Minggu, 06 Februari 2011

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN TERHADAP NY. “S” DENGAN KASUS LILITAN TALI PUSAT TAHUN 2007


LANDASAN TEORI


A.    Kelainan Tali Pusat
Panjang pukul rata tali pusat berkisar antara 55 hingga 60 cm (Obstetri Patologi). Kelainan ukuran biasanya ditandai jika panjangnya kurang dari 50 cm dan lebih dari 70 cm. Tali pusat terpendek yang pernah ditemui adalah 2,5 cm. sedangkan yang terpanjang sekitar 300 cm.
Tali pusat dapat pendek absolut ialah karena ukurannya memang mutlak, tapi biasanya juga pendek relatif. Artinya panjangnya cukup tetapi menjadi pendek karena adanya lilitan tali pusat. Tak semua kelainan tali pusat berdampak bukura pada janin. Bahayanya jika suplai makanan dan oksigen kejanin terhambat oleh kelainan ini. www.google.com.
Tali pusat terlalu pendek atau terlalu panjang tidak berpengaruh terhadap pemberian makanan dan oksigen pada janin. Akan tetapi, tali pusat yang terlalu pendek atau terlalu panjang dan melilit dapat mempersulit proses persalinan. Karena pada saat persalinan, janin yang sudah turun ke jalan larih biasanya naik lagi karena tertahan tali pusat setiap kali janin akan turun tali pusat semakin kuat menahannya. Ini biasanya terlihat selama proses persalinan, dengan tidak terjadi kemajuan pada penurunan janin. Pada keadaan yang lebih gawat lagi dapat terjadi solusio plasenta.
Tali pusat terlalu pendek dapat menimbulkan :
  1. Hernia umbilikalis
  2. Solusio plasenta
  3. Partus lama
  4. Inversio uteri



B.     Tali Pusat Pendek atau Melilit Dileher Janin
Tali pusat bermuara di plasenta dan berujung pada pusat janin. Manfaat paling penting dari tali pusat adalah sebagai jembatan penghubung antara ibu dan janin. Karena dari plasenta dirahim ibu, tersedia semua nutrisi, darah dan oksigen yang siap disalurkan lewat tali pusat kejanin. Termasuk faktor kekebalan atau imunologi dari ibu. Infeksi bakteri tertentu, juga parasit dan virus dapat pula ikut masuk ke janin melalui tali pusat.
Tali pusat terbentuk sejak awal kehamilan. Setelah embrio terbentuk, yaitu pada minggu ke 5, tali pusat sudah bisa terlihat melalui pemeriksaan USG, yang tampak sebagai benang tipis diantara embrio dan plasenta. Ibu lah yang akan menjadi cikal bakal tali pusat. Seiring janin berkembang, tali pusat bertambah panjang dan diameternya juga bertambaha lebar karena ia memulai tugasnya menjadi selang dan makanan buat janin
Karena fungsinya sebagai selang penghantar makanan dan oksigen ke janin sehingga tali pusat menjadi vital bagi pertumbuhan dan perkembangan janin. Kelainan tali pusat misalnya terjadi hambatan, dapat mengganggu aliran makanan dan oksigen kejanin bisa mengakibatkan janin gagal berkembang bahkan berakhir dengan kematian.
Lilitan tali pusat umumnya terjadi sebelum kehamilan cukup besar. Paling seiring pada trimester kedua dimana bayi masih bisa bergerak dengan aktif dan leluasa. Bila terjadi dileher, di bahu atau dilengan, jika lilitan tali pusat berkali-kali. Sementara tali pusatnya tidak panjang, maka bisa berdampak batuk pada bayi, sebab saat lilitan tali pusat dapat diketahui lewat pmeriksaan USG, tapi lilitan tali pusat tidak bisa dilepas tapi dipantau saja dan beritahu ibu.
Lilitan tali pusat dileherpun tidak harus berujung sesar, tapi proses persalinan dipantau ketat pada kala I, observasi denyut jantung. Bila denyut jantung terganggu, persalinan diakhir dengan bedah sesar. Karena jika dipaksa lahir dengan normal, bisa berdampak buruk pada janin.
Jika lilitan tali pusat baru ditemukan setelah kepala bayi lahir, dilepaskan dulu dengan dikenorkan, atau kalai lilitan erat dengan hati-hati dijepit dan dipotong dekat leher bayi baru kemudian persalinan bayi dilanjutkan.

