bila berat badan bayi 2000 gram atau lebih, letakkan bayi dalam keadaan telanjang di boks bayi;
b. Tutup mata bayi dengan penutup, pastikan penutup mata tidak menutupi lubag hidung.
2. Letakkan bayi sedekat mungkin dengan lampu sesuai dengan petunjuk
3. Ubah posisi bayi tiap 3 jam
4. Pastikan bayi diberi minum
a. Anjurkan ibu menyusui bayi setiap 3 jam;
• alat terapi sinar dan lepas penutup matanya selama diberi minum;
• Tidak perlu menambah atau mengganti ASI dengan AIR dekserosa atau formula;
b. Bila bayi tidak dapat menyusui, berikan ASI peras dengan menggunakan cara alternatif selama dilakukan terapi sinar, naikkan kebutuhan hariannya dengan menambah 25 ml/kg BB;
c. Bila bayi diberi minum melalui NGT bayi tidak perlu dipindahkan dari lampu terapi sinar.
5. Selama dilakukan terapi sinar, feses bayi menjadi cair dan berwarna kuning.

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:
Free Blog Templates