Minggu, 06 Februari 2011

MANAJEMEN KEBIDANAN PATOLOGIS PADA IBU BERSALIN DENGAN CARA MENGEJAN YANG SALAH TERHADAP NY. “A” DI BPS PERMATA HATI


LANDASAN TEORI

1.      Pengertian
Menurut A. Senirang, M. Antoni. 1982. Patologi Kebidanan
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar. Tenaga mengejan adalah tenaga dalam proses persalinan yang terjadi setelah pembukaan lengkap dan setelah ketuban pecah yang menolong anak keluar selain his, terutama disebabkan oleh kontraksi otot-otot dinding perut yang mengakibatkan peninggian tekanan intraabdominial. Tenaga ini serupa dengan tenaga mengejan waktu kita buang air besar tapi jauh lebih kuat lagi. Tanpa tenaga mengejan, anak tidak lahir, misalnya pada penderita yang lumpuh otot-otot perutnya, persalinan harus dibantu dengan forceps.

Menurut S. Ibrahim, Christina. 1984 Perawatan Kebidanan
Cara mengejan yang salah adalah mengejan dengan tenaga yang terlalu kuat. Untuk mengurangi daya mengejan, orang yang memimpin partus harus memberikan instruksi supaya si ibu menarik nafas panjang. Dengan usaha itu otomatis ibu tidak dapat mengejan terlalu kuat. Cara mengejan yang salah dapat menyebabkan proses pengeluaran anak tidak lancar dan mengakibatkan luka pada jalan lahir misalnya robekan pada perinium.

2.      Etiologi
Menurut S. Ibrahim, Christina 1984 Perawatan Kebidanan
Cara mengejan yang salah banyak disebabkan oleh karena ibu tidak mengetahui cara-cara mengejan yang baik tetapi kadang-kadang walaupun penderita telah mendapat pelajaran pada waktu hamil, tetapi karena rasa sakit yang tidak tertahankan, maka tidak mau melakukan dan bersikap putus asa serta memilih jalan apa saja asal persalinan cepat selesai, jadi keuntungan tenaga mengejan tersebut dilakukan.
3.      Penanganan
Menurut S. Ibrahim, Christina. 1984. Perawatan Kebidanan
Seorang penolong persalinan (bidan) harus mengajarkan pada ibu tentang cara mengejan yang baik.
Adapun cara-cara mengejan yang baik antara lain seperti berikut :
  1. Waktu mengejan ialah apabila pembukaan telah lengkap, kepala sudah di dasar panggul dan selesai mengadakan putaran dalam. Ini ditandai dengan terlihatnya kepala di vulva ibu.
  2. Penderita harus bernapas dengan mulut tertutup pada waktu ada kontraksi, kemudian mengedan ke bawah panggul tetap di atas tempat tidur.
  3. Bila kontraksi lebih kuat ditekankan pada tempat tidur, pada dan betis berdiri sejajar. Tangan berpegangan tempat tidur, pada pembantu atau pada kakinya sendiri. Jangan mengencangkan panggul agar dasar panggul tetap lemas dan kepala anak mudah melewatinya.
  4. Ibu jangan berteriak atau membuat suara yang lain agar kekuatan tidak terbuang atau berkurang karena terbukanya mulut atau adanya suara-suara yang dibuatnya.
  5. Mengejan boleh diteruskan, walaupun rasa sakit sudah hilang, dan apabila perut masih dalam keadaan tegang. Bila perut sudah relaks yang berarti tidak ada kontraksi, ibu tidak boleh mengejan lagi karena dapat mengakibatkan terganggunya segmen transverse cervikalis yang dapat memudahkan terjadinya prolaps uterie.
  6. Di antara kontraksi, kaki hendaknya diluruskan agar dapat beristirahat
  7. Anjurkan ibu untuk mengejan mengikuti dorongan
  8. Beritahukan untuk tidak menahan nafas saat mengejan
  9. Jika ibu berbaring miring atau setengah duduk, ia akan lebih mudah untuk mengejan jika lutut di tarik ke arah dada dan dagu ditempelkan ke dada
  10. Minta ibu untuk tidak mengangkat bokong saat mengejan
  11. Saat mengejan, tidak diperbolehkan untuk mendorong fundus untuk membantu kelahiran bayi. Dorongan pada fundus meningkatkan risiko distosia bahu dan ruptur uteri. Peringatan anggota keluarga ibu tidak mendorong fundus bila mereka mencoba melakukan itu.


