Minggu, 06 Februari 2011

ASUHAN KEBIDANAN PADA PERSALINAN NORMAL TERHADAP Ny. “H” DI BPS ROSMAULI MARTI SILABAN Jl. SEMINUNG NO.7 METRO PUSAT TAHUN 2007


BAB II
LANDASAN TEORI

A.    Defenisi
Persalinan adalah proses dimulai dengan kontraksi uterus yang menyebabkan dilatasi progresif dari serviks, kelahiran bayi dan plasenta (Asuhan Intrapartum, 2003).
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan dimana janin dan ketuban turun ke dalam jalan lahir dan didorong keluar melalui jalan lahir (Sarwono Prawirohardjo, 2005).
Secara umum persalinan adalah serangkaian kajadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan 37-42 minggu lahir spontan, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun janin, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu.
Menurut tuanya kehamilan :
1.      Abortus
Pengeluaran buah kehamilan sebelum kehamilan 22 minggu atau bayi dengan berat badan kurang dari 500 gr.
2.      Partus immaturus
Pengeluaran buah kehamilan antara 22 minggu dan 28 minggu atau bayi dengan berat badan antara 500 gr dan 999 gr.
3.      Partus trematurus
Pengeluaran buah kehamilan antara 28 minggu dan 37 minggu atau bayi dengan berat badan antara 1000 gr dan 2499 gr
4.      Partus maturus atau partus aterm
Pengeluaran buah kehamilan antara 37 minggu dan 42 minggu atau bayi dengan berat badan 2500 gram atau lebih
5.      Partus postmaturus atau partus serotinus
Pengeluaran buah kehamilan adalah kehamila 42 minggu
Menurut cara persalinan
1.      Partus spontan/Biasa
Persalinan yang berlangsung, dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir
2.      Partus buatan
Persalinan yang dibantu dengan tenaga dari luar, misalnya ekstraksi vakum dan sectio caesarea (SC)
3.      Partus anjuran
Persalinan bila bayi sudah cukup besar untuk hidup diluar, tetapi menimbulkan kesulitan dalam persalinan dan tidak dimulai dengan sendirinya tetapi baru berlangsung setelah pemecahan ketuban, pemberian pitocin atau prostaglandin

B.     Etiologi (Penyebab) Persalinan
Yang menyebabkan terjadinya persalinan belum diketahui dengan jelas, tetapi banyak fakta yang memegang peranan dan bekerja sama sehingga terjadi persalinan. Mulanya berupa kombinasi dari faktor hormon dan faktor mekanis.
Beberapa teori yang dikemukakan ialah :
1.      Teori penurunan kadar progesteron
Progesteron menimbulkan relaksasi otot-otot rahim sedangkan estrogen meninggikan kerentanan otot rahim. Selama kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar progesteron dan estrogen di dalam darah, tetapi pada akhir kehamilan kadar progesteron menurun sehingga timbul his.
2.      Teori oxytocin
Pada akhir kehamilan kadar oxytocin bertambah, oleh karena itu, timbul kontraksi otot-otot rahim.
3.      Keregangan otot-otot rahim
Seperti halnya dengan kandung kencing dan lambung, bila dindingnya teregang karena isinya maka timbul kontraksi untuk mengeluarkan tinja. Demikian pula dengan rahim, maka dengan majunya kehamilan makin teregang otot-otot rahim sehingga otot-otot makin rentan.
4.      Pengaruh janin
Hypofisis dan kelanjar suprenal janin ternyata memegang peranan juga, selain itu, di belakang serviks terletak ganglion servikale. Bila ganglion ini digeser dan ditekan, oleh kepala janin, maka akan timbul kontraksi uterus
5.      Teori prostagladin
Berdasarkan hasil percobaan menunjukkan prostagladin dari F2 atau E2 yang diberikan secara intravena dan extra abdominal menimbulkan kontraksi miometrium pada setiap umur kehamilan.

Proses Persalinan Normal
Proses persalinan terdiri dari 4 kala yaitu ;
  1. Kala I atau kala pembukaan
Dimulai dari his persalinan yang pertama sampai pembukaan serviks menjadi lengkap (10 cm)
  1. Kala II atau kala pengeluaran
Dimulai dari pembukaan lengkap sampai lahirnya bayi
  1. Kala III atau kala uri
Dimulai dari lahirnya bayi sampai lahirnya plasenta
  1. Kala IV atau kala pengawasan
Dimulai setelah placenta lahir dean berakhir 2 jam setelah selesai kala III persalinan
( Asuhan Intrapartum, 2003).

Kala I (kala pembukaan)
Inpartu ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah (bloody show), karena serviks mulai membuka (dilatasi) dan mendatar (effecement) kala I dibagi dalam 2 fase yaitu :
a.       fase laten
berlangsung dalam 7-8 jam pembukaan berlangsung lambat pembukaan 3 cm.
b.      Fase aktif
Berlangsung dalam 6 jam dan dibagi menjadi 3 fase :
1)      Fase akselerasi
Dalam waktu 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm
2)      Fase dilatasi maksimal
Dalam waktu 2 jam, pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm
3)      Fase deselerasi
Dalam waktu 2 jam, pembukaan berlangsung lambat menjadi 10 cm atau lengkap
( Sarwono Prawirohardjp, 2005).

Kala II (kala pengeluaran)
Pada kala pengeluaran janin, his menjadi kuat dan lebih cepat kira-kira 2-3 menit sekali, karena kepala janin sudah masuk keruang panggaul, sehingga pada his dirasakan tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara reflekstoris menimbulkan rasa mengedan.
Karena ada tekanan pada rektum, ibu juga merasa ingin buang air besar (BAB) dengan tanda anus terbuka. Pada waktu his, kepala janin mulai kelihatan dalam vulva yang membuka dan perineum meregang. Dengan his dan kekuatan mengedan yang terpimpin, maka lahirlah kepala yang diikuti oleh seluruh badan janin. Pada primigravida, kala II berlangsung rata-rata 1,5 – 2 jam dan pada multigravida ½ - 1 jam.

Kala III (kala pengeluaran uri)
Setelah bayi lahir, uterus keras dengan fundus uteri setinggi pusat. Beberapa saat kemudian, uterus berkontraksi lagi untuk pelepasan dan pengeluaran uri. Seluruh proses biasanya berlangsung 20-30 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran placenta disertai dengan pengeluaran darah.

Kala IV (kala pengawasan)
Merupakan kala pengawasan selama 2 jam setelah bayi dan uri lahir. Kala IV sangat bermanfaat karena berguna untuk mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan postpartum.

C.    Gejala (Tanda-tanda Persalinan)
  1. Tanda-tanda  permulaan terjadinya persalinan
a.       Turunnya kepala masuk pintu atas panggul pada primigravida minggu ke- 36.
b.      Timbul perasaan sesak dibagian bawah, di atas simpisis pubis dan sering-sering ingin kencing atau susah kencing (polaisuria) kare kandung kemih tertekan oleh bagian terbawah janin.
c.       Parut kelihatan lebih melebar karena fundus uteri turun.
d.      Terjadinya perasaan sakit di daerah perut dan pinggang karena kontraksi ringan otot rahim dan tertekannya fleksus yang terletak disekitar serviks (tanda persalinan palsu fase labour).
e.       Terjadinya perlukaan serviks yang mulai mendatar dan sekresinya bila bertambah bercampur darah (bloody show).