C.    Penanganan
Jika bayi terlilit tali pusat, maka harus segara diambil keputusan yang tepa untuk tetap melanjutkan proses persalinan yaitu memberikan oksigen pada ibu dalam posisi miring, dan setelah kepala bayi lahir, lepaskan dengan mengendorkan tali pusat. Atau dengan memotong tali pusat.
Namun bila persalinan masih akan berlangsung lama dan detak jantung janin semakin lambat (bradikardi), persalinan harus segera diakhiri dengan tindakan operasi sesar. www.google.com.



ASUHAN KEBIDANAN PADA PERSALINAN DENGAN
LILITAN TALI PUSAT TERHADAP  NY. S


I.                   PENGKAJIAN
Pengumpulan Data Dasar : Tgl. 28-06-2007,  jam : 09.15 WIB
A.    Identitas
Nama Ibu     : Ny. Sri Maryati               Nama Ayah     : Tn. Agus
Umur            : 23 tahun                          Umur               : 26 tahun
Agama          : Islam                               Agama             : Islam
Suku             : Jawa                                Suku                : Jawa
Pendidikan   : SMA                               Pendidikan      : SMA
Pekerjaan      : IRT                                  Pekerjaan         : Wiraswasta
Alamat         : Jl. Imam Bonjol 22 Hadimulyo Metro

B.     Anamnese
1.      Keluhan Utama
Ibu datang tanggal 28 juni 2007, pukul 08.50 WIB dengan keluhan perut mulas dan menjalar sampai kepinggang, mengeluarkan lendir bercampur darah pervaginam.

2.      Tanda-tanda persalinan
a.       HIS : ada, sejak tanggal 28 juni 2007, pukul 04.00 WIB
b.      Frekuensi, 2-3 x dalam 10 menit
c.       Lamanya : 10-20 detik kekuatan sedang
d.      Lokasi ketidak nyamanan : perut bagian bawah

3.      Pengeluaran pervaginam
a.       Blood slym         : ada
b.      Air ketuban        : tidak ada
c.       Darah                 : tidak ada

C.    Riwayat Kehamilan Sekarang
HPHT : 22-09-2006, TP : 29-06-2007
a.   Trimester I          : ibu ANC 2 x dibidan, tidak ada keluhan
b.   Trimester II        : ibu ANC 2 x dibidan, tidak ada keluhan
c.   Trimester III       :  ibu ANC 3 x bidiban, mengatakan sering BAK terutama malam hari

D.    Riwayat Imunisasi
Ibu menatakan selama hamil, imunisasi 2 x,
TT1            : usia kehamilan 5 bulan di BPS Kasih Ibu
TT2            : usia kehamilan 6 bulan di BPS Kasih Ibu

E.     Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Ibu mengatakan hamil anak pertama

F.     Pergerakan janin dalam 24 jam terakhir
Ibu mengatakan gerakan janin sangat kuat sebelum perutnya mulse, dan setelah mules ibu timbul, gerakan janin sedikit berkurang.  

G.    Makan dan minum terakhir
1.      Ibu mengatakan sebelum terasa mulas, ibu masih makan biasa, setelah mulas ibu merasa malas makan
2.      Ibu mengatakan, ibu banyak minum air putih

H.    Pola eliminasi
BAB terakhir pukul 05.30 WIB, BAK terakhir pukul 08.00 WIB
I.       Pola Istirahat
Ibu mengatakan tidur siang 1-2 jam dan tidur malam 7-8 jam
J.      Psikologis
Ibu mengatakan cemas menghadapi persalinan ini

K.    Pemeriksaan umum
1. Keadaan umum : baik               Kesadaran : composmentis
2. Tanda-tanda vital :
      TD : 110/80 mmHg                 RR : 20 x/mnt
      Pols : 80 x/mnt                        suhu     : 36,50c
3. TB/BB : 153cm / 56 kg