MANAJEMEN KEBIDANAN PATOLOGIS PADA IBU BERSALIN
DENGAN CARA MENGEJAN YANG SALAH TERHADAP
NY. “A” DI BPS PERMATA HATI


I.            PENGUMPULAN DATA DASAR
Tanggal :  11 Januari 2007                                  Pukul  : 03.00 WIB

A.    Anamnesa
1.      Identitas
Nama Ibu      :  Ny. Aidina Rasti          Nama Suami :  Tn. Irwansyah
Umur            :  23 Tahun                      Umur              :  27 Tahun
Agama          :  Islam                            Agama           :  Islam
Pendidikan   :  SMA                            Pendidikan     :  S1
Suku             :  Jawa                             Suku               :  Jawa
Pekerjaan      :  IRT                               Pekerjaan       :  PNS    
Alamat          :  Jl. Jend. Sudirman        Alamat           :  Jl. Jend Sudirman
                         29 Banjarsari                                         29 Banjarsari
                         Kec. Metro Utara                                  Kec. Metro Utara

2.      Keluhan Utama
Ibu datang tanggal 11 Januari 2007, Pukul 03.00 dengan keluhan perutnya mulas-mulas dan nyeri yang menjalar dari pinggang ke perut bagian bawah, terdapat pengeluaran pervaginam lendir bercampur darah.

3.      Tanda-tanda Persalinan
His ada, sejak tanggal 11 Januari 2007, pukul 01.00 WIB, frekuensi 2-3 x dalam 10 menit lamanya 20 – 30 detik. Lokasi pinggang ke perut bagian bawah, pengeluaran pervaginam berupa lendir bercampur darah.

4.      Pengeluaran Pervaginam
Ibu mengatakan sudah mengeluarkan darah bercampur lendir berwarna coklat

5.      Masalah
Ibu mengatakan saat adanya his

6.      Riwayat Kehamilan
HPHT : 5 April 2006, siklus 28 hari, lamanya 6 hari, TP : 12 Januari 2007 ANC dilakukan secara teratur setiap bulan di BPS Permata Hati, selama hamil ibu tidak mengalami keluhan-keluhan yang berat, hanya mengalami ngidam pada waktu hamil muda (Trimester I)

7.      Riwayat Imunisasi
Selama hamil ibu mengatakan TT 2 x di BPS Permata Hati. TT1 pada usia kehamilan 5 bulan, TT2 usia kehamilan 6 bulan.

8.      Pergerakan Janin dalam Rahim
Ibu mengatakan gerakan janin yang dirasakan 1 x setiap 1 jam

9.      Makan dan Minum Terakhir
Bu mengatakan makan terakhir pukul 20.00 WIB dan minum terakhir pada pukul 02.00 WIB

10.  Pola Eliminasi
Ibu mengatakan BAB terakhir tadi pagi pukul 02.30 WIB
Ibu mengatakan sering buang air kecil (BAK) 6 – 7 x per hari

11.  Pola Istirahat
Ibu mengatakan tidur 7 – 8 jam per hari. Sejak mules, tidur ibu agak berkurang
12.  Psikologi
Ibu mengatakan tekut dan cemas dengan keadaan saat ini.