  1. Tanda-tanda inpartu
a.       Rasa sakit karena adanya his yang menjadi lebih kuat, sering teratur.
b.      Pengeluaran lendir bercampur darah (bloody show) yang lebih banyak karena robekan-robekan kecil pada serviks.
c.       Dapat disertai pecahnya ketuban dengan sendirinya.
d.      Pada pemeriksaan dalam serviks mengalami perubahan dengan terjadi perlukaan serviks, pendataran serviks, pembukaan serviks.

Faktor-faktor yang berperan dalam persalinan adalah :
1.      Kekuatan mendorong keluar/power
Power dibagi menjadi 2 yaitu:
a.       Kekuatan primer
Kontraksi uterus involunter yang memadai dari menandai dimulainya persalinan (his)
His ada 2 yaitu :
1)      His pendahuluan/his palsu
Merupakan peningkatan dari kontraksi dari Braxton hicks
2)      His persalinan
Merupakan his yang bersifat nyeri yang mungkin disebabkan oleh anoxia dari sel-sel otot-otot saat kontraksi, tekanan pada ganglia dalam cerviks dan segmen bawah rahim oleh serabut-serabut otot yang berkontraksi, cerviks yang meregang lurus atau regangan dan tarikan ada peritoneum saat kontraksi, kontraksi rahim bersifat  berkala dan yang diperhatikan dalam his adalah:
a)      Lamanya kontraksi
Kontraksi berlangsung 45 detik sampai 75 detik
b)      Kekuatan kontraksi
Menimbulkan naiknya tekanan intrauterin sampai 35 mmHg kekuatan kontraksi secara klinis ditentukan dengan mencoba apakah jari kita dapat menekan dinding rahim ke dalam
c)      Interval antara dua kontraksi
Pada permulaan his timbul sekali dalam 10 menit dan pada kala pengeluaran sekali dalam 2 menit

Menurut faalnya, his dapat dibagi dalam :
1)      His pembukaan
His yang menimbulkan pembukaan dari serviks
2)      His pengeluaran
His yang mendorong anak keluar dan biasanya disertai dengan keinginan mengejan
3)      His pelepasan uri
His yang melepaskan uri
(Sarwono Prawirohardjo,2005).

b.      Kekuatan sekunder
Apabila serviks berdilatasi, maka dimulai untuk mendorong yang memperbesar kekuatan kontraksi involunter (tenaga mengejan). Tenaga mengejan merupakan tenaga yang mendorong anak keluar selain his, terutama disebabkan oleh kontraksi otot-otot dinding perut yang mengakibatkan peninggian tekanan intraabdominal. Tenaga mengejan ini hanya efektif jika pembukaan sudah lengkap dan paling efektif sewaktu kontraksi rahim.

2.      Faktor Janin/Kondisi Janin/Passenger
Janin bergerak disepanjang lahir merupakan akibat interalis beberapa faktor yaitu ukuran kepala janin, persentasi, letak, sikap, posisi janin.

3.      Faktor Jalan Lahir
Pada waktu partus akan terjadi perubahan-perubahan pada uterus, serviks, vagina dari dasar panggul.


D.    Penatalaksanaan
1.      Kala I
Pengkajian awal
a.       Lihat
1)      Tanda-tanda perdarahan, mekoneum atau bagian organ yang lahir
2)      Warna kulit ibu yang kuning dan kepucatan
b.      Tanya
1)      Kapan tanggal perkiraan kelahiran
2)      Menentukan ibu sudah waktunya melahirkan atau belum
c.       Periksa
1)      Tanda-tanda penting untuk hipertensi
2)      Detak jantung janin untuk bradikardi

Penanganan kala I
a.       Menghadirkan orang yang dianggap penting oleh ibu seperti suami, keluarga pasien/teman dekat.
Dukungan yang diberikan:
1)      Mengusap keringat  
2)      Menemani jalan-jalan (mobilisasi)
3)      Memberikan minum
4)      Merubah posisi
5)      Memijat/menggosok pinggang
b.      Mengatur aktivitas dan posisi ibu
1)      Ibu boleh melakukan aktivitas sesuai dengan kesanggupannya
2)      Posisi sesuai dengan keinginan ibu tapi tidak dianjurkan posisi tidur terlentang
c.       Membimbing ibu untuk rileks sewaktu ada his
Ibu diminta menarik nafas panjang, tahan nafas sebentar kemudian dilepaskan dengan cara meniup sewaktu his
d.      Menjaga privasi ibu
Menggunakan penutup/tirai, tidak menghadirkan orang lain tanpa sepengetahuan dan seizin pasien.
e.       Penjelasan tentang  kemajuan persalinan
Menjelaskan perubahan yang terjadi dalam tubuh ibu, serta prosedur yang akan dilaksanakan dan hasil-hasil pemeriksaan
f.       Menjaga kebersihan diri
Membolehkan ibu untuk mandi, menganjurkan ibu untuk basuh sekitar kemaluannya setelah BAB dan BAK
g.      Mengetahui rasa panas
1)      Menggunakan kipas angin/AC dalam kamar
2)      Menggunakan kipas biasa
3)      Menganjurkan ibu untuk mandi
h.      Massase
Jika ibu suka, lakukan massase pada pinggang atau mengusap perut dengan lembut
i.        Pemberian cukup minum
Untuk memenuhi kebutuhan energi dan mencegah dehidrasi
j.        Mempertahankan kandung kemih
Sarankan ibu untuk berkemih sesering mungkin
k.      Sentuhan
Diseuaikan dengan keinginan ibu, memberikan sentuhan pada salah satu bagian tubuh yang bertujuan untuk menguraikan rasa kesendirian ibu selama proses persalinan.

2.      Kala II
Selama kala II, petugas kesehatan harus terus memantau :
a.       Tenaga atau usaha mengedan dan kontraksi uterus
b.      Janin yang penurunan presentasinya dan kembali normal detak jantung bayi setelah kontraksi
c.       Kondisi ibu

Penanganan kala II
a.       Memberikan dukungan terus menerus
1)      Mendampingi ibu agar merasa nyaman oleh keluarga
2)      Menawarkan minum, mengipasi dan memijat
b.      Menjaga kebersihan diri
1)      Ibu tetap dijaga kebersihannya agar terhindar dari infeksi
2)      Bila ada darah lendir atau cairan ketuban segera dibersihkan
c.       Mengipasi dan massase
Menambah kenyamanan bagi ibu
d.      Memberikan dukungan mental
Untuk mengurangi kecemasan dan ketakutan ibu, dengan cara :
1)      Menjaga privasi ibu
2)      Penjelasan tentang proses dan kemajuan persalinan
3)      Penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan dan keterlibatan ibu
e.       Mengatur posisi ibu
Dalam memimpin mengedan dapat dilihat posisi sebagai berikut :
1)      Jongkok
2)      Menungging
3)      Tidur miring
4)      Setengah duduk
Posisi tegak ada kaitannya dengan berkurangnya rasa nyeri, mudah mengedan, kurangnya trauma vagina dan perineum, dan infeksi
f.       Menjaga kandung kemih tetap kososng
Anjurkan ibu untuk BAK sesering mungkin, kandung kemih yang penuh dapat menghalangi turunnya kepala dalam rongga panggul
g.      Memberikan cukup minum
Memberi tenaga dan mencegah dehidrasi
h.      Memimpin mengedan
Pemimpin ibu mengedan selama his, anjurkan pada ibu untuk mengambil nafas
i.        Bernafas selama persalinan
Meminta ibu bernafas lagi selagi kontraksi ketika kepala akan lahir, untuk menjaga agar perineum meregang pelan dan mengontrol lahirnya kepala dan mencegah robekan.
j.        Pemantauan DJJ
Periksa DJJ setelah setiap kontraksi untuk memastikan janin tidak mengalami brakikardi (< 120). Selama mengedan yang lama, akan terjadi pengurangan aliran darah yang mengandung oksigen ke janin
k.      Melahirkan bayi
1)      Menolong kelahiran kepala
2)      Periksa tali pusat
3)      Melahirkan bahu dan anggota seluruhnya
l.        Bayi dikeringkan dan dihangatkan dari kepala sampai seluruh tubuh
Setelah bayi lahir, segera dikeringkan dan diselimuti dengan menggunakan handuk atau sejenisnya, letakkan pada perut ibu dan berikan bayi untuk disusui
m.    Merangsang bayi
1)      Biasakan dengan melakukan pengeringan, cukup memberikan bayi rangsangan
2)      Dilakukan dengan cara mengusap-usap pada bagian punggung atau menepuk telapak kaki bayi.