L.     Pemeriksaan Fisik
1.      Rambut                 : bersih, tidak mudah rontok, tidak mudah patah dan tidak ada ketombe
2.      Mata                      : bentuk simetris, konjungtiva merah muda, skelra tidak ikterik
3.      Hidung                  :  bentuk simetris, bersih tidak ada polip, pnciuman ibu baik
4.      Gigi dan mulut      :  bentuk simetris, bersih, tidak ada sariawan, tidak ada caries gigi
5.      Telinga                  :  simetris, bersih fungsi pendengaran baik
6.      Leher                     :  tidak ada pmbesaran kelenjar tyroid, kelenjar limfe dan tidak ada pembengkakan vena jugularis
7.      Dada                     :  Bentuk simetris, pergerakan dada saat bernafas teratur, tidak ada benjolan abnormal
8.      Payudara               :  Simetris, membesar, putting susu menonjol, hyperpigmentasi, tidak ada benjolan abnormal, keadaan bersih, kolostrum sudah keluar
9.      Abnormal              :  simetris, pembesaran sesuai usia kehamilan, keadaan bersih, tidak ada luka bekas operasi
10.  Punggung              :  tidak ada kelainan
11.  Genetalia               :  bersih, tidak ada varises oedem, pengeluaran ada lendir bercampur darah
12.  Palpasi
Leopold I              :  TFU 3 jari bawah px, bagian atas fundus teraba bulat, lunak dan tidak melinting
Leopold II             :  pada bagian perut sebelah kiri teraba keras dan datar berarti punggung, perut kanan teraba bagian kecil janin, berarti ekstremitas
Leopold III           :  bagian terendah janin kepala
Leopold IV           :  bagian terendah janin sudah masuk PAP
13.  Auskultasi             :  DJJ : 130 x/mnt
14.  Keadaan vesika orinaria kosong
15.  Ekstremitas           : tidak ada oedem pada kaki dan tangan, tidak ada varises
16.  Periksa dalam        :  pukul 09.00
a.       Dinding vagina                    : tidak ada benjolan
b.      Partio                                    :  tebal
c.       Pembukaan serviks               :  2 cm
d.      Posisi portio                         :  ante
e.       Konsistensi                           : kaku
f.       Ketuban                               : positif, belum pecah
g.      Presentasi fetus                    : kepala
h.      Penurunan bagian terendah : 4/5 hodge II
i.        Posisi                                    : UUK kiri depan




17.  Pemantauan Kala I
Tanggal
Waktu
(WIB)
Pemb.
DJJ
(x/mnt)
Obat dan cairan IV
Kontraksi Uterus
TD
(mmHg)
Pols
(x/mnt)
Temp
(0C)
RR
(20x/mnt)
28-06-07
09.00
2 cm
130
-
2 x dalam 10 mnt lamanya 10-20 dtk
110/80
80
36,5
20

09.30

130
-


80



10.00

130
-
2 x dalam 10 mnt lamanya 10-20 dtk

80



10.30

130
-


80



11.00

130
-
2 x dalam 10 mnt lamanya 10-20 dtk

80



11.30

130
-


80



12.00

130
-
2 x dalam 10 mnt lamanya 10-20 dtk

80



12.30

130
-


80



13.00
3 cm
130
-
3 x dalam 10 mnt lamanya 20-40 dtk
100/80
80
35,6
20

13.30

130
-


80



14.00

128
-
3 x dalam 10 mnt lamanya 20-40 dtk

80



14.30

128
-


80



15.00

128
-
3 x dalam 10 mnt lamanya 20-40 dtk

80



14.30

128
-


80



15.00

128
-
3 x dalam 10 mnt lamanya 20-40 dtk

80



15.30

128
-


80



16.00

128
-
3 x dalam 10 mnt lamanya 20-40 dtk

80



16.30

130
-


80



17.00
5 cm
130
-
3 x dalam 10 mnt lamanya 20-40 dtk
110/80
80
36,6
20





II.                INTERPRESTASI DATA DASAR
1.      Diagnosa
Ibu G1P0A0 hamil 40 minggu, janin tunggal , hidup presentasi kepala, letak memanjang inpartu kala I fase laten
Dasar      :  a.   Ibu mengatakan mulas dan nyeri perut bagian bawah menjalar kepinggang
                  b.   Ibu mengatakan sudah mengeluarkan lendir bercampur darah
                  c.   HIS sedang dan teratur
                  d.   Pembukaan 2 cm 
                  e.   Penurunan bagian terendah 4/5, hodge II
                  f.    Ketuban utuh / belum pecah