B.     Pemeriksaan Fisik
1.      Keadaan umum ibu :  baik
Kesadaran                 :  composmentis
2.      Tanda-tanda vital
a.       Tekanan darah     :  110/70 mmHg
b.      Nadi                     :  80 x/menit
c.       Suhu                    :  37 0C
d.      Pernafasan           :  24 x/menit
3.      TB/BB  :  155 cm/50 kg sebelum hamil, sesudah hamil 59 kg
4.      Pemeriksaan fisik
a.       Rambut            :  bersih, hitam, tidak mudah rontok
b.      Muka               :  tidak ada oedema, simetris, tidak ada cloasma gravidarum
c.       Mata                :  simetris kanan-kiri, tidak ada oedem pada kelompok mata, conjungtiva merah muda, sklera tidak ikterik, penglihatan baik
d.      Hidung            :  bentuk simetris, bersih, tidak ada polip, tidak ada sekret
e.       Mulut               :  tidak ada stomatitis, tidak ada caries, gigi tidak berlubang, bersih
f.       Telinga             :  bentuk simetris, tidak ada serumen, bersih, berfungsi baik
g.      Leher               :  tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugolaris
h.      Dada                :  bentuk simetris, putting susu menonjol, colostrum sudah ada, keadaan mammae bersih
i.        Pinggang         :  tidak ada nyeri pinggang
j.        Abdomen
1)      Bekas luka                :   tidak ada, oedema : tidak ada
2)      Pembesaran perut     :   sesuai umur kehamilan, konsistensi tegang, tidak ada pembesaran liver
3)      Tinggi fundus uteri   :   ½ pusat – Px, 33 cm,
TBJ : (33 - 11) x 155 = 3410 gram
4)      Tinggi fundus
Leopold I                  :  pada fundus, teraba bagian keras, melenting (kepala)
Leopold II                :   pada fundus, bagian kiri teraba bagian-bagian kecil yaitu ekstremitas dan sebelah kanan teraba bagian yang datar yaitu punggung (puka)
Leopold III               :   teraba bulat, keras, melenting
Leopold IV               :   bagian terendah janin sudah masuk PAP
5)      Palpasi kandung kemih
Kandung kemih kosong
6)      DJJ :  135 x/menit
Punctum maximum :  2 jari di atas perut ibu bagian kanan
k.      Ekstremitas
1)    Tidak ada oedema pada kaki dan tangan
2)    Tidak ada varises
3)    Reflek patela (+)
l.        Genitalia
Inspeksi    :  vulva dan vagina tidak ada varises, tidak ada luka, tidak ada kemerehan terdapat pengeluaran berupa lendir bercampur darah, ketuban utuh, perinium : bekas luka/luka parut tidak ada.
5.      Pemeriksaan Dalam
Pemeriksaan dalam pukul : 03.15 WIB, serviks mendatar dan tipis. Pembukaan 3 cm, selaput ketuban (+), presentasi kepala UUK kiri depan, penurunan di Hodge I, 3 K

Pengawasan Kala I
Waktu
Keadaan ibu
Kontrkasi uterus
Keadaan umum
Pembukaan Serviks
TD (mmHg)
Nadi (x/mnt)
Temp (0C)
Kontraksi 10 mnt
Lama
Kontraksi (detik)
DJJ (x/mnt)
Penurunan kepala
Ketuban
03.00
03.30
04.00
04.30
05.00
05.30
06.00
06.30
07.00
3 cm







7 cm
110/70







120/80
80
82
81
80
79
82
80
80
82
37







37,1
3 x
3 x
3 x
3 x
3 x
3 x
3 x
3 x
4 x
20 – 40
20 – 40
20 – 40
20 – 40
20 – 40
20 – 40
> 40
> 40
> 40
135







139
3/5







2/5
(+)







(+)


II.         INTERPRESTASI DATA DASAR
1.      Diagnosa
Ibu G1PoAo hamil 40 minggu, janin hidup, tunggal, intra uterine, presentasi kepala, ibu inpartu kala I fase laten.
Dasar Subyektif
HPHT :  5 April 2006,   TP : 12 Januari 2007
Ibu mengatakan hamil anak pertama
Ibu mengatakan perutnya mulas yang menjalar dari perut sampai pinggang
Ibu mengatakan keluarnya lendir bercampur darah dari kemaluannya