3.      Kala III
Pengkajian awal
a.       Palpasi uterus menentukan apakah ada bayi yang kedua, jika ada, tunggu sampai bayi kedua lahir
b.      Menilai apakah BBL dalam keadaan stabil, jika tidak bayi segera dirawat

Penanganan kala III
a.       Jepit dan gunting tali pusat sedini mungkin
Dengan menjepit tali pusat sedini mungkin akan memulai pelepasan plasenta
b.      Memberi oksitosin
Oksitosin merangsang uterus berkontraksi yang juga mempercepat pelepasan plasenta :
1)      Oksitosin 10 U IM yang diberikan ketika kelahiran bahu depan bayi jika petugas lebih dari satu dan pasti hanya ada bayi tunggal
2)      Oksitosin 10 U IM diberikan dalam 2 menit setelah kelahiran jika hanya satu orang petugas dan hanya ada bayi tunggal
3)      Oksitosin 10 U IM dapat diulangi/diberi lagi 15 menit jika belum lahir
4)      Jika oksitosin tidak tersedia, lakukan dengan rangsangan puting payudara ibu atau berikan ASI pada bayi guna menghasilkan oksitosin alamiah.
c.       Melakukan peregangan tali pusat terkendali atau PTT (Controlled Cord Traction)
PTT mempercepat kelahiran plasenta, begitu sudah terlepas :
1)      Satu tangan diletakkan pada corpus uteri tepat di atas simpisis pubis. Selama kontraksi, tangan mendorong uteri dengan gerakan dorsokranial ke arah belakang dan ke arah kepala ibu
2)      Tangan yang satu meregang tali pusat dekat pembukaan vagina dan melakukan tarikan tali pusat yang terus-menerus dalam tegangan yang sama dengan tangan ke uterus selama kontraksi
PTT dilakukan hanya selama uterus berkontraksi. Tangan pada uterus merasakan kontraksi, ibu dapat juga memberitahu petugas ketika ia merasakan kontraksi.
d.      Massase fundus
Segera setelah placenta dan selaputnya dilahirkan, massase fundus agar menimbulkan kontraksi. Hal ini dapat mengurangi pengeluaran darah dan mencegah perdarahan post partum
                                        
4.      Kala IV
Penanganan kala IV
a.       Ikat tali pusat
Jika petugas sendirian dan sedang melakukan management aktif kala III, tali pusat diklem, lalu digunting dan memberkan oksitosin segera setelah plasenta dan selaputnya lahir, lakukan massase fundus agar berkontraksi, baru tali pusat diikat dan klem dilepas.
b.      Pemeriksaan fundus dan massase
Periksa fundus setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 20-30 menit selama jam kedua
c.       Nutrisi dan hidrasi
Anjurkan ibu untuk minum demi mencegah dehidrasi, tawarkan ibu makan-makanan dan minuman yang disukai
d.      Bersihkan ibu
Bersihkan perineum ibu dan kenakan pakaian ibu yang bersih dan kering
e.       Istirahat
Biarkan ibu beristirahat karena telah bekerja keras melahirkan bayinya. Bantu ibu pada posisi yang nyaman
f.       Peningkatan hubungan ibu dan bayi
Biarkan bayi berada pada ibu untuk meningkatkan hubungan ibu bayi, sebagai permulaan dengan menyusui bayinya
g.      Memulai menyusui
Bayi sangat siap segera setelah kelahiran. Hal ini sangat tepat untuk memulai memberikan ASI, menyusui juga membantu uterus berkontraksi
h.      Menolong ibu ke kamar mandi
Ibu boleh bangun ke kamar mandi, pastikan ibu dibantu dan selamat karena ibu masih dalam keadaan lemah atau pusing setelah persalinan. Pastikan ibu sudah BAK dalam 3 jam post partum
i.        Mengajari ibu dan anggota keluarga
Ajari ibu atau anggota keluarga tentang :
1)      Bagaimana memeriksa fundus dan menimbulkan kontraksi
2)      Tanda-tanda bahaya bagi ibu dan bayi
(Sarwono Prawirohardjo, 2005)














60 LANGKAH ASUHAN PERSALINAN NORMAL

       I.      MELIHAT TANDA DAN GEJALA KALA DUA
1.      Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan kala dua
a.       Ibu mempunyai dorongan kuat untuk meneran
b.      Ibu merasa adanya tekanan pada anus
c.       Perineum menonjol
d.      Vulva dan anus membuka

    II.      MENYIAPKAN PERALATAN
2.      Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan termasuk mematahkan ampul oksitosin dan memasukkan 1 buah alat suntik sekali pakai 3  cc ke dalam wadah partus set

 III.      MENYIAPKAN DIRI UNTUK MEMBERIKAN PERTOLONGAN
3.      Memakai celemek plastik
4.      Memastikan lengan / tangan tidak memakai perhiasan, mencuci tangan dengan sabun di air mengalir
5.      Memakai sarung tangan DTT pada tangan kanan yang di gunakan untuk periksa dalam
6.      Mengambil alat suntik sekali pakai dengan tangan kanan, isi dengan oksitosin dan letakkan kembali kedalam wadah partus set.
Bila ketuban belum pecah, pinggirkan ½ kocher pada partus set

 IV.      MEMASTIAKAN PEMBUKAAN LENGKAP  DAM KEADAAN JANIN BAIK
7.      Membersihkan vulva dan perineum menggunakan kapas DTT (basah) dengan gerakan dari vulva ke perineum  (bila daerah perineum dan sekitarnya kotor karena kotoran ibu yang keluar, bersihkan daerah tersebut dari kotoran),
8.      Melakukan pemeriksaan dalam dan pastikan pembukaan sudah lengkap dan selaput ketuban sudah pecah
Bila pembukaan belum lengkap, catat hasil pemeriksaan pada partograf dan nilai kemajuan persalinan
Bila selaput ketuban belum pecah: lakukan pemecahan selaput ketuban
a)      Pastikan kepala sudah masuk, tidak teraba bagian kecil janin atau tali pusat
b)      Masukkan ½ kocher yang di pegang tangan kiri dengan bimbingan telunjuk dan jari tangan tengah menyentuh selaput ketuban
c)      Saat his berkurang kekuatannya, gerakan ujung  jari tangan kanan membimbing ujung ½ kocher menggores selaput ketuban hingga ketuban pecah
d)      Keluarkan ½ kocher dari vagina ibu dengan tangan kiri, memasukkan ke dalam ember berisi larutan klorin 0, 5%
e)      Pertahankan jari-jari tangan kanan tetap dalam vagina sehingga yakin bahwa kepala turun dan tidak teraba tali pusat setelah ketuban di pecahkan
f)        Keluarkan jari-jari tangan kanan dari vagina
9.      Mencelupkan tangan kanan yang bersarung tangan kedalam larutan klorin 0,5%, membuka sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5%
10.  Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus selesai pastikan DJJ  dalam batas normal (120-160 x/menit)