2.      Masalah    
Gangguan rasa nyaman
Dasar      :  a.   Ibu mengatakan perut terasa mules dan nyeri perut bagian bawah menjalar kepinggang
                  b.   HIS lamanya 20 detik teratur selama 10 menit
                  c.   Pembukaan 2 cm
                  d.   Penurunan bagian terendah 4/5, Hode II
                  e.   Ketuban belum pecah
3.      Kebutuhan
a.       Dukungan psikologis
b.      Tehnik relaksasi untuk mengurangi rasa sakit
c.       Pemenuhan nutrisi

III.             IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
Potensial terjadi perpanjangan Kala I  

IV.             IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA DAN KOLABORASI
Kolaborasi dengan dokter spesialis kandungan bila ada komplikasi

V.                RENCANA MANAJEMEN
1.      Berita tahu ibu tentang hasil pemeriksaan
a.       Jelaskan kondisi ibu saat ini
b.      Jelaskan tentang kemajuan persalinan

2.      Siapkan alat-alat
a.       Siapkan ruangan untuk persalinan
b.      Siapkan alat untuk persalinan
c.       Siapkan perlengakapan untuk ibu dan bayi  

3.      Siapkan ibu
a.       Ganti pakaian ibu
b.      Tempat dirang bersalin

4.      Atur posisi ibu senyaman mungkin
a.       Ajarkan miring kiri
b.      Ajarkan cara mengedan yang baik dan anjurkan untuk relaksasi

5.      Libatkan keluarga untuk memberi dukungan psikologis
Hadirkan pendamping yang dianggap penting bagi ibu

6.      Beri nutrisi
Beri ibu kebutuhan nutrisi berupa makanan dan minuman


7.      Pantau TTV
Ukur tanda-tanda vital ibu

8.      Pantau kemajuan persalinan
Gunakan partograf dalam memantau kemajuan persalinan

VI.             PELAKSANAAN
1.      Menjelaskan pada ibu tentang kondisinya saat ini, bahwa ketuban belum pecah, ibu tidak boleh mengedan, menarik nfas panjang bila perut terasa sakit, ib boleh mencari / memilih posisi yang nyaman, ibu boleh kekamar mandi jika ingin BAK
2.      Mempersiapkan alat untuk persalinan yaitu :
a.       Menyiapkan ruangan untuk bersalin yang bersih dan menciptakan lingkungan senyaman mungkin
b.      Menyiapkan alat-alat untuk persalinan yaitu, partus set, heacting set, obat-obatan serta alat resusitasi
c.       Menyiapkan perlengkapan untuk ibu dan bayi
3.      Menyiapkan ibu
a.       Mengganti pakaian ibu dengan pakaian yang bersih dan nyaman
b.      Menempatkan ibu diruang bersalin yang bersih, nyaman serta dapat menjaga privacy ibu
4.      Mengatur posisi ibu menyaman mungkin
a.       Menganjurkan ibu agar tidur dengan posisi miring kiri agar tidak menghambat aliran darah ke jantung
b.      Menganjurkan ibu untuk mengedan dengan benar, yaitu menarik nafas panjang, kedua tangan merangkul paha, kepala diangkat mata melihat perut, bokong ibu tidak boleh di angkat, mengedan seperti ingin BAB yang keras

5.      Melibatkan keluarga untuk memberi dukungan psikologis
Hadirkan suami / orang yang diinginkan ibu untuk mendampingi ibu
6.      Penuhi nutrisi ibu
Berikan ibu minuman, air putih atau makanan
7.      Memeriksa tanda-tanda vital ibu
TD, nadi, suhu dan pernafasan ibu
8.      Memantau kemajuan persalinan, dan menuliskan dalam partograf

VII.          EVALUASI
1.      Ibu mengatakan tentang kondisinya saat ini bahwa ibu sedang menjalani proses persalinan
2.      Ruangan, alat-alat untuk persalinan, dan perlengkapan pakaian untuk ibu dan bayi telah disiapkan
3.      pakaian ibu telah diganti dan ibu telah ditempatkan diruang bersalin
4.      a. Ibu sudah menemukan posisi yang nyaman
b. Ibu sudah mengerti cara mengedan yang benar
5.      Ibu terlihat lebih tenang dan yakin persalinan akan berjalan lancar dengan didampingi keluarga dan suami
6.      Ibu telah menghabiskan nutrisi yang diberikan
7.      tanda-tanda vital ibu normal
8.      kemajuan persalinan masih dipantau








KALA II Pukul 21.00 WIB

S    :  1.   Ibu mengatakan perutnya terasa semakin mulas dan ada perasaan seperti ingin BAB
         2.   Ibu mengatakan sudah ada perasaan ingin meneran
         3.   Ibu mengatakan merasa takut dan cemas

O   : 1.   Pada infeksi tempat perineum menonjol, vulva membuka anus mengembang, blood slym semakin banyak
         2.   Ibu tempak cemas dan gelisah
         3.   HIS ada 4 x dalam 10 mnt lamanya > 40 detik
         4.   Pada periksa dalam didapat partio lunak, serviks tipis dan elastis, pembukaan 10 cm, penurunan kepala 1/5
         5.   saat dipimpin meneran terlihat kepala bayi keluar masuk dalam vagina
         6.   kepala bayi tidak turun meski sudah dipimpin meneran
         7.   keadaan umum ibu baik

A   :  1.   Diagnosa
         Ibu G1P0A0 hamil 40 minggu, janin tunggal, hidup intra uterin, presentasi kepaal letak memanjang, partu kala II dengan lilitan tali pusat                   
         Dasar      :
         a.   Ibu mengatakan perutnya terasa semakin mulas dan ada perasaan seperti ingin BAB
         b.   Ibu mengatakan sudah ada perasaan ingin meneran
         c.   HIS ada 4 x dalam 10 menit lamanya > 40 detik
         d.   Pada periksa dalam pukul 21.00 WIB didapat hasil partio lunak, serviks tipis, dan elastis, pembukaan 10 cm, kebutuhan sudah pecah, penurunan kepala 1/5

         2.   Masalah :
         a.   Lilitan tali pusat
         b.   Bayi tidak bernafas spontan (asfiksia)
         Dasar :
a.       Pada kala I His 3 x dalam 10 mnt lamanya 30 detik
b.      Pembukaan lengkap, kebutuhan negatif
c.       Kepala tidak turun meski sudah dipimpin meneran
d.      Kepala bayi keluar masuk vagina saat ibu meneran

         3.   Kebutuhan   :          
         a.   Dukungan psikologis
         b.   Tehnik meneran
         c.   Tehnik meneran yang benar
         d.   Pertolongan persalinan normal

P    : 1.   Menjelaskan pada ibu kondisinya saat ini bahwa ibu memasuki proses persalinan untuk melahirkan bayinya karena pembukaan ibu sudah lengkap (100) dan janinny sehat
         2.   Menganjurkan ibu untuk meneran yang baik seperti yang telah di ajarkan
         3.   Melibatkan keluarga untuk memberi dukungan dan mendampingi ibu
         4.   Mengajarkan ibu untuk meneran sesuai dengan dorongan alamiah selama kontraksi
         5.   Menganjurkan ibu tidak menahan nafas dan tidak mengangkat bokong saat meneran
         6.   Membantu ibu untuk mengambil posisi yang nyaman
         7.   Memberi motivasi dan pujian pada ibu saat ibu meneran
         8.   Mengobservasi kemajuan persalinand an keadaan umum ibu


         9.   Melakukan pertolongan persalinan normal, yaitu
               a.   Ketika kepala bayi nampak di vulva dengan diameter 5-6 cm, letakkan tangan kanan di bawah bokong ibu, dengan dilapisis kain untuk mensuport perineum agar tidak terjadi robekan pada perieum dan tangan kiri menadah kepala bayi agar tidak terjadi defleksi maximum.
               b.   Ketika kepala lahir seluruhnya, usap wajah bayi dengan kasa secara zig-zag
               c.   Memeriksa adanya lilitan talipusat dan melonggarkan tali pusat pada bayi, jika tidak bisa, klem tali pusat kemudian potong
               d.   tunggu bayi melakukan putaran paksi luar
               e.   Meletakkan tangan secara biparietal lalu tarik lembut kebawah untuk melahirkan bahu depan, dan tarik ke atas untuk melahirkan bahu belakang
               f.    Menyangga kepala bayi dengan tangan kanan, tangan kiri melakukan sanggah, susur lahirlah bayi secara keseluruhan
         10. Melakukan tindakan pada bayi baru lahir
               a.   Melihat apakah bayi brenafas spontan atau tidak
               b.   keringkan tubuh bayi dengan handuk kering dan bersih lakukan klem tali pusat dan potong
               c.   Pertahankan suhu tubuh bayi
               d.   Berikan bayi pada ibu agar segera disusui
         11. Bayi lahir tidak menangis, dan bernafas spontan, serta warna kulit kebiruan lakukan 6 langkah awal untuk merangsang bayi bernafas spontan dan teratur.
a.       Jaga bayi tetap hangat
               mencegah kehilangan panas termasuk menyiapkan tempat yang kering, selimuti bayi dengan kain yang hangat, kering dan bersih.