    V.      MENYIAPKAN IBU DAN KELUARGA UNTUK MEMBANTU PROSES PIMPINAN MENERAN
11.  Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik, meminta ibu untuk meneran saat ada his, bila ia sudah merasa ingin meneran
12.  Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran, (pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setelah duduk dan pastikan ia merasa nyaman)

 VI.      PIMPIN MENERAN
13.  Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk meneran
a)      Memimpin ibu untuk meneran saat ibu timbul his, menyesuaikan pimpinan meneran dengan kecepatan lahirnya kepala
b)      Mendukung usaha ibu untuk meneran
c)      Memberi ibu kesempatan istirahat disaat tidak ada his (di antara his)
d)     Meminta bantuan keluarga untuk memberi ibu minum saat istirahat
e)      Memeriksa DJJ setiap kontraksi uterus selesai
i.        Bila ibu belum mempunyai dorongan kuat untuk meneran, tunggu hingga ibu mempunyai dorongan kuat untuk meneran, (maksimal 60 menit) ibu dapat dianjurkan untuk ganti posisi meneran seperti  miring, jongkok atau merangkak
ii.      Bila bayi belum lahir setelah dipimpin meneran selama 2 jam primipara /1jam multipara, segera lakukan rujukan

 VII.   PERSIAPAN PERTOLONGAN KELAHIRAN JANIN
14.  Saat kepala janin terlihat di vulva dengan diameter 5-6 cm, memasang handuk bersih untuk mengeringkan janin pada perut ibu
15.  Mengambil kain bersih, melipat 1/3 bagian dan meletakkannya dibawah bokong ibu
16.  Membuka tutup partus set
17.  Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan



 VIII.      MENOLONG KELAHIRAN BAYI
LAHIRNYA KEPALA
18.  Saat sub-occiput tampak dibawah simfisis, tangan kanan melindungi perineum dengan dialas lipatan kain di bawah bokong, sementara tangan kiri menahan puncak kepala agar tidak terjadi defleksi yang terlalu cepat saat  kepala lahir. (minta ibu untuk tidak meneran dengan nafas pendek-pendek)
Bila didapatkan mekonium pada air ketuban, segera setelah kepala lahir lakukan penghisapan pada mulut dan hidung janin menggunakan penghisap lendir De Lee
19.  Menggunakan kasa/kain bersih untuk membersihkan muka janin dari lendir dan darah
20.  Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin
21.  Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar secara spontan

LAHIRNYA BAHU
22.  Setelah janin menghadap paha ibu, tempatkan kedua telapak tangan biparietal kepala janin, tarik secara hati-hati ke arah bawah sampai bahu anterior / depan lahir, kemudian tarik secara hati-hati ke atas sampai bahu posterior/belakang lahir
Bila terdapat lipatan tali pusat yang terlalu erat hingga menghambat putaran paksi luar atau lahirnya bahu, minta ibu berhenti meneran, dengan perlindungan tangan kiri, pasang klem di dua tempat pada tali pusat dan potong tali pusat di antara dua klem tersebut.

LAHIRNYA BADAN DAN TUNGKAI
23.  Setelah bahu lahir, tangan kanan menyangga kepala, leher dan bahu janin bagian posterior dengan posisi ibu jari pada leher (bagian bawah kepala) dan ke empat jari pada bahu dan dada / punggung janin, sementara tangan kiri memegang lengan dan bahu janin bagian anterior saat badan dan lengan lahir
24.  Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri pinggang ke arah bokong dan tungkai bawah janin untuk memegang tungkai  bawah (selipkan jari telunjuk tangan kiri di antara kedua lutut janin)

       IX.      PENANGANAN BAYI BARU LAHIR
25.  Setelah seluruh badan bayi lahir pegang bayi bertumpu pada lengan kanan sedemikian rupa sehingga bayi menghadap ke arah penolong. nilai bayi, kemudian letakkan bayi di atas perut ibu dengan posisi kepala lebih  rendah dari badan (bila tali pusat terlalu pendek,  letakkan bayi di tempat yang memungkinkan)
26.  Segera mengeringkan bayi, membungkus kepala dan badan bayi kecuali bagian tali pusat
27.  Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari umbilicus bayi. Melakukan urutan tali pusat ke arah ibu dan memasang klem diantara kedua 2 cm dari klem pertama.
28.  Memegang tali pusat diantara 2 klem menggunakan tangan kiri, dengan perlindungan jari-jari tangan kiri, memotong tali pusat di antara kedua klem
Bila bayi tidak bernafas spontan lihat penanganan khusus bayi baru lahir
29.  Mengganti pembungkus bayi dengan kain kering dan bersih, membungkus bayi hingga kepala
30.  Memberikan bayi pada ibu untuk disusui bila ibu menghendaki.






          X.      PENATALAKSANAAN AKTIF PERSALINAN KALA TIGA
MENYUNTIKAN OKSITOSIN
31.  Memeriksa fundus uteri untuk memastikan kehamilan tunggal
32.  Memberi tahu ibu akan disuntik
33.  Menyutikan Oksitosin 10 unit secara intra muskuler pada bagian luar paha kanan 1/3 atas setelah melakukan aspirasi terlebih dahulu untuk memastikan bahwa ujung jarum tidak mengenai pembuluh darah

PEREGANGAN TALI PUSAT TERKENDALI
34.  Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva
35.  Meletakkan tangan kiri di atas simpisis menahan bagian bawah uterus, sementara tangan kanan memegang tali pusat menggunakan klem atau kain kasa dengan jarak antara 5-10 cm dari vulva
36.  Saat kontraksi, memegang tali pusat dengan tangan kanan sementara tangan kiri menekan uterus dengan hati-hati ke arah dorso kranial
Bila uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu atau keluarga untuk melakukan stimulasi putting susu

MENGELUARKAN PLASENTA
37.  Jika dengan peregangan tali pusat terkendali tali pusat terlihat bertambah panjang dan terasa adanya pelepasan plasenta , minta ibu untuk meneran sedikit sementara tangan kanan menarik tali pusat ke arah bawah kemudian ke atas sesuai dengan kurva jalan lahir hingga plasenta tampak pada vulva
a)      Bila tali pusat bertambah panjang tetapi plasenta belum lahir, pindahkan kembali klem hingga berjarak kurang lebih 5-10 cm
b)      Bila plasenta belum lepas setelah mencoba langkah no. 36 dalam waktu 15 menit :
1)      Suntik  ulang 10 unit okstosin IM
2)      Periksa kandung kemih, lakukkan kateterisasi bila penuh
3)      Beritahu keluarga untuk persiapan merujuk
4)      Ulangi lagi langkah no. 36 selama 15 menit
5)      Rujuk ibu bila plasenta tidak lahir setelah mencoba langkah no. 36 selama 15 menit ke dua
38.  Setelah plasenta tampak di vulva, teruskan melahirkan plasenta dengan hati-hati. Bila perlu (terasa ada tahanan), pegang plasenta dengan kedua tangan dan lakukan putaran searah untuk membantu pengeluaran plasenta dan mencegah robeknya selaput ketuban.
Bila selaput ketuban robek, dapat digunakan klem untuk menarik robekan selaput ketuban tersebut keluar atau memasuki jari telunjuk tangan kanan dalam vagina untuk melepaskan selaput ketuban dari mulut rahim.