b.      Atur posisi bayi  
               memposisikan bayi dengan baik, kepala bayi setengah tengadah atau sedikit ekstensi atau dengan mengganjal bahu bayi dengan kain
c.       Hisap lendir yang ada dimulut dan hidung bayi
Membersihkan jalan nafas dengan delee atau bola karet. Hisap mulut terlebih dahulu kemudian hidung. Bila menggunakan delee tidak boleh lebih dari 5 cm pada mulut dan 3 cm pada hidung karena akan mengakibatkan denyit jantung lambat dan henti nafas
d.       Keringkan dan rangsang taktil
Gosok punggung perut dan tungkai bayi denga telapak tangan atau dengan menepuk dan menyentil telapak kaki
e.       Reposisi
Atur kembali posisi bayi ganti kain bayi jika basah dengan kain yang bersih dan kering kemudian selimutkan kembali
f.       Penilaian apakah bayi menangis atau bernafas spontan dan teratur.
               Bila bayi bernafas normal, berikan pada Ibunya untuk disusukan
               Bila tidak bernafas atau megap-megap segara lakukan tindakan ventilasi
               Yaitu pasang sungkup, ventilasi 2 kali dengan tekanan 30 cm air amati dada bayi. Jika  dada mengembang lakukan 20 kali dengan tekanan 20 cm air dalam 30 detik. Jika tidak bisa atau dada bayi tidak mengembang segera rujuk
         12. Bayi lahir spontan pervaginam pukul 21.00 WIB
               BB                            : 2900 grm
               PB                            : 49 cm
               Jenis kelamin            : laki-laki
               Apgar score              : 7/8

KALA III Pukul 22.45 WIB
S    :  1.   Ibu mengatakan merasa lega karena anaknya sudah lahir dengan selamat
         2.   Ibu mengatakan perutnya masih terasa mulas

O   : 1.   Tanda Vital : RR     : 20x /mnt                                Pols     : 82 x/mnt
                                      Temp : 36,80c                                      TD     : 110/80 mmHg
         2.   Keadaan umum        : baik
         3.   TFU 1 jari atas pusat
         4.   Kontraksi uterus baik, uterus teraba keras
         5.   perdarahan kala II 100cc
         6.   vesika urinaria kosong

A   :  1.   Diagnosa
         P1A0 partu kala III  
         a.   ibu mengatakan lega anaknya sudah lahir dengan selamat
         b.   ibu mengatakan masih mulas pada perutnya
         c.   Keadaan umum baik
         d.   Tanda Vital        : RR     : 20x /mnt                    Pols     : 82 x/mnt
                                          Temp   : 36,80c                        TD       : 110/80 mmHg
               e.   TFU 1 jari atas pusat
               f.    Kontraksi uterus baik, uterus teraba keras
               g.   perdarahan kala II 100cc
               h.   vesika urinaria kosong