MASASE UTERUS
39.  Segera setelah plasenta lahir, melakukan masase pada fundus uteri dengan menggosok fundus secara sirkuler menggunakan bagian palmar 4 jari tangan kiri hingga kontraksi uterus baik (fundus teraba keras)

       XI.      MEMERIKSA KEMUNGKINAN ADANYA PERDARAHAN PASCA PERSALINAN
40.  Sambil tangan kiri melakukan masase pada fundus uteri, periksa bagian maternal dan bagian fetal plasenta dengan tangan kanan untuk memastikan bahwa seluruh kotelidon dan selaput ketuban sudah lahir lengkap, dan memasukkan ke dalam kantong plastik yang tersedia
a)      Bila plasenta tidak lahir lengkap atau tidak ada perdarahan, lakukan tindakan sesuai prosedur
b)      Bila kontraksi uterus tidak baik setelah 15 detik melakukan masase, mulai komperesi bimanual interna (melihat penanggulangan atonio uteri)
41.  Memeriksa apakah ada robekan pada introitus vagina dan perenium yang menimbulkan perdarahan aktif
Bila ada robekan yang menimbulkan perdarahan aktif, segera lakukan penjahitan

    XII.      PASCA TINDAKAN
42.  Periksa kembali kontraksi uterus dan tanda adanya perdarahan pervaginam, pastikan kontraksi uterus baik
43.  Membersihkan sarung tangan dari lendir dan darah di dalam larutan klorin 0,5 %, kemudian bilas tangan yang masih mengenakan sarung tangan dengan air yang sudah di desinfeksi tingkat tinggi dan mengeringkannya

MENGIKAT TALI PUSAT           
44.  Mengikat tali pusat kurang lebih 1 cm dari umbilicus dengan sampul mati
45.  Mengikat balik tali pusat dengan simpul mati untuk kedua kalinya
46.  Melepaskan klem pada tali pusat dan memasukkannya dalam wadah berisi larutan klorin 0, 5%
47.  Membungkus kembali bayi
48.  Berikan bayi pada ibu untuk disusui

EVALUASI
49.  Lanjutkan pemantauan terhadap kontraksi uterus, tanda perdarahan pervaginam dan tanda vital ibu:
a)      2-3 kali dalam menit pertama
b)      Setiap 15 menit pada 1 jam pertama                         Pastikan kontraksi
c)      Setiap 20-30 menit pada jam ke dua                         uteri
Bila kontraksi uterus tidak baik, lakukan masase uterus dam beri metil ergometrin 0,2 mg IM
50.  Mengajarkan ibu/keluarga untuk memeriksa uterus yang memiliki kontraksi baik dan mengajarkan masase uterus apabila kontraksi uterus tidak baik.
51.  Mengevaluasi jumlah perdarahan yang terjadi
52.  Memeriksa nadi ibu
Bila terdapat robekan jalan lahir yang memerlukan penjahitan, lakukan penjahitan.

KEBERSIHAN DAN KEAMANAN
53.  Merendam semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5 %
54.  Membuang barang-barang yang terkontaminasi ke tempat sampah  yang di sediakan
55.  Membersihkan ibu dari sisa air ketuban, lendir dan darah dan menggantikan pakaiannya dengan pakaian bersih/kering
56.  Memastikan ibu merasa nyaman dan memberitahu keluarga untuk membantu apabila ibu ingin minum
57.  Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5%
58.  Membersihkan sarung tangan di dalam larutan klorin 0,5% melepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5%
59.  Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
60.  Melengkapi partograf dan memeriksa tekanan darah
ASUHAN KEBIDANAN PADA PERSALINAN NORMAL
TERHADAP Ny. “H” DI BPS ROSMAULI MARTI SILABAN
Jl. SEMINUNG NO.7 METRO PUSAT
TAHUN 2007

I.             PENGUMPULAN DATA DASAR
Tanggal : 24-07-2007 Jam : 02.00 WIB
A.    1.  Identifikasi Klien
Nama                   : Ny.H                     Nama Suami     : Tn.S
Umur                   : 24 tahun                Umur                : 26 tahun
Suku/Bangsa       : Jawa / Indonesia   Suku/Bangsa     : Jawa / Indonesia
Agama                 : Islam                     Agama              : Islam
Pendidikan          : SLTP                     Pendidikan       : SMA
Pekerjaan             : IRT                        Pekerjaan          : Wiraswasta
Alamat                : Jl. Delima No 2     Alamat              : Jl. Delima No 2
 G. Agung                                          G. Agung        
 Metro Barat                                       Metro Barat

2.      Keluhan Utama
Ibu mengeluh mulas-mulas dan nyeri perut bagian bawah dari vagina keluar lendir berwarna kecoklatan, bercampur sedikit darah, ibu mulas-mulas dan nyeri perut yang menjalar kepinggang sejak tanggal 23 Juli 2007 pukul 21.30 WIB
3.      Keluhan sejak kunjungan terakhir
Ibu berkunjung 8 hari yang lalu dan tidak mengalami keluhan yang berat dan kehamilannya normal
4.      Tanda-tanda persalinan
Ibu datang pada pukul 02.00 WIB dengan his (+) yang frekuensinya 2-3 kali dalam 10 menit dengan lama 20 detik dengan kekuatan sedang

5.      Pengeluaran pervaginam
Lendir kecoklatan bercampur sedikit darah dan tidak ada air ketuban yang keluar
6.      Masalah-masalah khusus
Ibu tidak mengalami kelainan lain yang beresiko yang mempengaruhi riwayat persalinannya dan kondisi umum ibu baik
7.      Riwayat kehamilan sekarang
HPHT : 18-10-2006                         TP : 25-07-2007
Ibu haid sebelumnya teratur, lamanya 5-6 hari, banyaknya 2-3 ganti doek, dengan siklus 28 hari. ANC dilakukan secara teratur 1 bulan sekali sampai umur kehamilan 9 bulan di bidan Rosmauli MS. Selama hamil ibu tidak mengalami keluhan berat.
8.      Riwayat imunisasi
Selama hamil ibu imunisasi TT 2 kali
TT I                    : pada usia kehamilan 5 bulan dibidan
TT II                   : pada usia kehamilan 6 bulan dibidan
9.      Pergerakan janin dalam 24 jam terakhir
Ibu merasakan sebelum mulas dirasakan gerakan janin sangat kuat, setelah mulas timbul, ibu merasakan gerakan janin kuat sebanyak 6-7 kali.
10.  Makan minum terakhir
Sebelum mulas, ibu makan minum biasa, tetapi setelah mulas timbul rasa malas makan, tetapi ibu banyak minum air putih
11.  Pola eliminasi
a.       Buang air besar terakhir
Hari ini ibu sudah BAB, ibu biasa BAB 1 x/hari, pada pagi hari, tidak ada keluhan
b.      Buang Air Kecil terakhir : ibu BAK lebih sering

12.  Pola istirahat dan tidur
Setiap hari ibu tidur 6-8 jam perhari, setelah mulas timbul dari tanggal 23 Juli 2007 pukul 21.30 WIB sampai pengkajian dilakukan ibu tidak bisa tidur.
13.  Psikologi
Ibu merasa cemas dan takut dengan dalam menghadapi persalinannya

B.     Pemeriksaan

1.      Pemeriksaan umum
a.       Keadaan umum ibu : baik
b.      Kesadaran                : Composmentis
c.       Tanda vital              
TD                            : 110/70 mmHg          
RR                            : 18 x/m
Pols                          : 78 x/m                      
Temp                        : 360C
d.      Tinggi badan            : 155 cm
e.       Berat badan :
BB sebelum hamil                : 48 kg
BB sesudah hamil                : 56 kg
Kenaikan BB selama hamil  : 8 kg
2.      Pemeriksaan fisik
a.       Kepala                 : tidak ada benjolan dan lesi
b.      Rambut                :  kotor, lurus, berwarna hitam, tidak mudah dicabut, tidak ada ketombe dan tidak rontok
c.       Muka                   : simetris, keadaan bersih dan tidak ada oedema



d.      Mata                    :  simetris kanan-kiri, fungsi penglihatan baik, tidak ada oedema, konjungtiva pucat dan sklera tidak ikterik
e.       Hidung                : simetris kanan kiri, fungsi penciuman baik, bersih, tidak ada pembesaran polip
f.       Mulut dan gigi     : fungsi pengecapan baik, kebersihan cukup, tidak ada caries dan tidak ada stomatitis,bibir tampak kering 
g.      Telinga                 :  fungsi penglihatan baik, kebersihan cukup, tidak ada pengeluaran serum, daun telinga ada       
h.      Leher
1)      Kelenjar tiroid                :  tidak ada pembesaran
2)      Vena jugularis                :  tidak ada pembengkakan
3)      Kelenjar getah bening    :  tidak ada pembesaran
i.        Dada                    :  simetris kanan kiri, gerakan dada saat inspirasi dan ekspirasi seirama, tidak terdengar ronchi dan wheezing dan jantung normal, tidak terdengar mur-mur 
j.        Payudara              :  simetris kanan kiri, terlihat bersih konsistensi lunak, pembesaran ada, puting susu menonjol, pengeluaran kolostrum sudah ada, benjolan atau tumor tidak ada dan tidak ada rasa nyeri
k.      Punggung dan pinggang      :  posisi tulang belakang lordosis dan tidak ada nyeri pinggang





l.        Ekstremitas atas dan bawah
1)      Jari-jari                           :  lengkap        
2)      Oedema tangan, kaki     : tidak ada
3)      Kekakuan otot dan sendi: tidak ada
4)      Kemerahan                     :  tidak ada
5)      Varises                           :  tidak ada
6)      Refleks                           :  positif, baik
7)      Fungsi ekstremitas         :  baik
m.    Abdomen                             : 
1)      Inpeksi 
a)      Bekas luka                :  tidak ada
b)      Konsistensi               :  keras
c)      Pembesaran              :  sesuai usia kehamilan
d)     Benjolan                   :  tidak ada
e)      Pembesaran liver      :  tidak ada
f)       Kandung kemih       :  kosong
Keadaan vesika urinaria :  kosong
2)      Palpasi
a)      Leopold I                 :  TFU 32 cm
b)      Leopold II                :  bagian puggung janin teraba disebelah kanan, sedangkan bagian kecil yang berarti ekstremitas teraba disebelah kiri
c)      Leopold III              :  bagian terendah kepala
d)     Leopold IV              :  bagian terendah sudah masuk PAP
e)      TBJ                           : (TFU – 11) x 155
:  (32-11) x 155
:  3255 gram

3)      Auskultasi
Denyut jantung fetus     :  ada
DJJ                                 :  134 x/menit
n.      Genetalia
1)      Inpeksi                           :  tidak ada luka pada perineum, pada vulva dan vagina tidak ada oedema, warna merah kebiruan, tidak ada fistula, tidak ada peradangan
2)      Pengeluaran pervaginam:  normal
o.      Rektum
Hemoroid                             :  tidak ada
3.      Pemeriksaan dalam
Pemeriksaan dalam atas indikasi pemantauan persalinanan Pukul 02.00 WIB keadaan perineum elastis, serviks tebal dan lembut, pembukaan              3 cm, ketuban (+) persentasi fetus kepala, penurunan bagian terendah 4/5, his timbul 2x dalam 10 menit lamanya 20, kepala di hodge II
 
II.       INTERPRETASI DATA DASAR
1.      Diagnosa
G1P­­­0A0 hamil 38-40 minggu, janin tunggal, hidup, intrauterin, presentasi kepala, puka, inpartu kala I fase laten
Dasar :
DS    :  a.        Ibu mengatakan anak pertama
b.   Ibu mengatakan mulas dan nyeri perut dibagian bawah serta mengeluarkan lendir kecoklatan bercampur sedikit darah
DO   :  a.   TP : 25-07-2007
b.   Pada pemeriksaan dalam pukul 02.00 WIB didapat pembukaan     3 cm, serviks tebal dan lembut, ketuban positif, kepala di hodge II, his 2 dalam 10 menit lamanya 20 detik pengeluaran blood slym
2.      Masalah
Gangguan rasa nyaman : nyeri pinggang karena adanya his dan cemas
Dasar :
DS    :  Ibu terlihat gelisah dan kesakitan
DO   :  His timbul 2 dalam 10 menit, lamanya 20 detik

3.      Kebutuhan : penyuluhan
a.       Informasi tentang keadaan ibu
b.      Penyuluhan cara mengurangi rasa nyeri
c.       Persiapan menghadapi persalinan
d.      Pemantauan kemajuan persalinan
e.       Menganjurkan suami atau keluarga untuk mendampingi selama persalinan
f.       Pemberian asupan nutrisi
 
III.    IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL YANG BERHUBUNGAN
Potensial terjadinya partus lama
Dasar         :  1. Ibu inpartu kala I awal
               2. Ibu hamil anak pertama

IV.    IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TERHADAP TINDAKAN  SEGERA / KOLABORASI
Kolaborasi dengan dokter bila diperlukan  

V.       RENCANA MANAJEMEN
1.         Beritahu ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan
a.       Jelaskan pada ibu tentang kondisinya saat ini
b.      Jelaskan kondisinya saat ini
c.       Jelaskan tentang kemajuan persalinan

2.         Persiapan ruangan untuk persalinan
3.         Persiapkan perlengkapan, bahan-bahan dan obat-obatan yang dibutuhkan
4.         Persiapan rujukan
5.         Dukung dan anjurkan suami atau keluarga untuk mendampingi ibu
6.         Anjurkan ibu untuk mencoba posisi yang nyaman selama persalinan
7.         Anjurkan ibu supaya tetap mendapat asupan nutrisi selama persalinan
8.         Anjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya
9.         Jelaskan manfaat meneran efektif dan ajarkan serta pimpin ibu meneran yang baik dan efektif
10.     Jaga lingkungan tetap bersih untuk pencegahan infeksi
11.     Yakinkan ibu bahwa persalinan akan lancar
12.     Lakukan pengawasan kala II / observasi dengan partograf

 