         2.   Masalah :
               Potensial terjadi retensio plasenta
         Dasar :
Plasenta belum lahir

         3.   Kebutuhan   :          
         a.   Manajemen aktif kala III
         b.   Melahirkan plasenta

P    : 1.   Menjelaskan pada ibu kondisinya saat ini bahwa ibu melahirkan plasenta
         2.   Melaukan pengawasan Kala III memeriksa kontraksi uterus untuk memastikan janin tunggal, mengamati adanya tanda-tanda pelepasan plasenta yaitu perubahan bentuk janin tunggal, mengamati adanya tanda-tanda pelepasan plasenta yaitu perubahan bentuk dan tinggi uterus, tali pusat memanjang dan semburan darah yang tiba-tiba berlangsung singkat.
         3.   Melakukan manajemen aktif kala III memberi tahu ibu bahwa ia akan disuntikan oksitosin 10 IU secara IM di 1/3 paha bagian luar melakukan peregangan tali pusat terkendali.
         4.   Menganjurkan ibu menarik nafas panjang dna mengeluarkan melalui mulut  
         5.   Membantu ibu melahirkan plasenta, tangan kanan melakukan peregangan tali pusat terkendali tangan kiri menghadap dorsokranial, setelah plasenta tampak didepan introitus vagina, putar secara lembut plasenta searah jarum jam hingga selaput terpilin
         6.   Memeriksa plasenta dan selaputnya untuk memastikan keduanya lengkap dan utuh
         7.   mengobservasi banyaknya perdarahan yang keluar dan periksa adanya robekan jalan lahir
         8.   Memeriksa uterus 1-2 ment untuk memastikan uterus berkontraksi dengan baik
         9.   Menganjurkan ibu untuk minum dan makan agar ibu tidak kebanyakan kehilangan tenaga
         10. Plasenta lahir 15 menit setelah bayi lahir
        

KALA IV Pukul 23.00 WIB
S    :  1.   Ibu mengatakan senang dengan kelahiran dan lega karena plasenta sudah lahir
         2.   Ibu mengatakan perutnya masih mulas

O   : 1.   Pemeriksaan umum
               Keadaan umum : baik
               Tanda Vital : RR     : 20x /mnt                                Pols     : 82 x/mnt
                                      Temp : 36,80c                                      TD     : 110/70 mmHg
         2.   TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi uterus baik  
         3.   Plasenta lahir lengkap dan spontan pukul 22.45 kotiledan dan selaput utuh
         4.   Pada jalan lahir terdapat luka robekan perineum derajat 5
         5.   Kontraksi uterus baik, dan teraba keras

A   :  1.   Diagnosa
         P1A0 partus spontan kala IV           
         Dasar :    a.               ibu partus pervaginam pukul 21.00 WIB
                        b.   TFU 2 jari bawah pusat
                        c.               Kontraksi uterus baik dan teraba keras

         2.   Masalah :
               Robekan perineum
         Dasar :
Terdapat robekan pada perineum, derajat I

         3.   Kebutuhan   :          
         a.   Observasi keadaan ibu, keadaan umum dan perdarahan yang keluar serta TTV
         b.   Heacting perineum
P    : 1.   Observasi keadaan umum ibu
         2.   Lakukan heacting jelujur pad abagian perineum ibu
         3.   Periksa fundus, tinggi, kontraksi dan perdarahan.
         4.   Periksa keadaan umum ibu dan TTV tidap 15 mnt pda 1 jam pertama dan 30 menit pada satu jam ke 2
         5.   Periksa kandung kemih, bila penuh rangsang untuk berkemih
         6.   Bersihkan tubuh ibu dan lakukan vulva hygiene untuk menghindari infeksi pada luka jahitan
         7.   Anjurkan ibu dan keluarga tanda-tanda bahaya post partum
         8.   Beritahu keluarga untuk melapor ke bidan jika ada tanda-tanda bahaya
         9.   Lakukan perawatan lukaperineum
         10. Anjurkan ibu istirahat, makan dan minum
         11. Berikan bayi pada ibu agar disusui.
        


DAFTAR PUSTAKA


Mochtar, Rustam, 1998, Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi, Jakarta. EGC.

Manuaba, Ida Bagus, 1998, Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan, Jakarta. EGC

Sastrawinata, Sulaiman, 1987, Obstetri Patologi, Fakultas Kedokteran UNPAD, Jakarta.

Wiknjo Sastro, Hanifa, 2005, Ilmu Kebidanan, Jakarta, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo





1 komentar:

kuliah bidan mengatakan...

salam kenal

untuk yang membutuhkan bahan-bahan perkuliahan kesehatan baik kedokteran keperawatan kebidanan kunjungi disini: ada ribuan gratis:


http://kuliahbidan.host22.com/
























































.

Posting Komentar

Template by:
Free Blog Templates