VI.    IMPLEMENTASI LANGSUNG

1.      Memberitahukan pada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan, bahwa;
a.     Kondisi ibu saat ini telah memasuki proses persalinan dengan ada tanda-tanda persalinan yaitu mulas-mulas pada perut bagian bawah keluar lendir berwarna kecoklatan bercampur sedikit darah
b.    Kondisi bayinya sehat dengan posisi normal dan DJJ 134 x/menit
c.     Proses persalinannya telah memasuki 3-4 cm
2.      Menyiapkan ruangan untuk persalinan
3.      Menyiapkan  perlengkapan persalinan
a.     Menyipakan alat persalinan : partus set, heating set, radian warner
b.    Menyiapkan alat resusitasi
c.     Menyiapkan pakaian bayi
d.    Menyiapkan alat penanganan syok dan perdarahan
4.      Mempersiakan rujukan jika terjadi penyulit dalam persalinan
5.      Mendukung dan menganjurkan suami dan keluarga untuk mendampingi ibu
6.      Menganjurkan ibu untuk mencoba posisi yang nyaman selama persalinan
7.      Menganjurkan ibu supaya tetap mendapat asupan nutrisi selama persalinan dengan makan dan minum
8.      Menganjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemih
9.      a.  Menjelaskan manfaat meneran efektif pada ibu yaitu apabila ibu meneran dengan baik, dapat membantu mempercepat penurunan kepala dan pengeluaran bayi
b.    Mengajarkan dan memimpin ibu cara mengejan yang baik dan efektif yaitu mengejan yang dilakukan pada saat his dan bila telah memasuki kala II persalinan sehingga diagfragma berfungsi lebih baik, badan ibu dilengkungkan dan dengan dagu di dada, kaki ditarik kearah badan sehingga lengkungan badan dapat membantu mendorong janin.
10.  Menjaga lingkungan tetap bersih untuk pencegahan infeksi
11.  Meyakinkan ibu bahwa persalinan akan lancar
12.  Melakukan pengawasan kala II dengan partograf

VI.    EVALUASI

Tanggal 24 Juli 2007 pukul 06.00 WIB

1.      Ibu mengerti tentang kondisinya saat ini
2.      Ibu sudah lebih tenang dengan kondisinya saat ini untuk menjalani proses persalinan dengan suami disampingnya yang mendampingi
3.      Vesica urinaria tidak kosong
4.      Alat persalinan, ruangan dan segala yang dibutuhkan telah siap untuk persalinan
5.      Ibu mengerti cara meneran yang baik dan mencobanya dalam prose persalinan

6.      Hasil Pengawasan kala I

            Tgl
Waktu
Pemb.
Servik
Kondisi Ibu
Kondisi Janan
TD
Pols
RR
Temp
Obat cairan yg diberikan

Urine
Kontraksi
uterus/His
DJJ
Penurunan Kepala
Ketuban / Penyusupan
24-07-07
02.00

3 cm
110/70
78
18
360 C
-

Kekuatan sedang, lama 20 detik, 2x dlm 10 mnt
134
x/mnt
(+)
4/5
+/O
24-07-07
02.30


110/70
78
18
360 C
-

Kekuatan sedang, lama 20 detik, 2x dlm 10 mnt
134
x/mnt
(+)
-
+/O
24-07-07
03.00

110/70
80
20
360 C
-

Kekuatan sedang, lama 20 detik, 2x dlm 10 mnt
135
x/mnt
(+)
-
+/O
24-07-07
03.30

110/70
80
20
360 C
-
150 cc
Kekuatan sedang, lama 30 detik, 3x dlm 10 mnt
135
x/mnt
(+)
-
+/O
24-07-07
04.00

120/70
82
20
36.50 C
-

Kekuatan sedang, lama 35 detik, 3x dlm 10 mnt
134
x/mnt
(+)
-
+/O
24-07-07
04.30

120/70
82
21
36.50 C
-

Kekuatan sedang, lama 35 detik, 3x dlm 10 mnt
135
x/mnt
(+)
-
+/O
24-07-07
05.00

120/70
84
22
36,80 C
-

Kekuatan sedang, lama 35 detik, 3x dlm 10 mnt
134
x/mnt
(+)
-
+/O
24-07-07
05.30

120/70
84
22
36,80 C
-
80 cc
Kekuatan sedang, lama 40 detik, 3x dlm 10 mnt
134
x/mnt
(+)
-
+/O
24-07-07
06.00
6 cm 
120/70
84
22
36,80 C
-

Kekuatan sedang, lama 40 detik, 3x dlm 10 mnt
135
x/mnt
(+)
3/5
+/O

CATATAN PERKEMBANGAN
Kala II
Tanggal 24-07-2007 pukul 09.30 WIB
S     :  1.  Ibu mengatakan rasa ingin BAB dan ingin mengejan
2.  Ibu mengatakan rasa sakit bertambah sering dan lama merambat dari pinggang ke perut bagian bawah
O     :  1. His 4 x /10 menit, teratur lamanya > 40 detik
2.  DJJ 140 x/menit, teratur
3.  Pengeluaran dari vagina blood slym yang makin banyak
4.  Keadaan kandung kemih kosong
5.  Inspeksi vulva membuka, anus mengembang, perineum menonjol
6.  Pemeriksaan dalam atas indikasi pemantauan kemajuan persalinan pukul 09.30 WIB dengan hasil :
a.       Dinding vagina tidak ada kelainan
b.      Portio lunak, tipis efficement 90%, perineum elastis
c.       Pembukaan serviks 10 cm (lengkap)
d.      Presentasi kepala, penurunan bagian terendah di hodge IV
e.       Ada dorongan meneran, tekanan pada anus, perineum menonjol, vulva membuka
7.  Tanda-tanda vital
TD          : 120/80 mmHg
RR          : 22 x/menit
N            : 86 x/menit
S             : 37 0C

A     :  1.  Diagnosa
G1P­­­0A0 hamil 38-40 minggu inpartu kala II, janin hidup, tunggal, intrauterin dan presentasi belakang kepala
Dasar :
a.       Ibu mengatakan hamil akan pertama
b.      HPHT : 18-10-2006                   TP : 25-07-2007
c.       His 4 x /10 menit, teratur lamanya > 40 detik
d.      Pada inpeksi tampak anus mengembang, perineum menonjol dan vulva membuka
e.       Pada pemeriksaan dalam, portio tidak teraba, pembukaan lengkap, persentasi kepala UUK kanan depan, penurunan bagian terendah di hodge IV
f.       Pada pemeriksaan leopold : puka, kepala sudah sebagian masuk PAP
g.      DJJ : 140 x/menit, punctum maksimum 3 jari di bawah pusat sebelah kanan
h.      Pada leopold teraba bagian bawah keras berarti kepala dan bagian atas lunak dan tidak melenting berarti bokong
2.  Masalah
a.   Ibu cemas menghadapi persalinan
b.   Nyeri his
Dasar :
1)      Ibu hamil anak pertama
2)      Ibu memasuki kala II persalinan
3)      Ibu mengatakan nyeri semakin kuat
3.  Kebutuhan
a.   Memberi dukungan terus-menerus pada ibu
b.   Menjaga kandung kemih tetap kosong
c.   Penatalaksanaan nyeri his
d.   Memberi asuhan pertolongan persalinan normal
1)  Memimpin meneran yang baik
2)  Pernafasan saat his
3)  Relaksasi
e.   Pertolongan persalinan normal
P     :  1.  Jelaskan pada ibu tentang kondisinya saat ini bahwa pembukaan serviks sudah 10 cm (lengkap) dan ibu memasuki proses persalinan untuk melahirkan bayinya
2.  Beri dukungan/support terus menerus, ibu harus semangat dalam menjalani proses persalinan ini
3.  Berikan asuhan pertolongan persalinan normal
a.       Pimpin ibu untuk meneran, ibu boleh mengedan pada waktu timbul his, seperti orang BAB keras di bawah, kepala melihat kefundus tangan merangkul kedua pahanya dan jangan bersuara saat meneran sampai his hilang
b.      Anjurkan ibu untuk bernapas yang baik selama persalinan pada saat his hilang anjurkan ibu untuk menarik nafas dalam dari hidung dan keluarkan melalui mulut dan beri minum diantara his, serta pada saat his untuk menarik nafas pendek
4.  Menolong melahirkan bayi
a.       Ketika kepala crowing, letakkan tangan kiri pada kepala bayi agar tidak terjadi defleksi maksimal yang terlalu cepat, sementara tangan kanan mensupport perineum
b.      Ketika kepala bayi lahir seluruhnya, lap wajah bayi dan mulut dengan kasa steril
c.       Periksa apakah ada lilitan tali pusat
d.      Menunggu sambil membantu putaran paksi luar letak punggung
e.       Letakkan tangan secara biparental, kemudian tarikan lembut ke bawah untuk melahirkan bahu depan kemudian tarikan lembut ke atas menyesuaikan sumber jalan lahir untuk melahirkan bahu belakang
f.       Lahirkan bayi seluruhnya pukul 10.00 WIB
g.      Keringkan bayi, klem tali pusat dan potong tali kemudian ikat tali pusat
h.      Zlym zuiher, rangsangan untuk bernafas
i.        Antropometri
Bayi lahir pukul   : 10.00 WIB  
BB                       : 3300 gr
PB                        : 49 cm
Jenis kelamin       : laki-laki
Anus                    : (+)
Cacat                   : (-)
Apgar score         : 8-9
Kala III
Tanggal 24-07-2007 pukul 10.15 WIB
S     :  a.  Ibu mengatakan bahwa ia merasa lega dan senang atas kelahirannya
b.  Ibu mengatakan masih merasa mulas pada perutnya
O     :  a. Bayi lahir spontan pervaginam, letak belakang kepala, jenis kelamin laki-laki
b.  Ibu tampak senang dan bahagia
TD             : 120/80 mmHg                       Temp      : 36,80C
RR             : 22 x/menit                             Nadi       : 84 x/menit
c.  Plasenta belum lahir
d. Abdomen : kontraksi uterus baik, uterus teraba bulat dan keras, TFU sepusat, kandung kemih kosong
f.  Pada Inpeksi tidak terdapat robekan jalan lahir dan perdarahan 100 cc
A     :  a.  Diagnosa
P­­­1A0 partus spontan pervaginam, partu kala III
Dasar :
1)      Bayi lahir pukul 10.00 WIB
2)      Placenta belum lahir
b.  Kebutuhan
     Manajemen aktif kala III
1)  Memberikan oksitosin 10 U IM di 1/3 paha bagian luar
2)  Masase fundus
3)  Melakukan PTT
P     :  1.  Jelaskan kondisi ibu saat ini
2.  Palpasi apakah ada bayi ke 2
3.  Berikan oksitosin 10U IM di 1/3 paha bagian luar
4.  Lakukan peregangan tali pusat dengan dorso kranial
5.  Lahirkan placenta dengan hati-hati
6.  Periksa apakah placenta dan katiledon lengkap
Placenta lahir lengkap dan spontan pukul 10.15 WIB
a.       Panjang Tali Pusat          : 17 cm
b.      Lebar plasenta                : 15 cm
c.       Berat placenta                : 500 gram
d.      Tebal plasenta                : 2,5 cm
e.       Insersi                             : marginal
f.       Kotiledon                       : 20 buah
7.  Massase fundus secara sirkular selama 15 detik
8.  Memeriksa ada/tidaknya robekan jalan lahir,dan ternyata tidak ada robekan jalan lahir
9.  Jaga personal hygiene dengan membersihkan ibu dan mengganti pakaian ibu

Kala IV
Tanggal 24-07-2007 pukul 10.30 WIB
S     :  1.  Ibu mengatakan senang dengan kelahiran bayi laki-lakinya
2.  Ibu mengatakan perutnya masih terasa mulas
O     :  1. Keadaan umum ibu    : baik
2.  Kesadaran                  : Composmentris
3.  Tanda-tanda vital
TD             : 110/70 mmHg                       Temp      : 36,50C
RR             : 22 x/menit                             Nadi       : 82 x/menit
4.  TFU 2 jari di bawah pusat
5.  Kontraksi uterus baik
6.  Perdarahan pervaginam : 100 cc
7.  Pengeluaran lochea rubra
8.  Tidak terdapat robekan jalan lahir
A     :  1.  Diagnosa
P­­­1A0 partus spontan pervaginam, partu kala IV
Dasar :
a.       Ibu melahirkan anak pertama
b.      Ibu partus spontan pervaginam pukul 10.00 WIB
c.       Placenta lahir lengkap pukul 10.15 WIB
d.      Pengeluaran lochea rubra
2.  Kebutuhan
Observasi keadaan umum ibu : keadaan umum, perdarahan yang keluar involusi uterus, personal hygiene ibu dan tanda-tanda vital
P     :  1.  Jelaskan kondisi ibu saat ini
2.         Periksa tanda vital ibu
3.         Periksa fundus
a.       TFU 2 jari bawah pusat
b.      Kontraksi uterus baik
c.       Perdarahan normal
4.         Periksa perdarahan setiap 15 menit dalam satu jam pertama dan 30 menit dalam satu jam kedua perdarahan normal
5.         Periksa kandung kemih , tekan blasnya, apabila teraba penuh, rangsang ibu untuk berkemih dengan menyelupkan tangan ibu ke dalam air dingin
6.         Observasi keadaan umum ibu dengan melihat keadaan umum, perdarahan yang keluar involusi uterus dan tanda-tanda vital
7.         Penyuluhan personal hygiene ibu seperti mandi dan vulva hygiene
8.         Pemenuhan nutrisi ibu dengan memberikan makan dan minum
9.         Pemenuhan istirahat dengan tidur yang cukup
10.     Pemenuhan mobilisasi ibu
    1. Miring kanan/miring kiri
    2. Ibu boleh berjalan setelah 6 jam
11.     Dampingi Ibu selama 2 jam pertama
12.     Libatkan keluarga untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari
a.       Ibu
Pemenuhan nutrisi ibu dengan mengkonsumsi makanan-makanan yang berserat, bergizi dan berprotein tinggi serta minum susu.
b.      Bayi
Pemenuhan nutrisi bayi dengan memberikan ASI Ekskliusif saja  dan tidak memberikan tambahan lainnya
DAFTAR PUSTAKA


Prawirohardjo, S., 2002, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina Pustaka, Jakarta

                              , 2005, Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka, Jakarta

                              , 2005, Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal, Yayasan Bina Pustaka, Jakarta

Fakultas Kedokteran UNPAD, 1983, Obstetri Fisiolofi, Eleman, Bandung

Manuaba, Ida Bagus G., 1998, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berenvana Untuk Pendidikan Bidan. EGC, Jakarta

Pusdiknakes-WHO-JHPIEOGO, 2003, Asuhan Intra Partum, Pusdiknakes Jakarta

2 komentar:

kuliah bidan mengatakan...

salam kenal

untuk yang membutuhkan bahan-bahan perkuliahan kesehatan baik kedokteran keperawatan kebidanan kunjungi disini: ada ribuan gratis:


http://kuliahbidan.host22.com/
























































.

sulistyowati mengatakan...

askeb SOAP yg sekarang gmn bntuknya ?? varney udah nggak dipake sekarang

Posting Komentar

Template by:
Free Blog Templates