Dasar Obyektif
Pada pemeriksaan leopold di dapat
Leopold I       :   pada fundus, teraba bagian keras, melenting (kepala)
Leopold II     :   pada fundus, bagian kiri teraba bagian-bagian kecil janin yaitu ekstremitas, dan sebelah kanan teraba bagian yang datar yaitu punggung (puka)
Leopold III    :   bagian terendah teraba kepala
Leopold IV    :   kepala sudah masuk PAP

2.      Masalah
a.       Nyeri adanya  his
b.      Ibu merasa cemas dan takut
Dasar :
Ibu mengatakan mules pada perut bagian bawah menjalar ke pinggang
Ibu mengatakan cemas dan takut dalam menghadapi persalinannya

3.      Kebutuhan
a.       Penyuluhan teknik mengurangi nyeri karena his
b.      Penyuluhan persiapan fisik dan mental menghadapi kala II persalinan
c.       Yakinkan ibu bahwa persalinanya akan berjalan dengan amand an lancar

III.      IDENTIFIKASI DIAGNOSA, DAN MASALAH POTENSIAL
Potensial terjadi robekan jalan lahir

IV.      IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA DAN KOLABORASI
Kolaborasi dengan dokter untuk mengantisipasi adanya penyulit pada saat persalinan


V.         RENCANA MANAJEMEN
1.      a    Jelaskan pada ibu tentang kondisi saat ini, ibu telah memasuki kala I persalinan
b.      Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan psikologi
c.       Observasi kala I menggunakan partograf dan kolaborasi bila ada keluhan
d.      Siapkan ruangan bersalin, alat, kebutuhan fisik, dan psikologi ibu serta persiapan bidan.
2.      Lakukan perawatan ibu inpartu dan hal-hal yang dapat dilakukan untuk kelancaran proses persalinan
a.       Penuhi nutrisi ibu dengan memberi makan dan minum
b.      Anjurkan ibu untuk sering buang air kecil agar kandung kemih tetap kosong
c.       Atur posisi ibu senyaman mungkin
d.      Jelaskan pada ibu tentang proses persalinan yang akan dihadapi
3.      Penyuluhan mengatasi rasa  nyeri
a.       Jelaskan penyebab nyeri
b.      Beritahu cara mengatasi rasa nyeri
c.       Anjurkan ibu mengatasi rasa nyeri
d.      Observasi cara ibu mengatasi rasa nyeri
e.       Libatkan cara ibu mengatasi rasa nyeri
4.      Penyuluhan mengenai teknik mengejan yang benar
a.       Jelaskan posisi yang baik untuk mengejan
b.      Beritahu cara mengejan yang efektif
c.       Observasi cara ibu untuk mengejan
d.      Observasi tanda dan gejala untuk memasuki kala II persalinan


VI.      IMPLEMENTASI LANGSUNG
1.      a.  Menjelaskan pada ibu tentang kondisinya saat ini, ibu telah memasuki kala I
b.      Melibatkan keluarga dalam memberikan dukungan psikologis
c.       Melakukan observasi kala I menggunakan partograf, mengenai DJJ, penurunan kepala, pembukaan serviks, frekuensi his dan tanda vital
d.      Persiapan persalinan
1)      Ruang bersalin
2)      Menyiapkan alat persalinan : partus set, heating set, radian warner
3)      Menyiapkan alat resusitasi : slym zuinger
4)      Memantau kemajuan persalinan : partograf
5)      PD setiap 4 jam/indikasi inpartu
6)      Menyiapkan alat penanganan syok dan perdarahan
7)      Memenuhi kebutuhan fisik ibu, makan dan minum, BAB dan BAK
8)      Memenuhi kebutuhan psikologi ibu, memberikan dukungan persalinan
9)      Menyiapkan alat-alat untuk bidan, mitela, masker, skort, handscone, kacamata, sepatu boot.

2.      Melakukan perawatan ibu inpartu dan hal-hal yang dapat dilakukan untuk kelancaran proses persalinan
a.       Memenuhi nutrisi ibu dengan memberi ibu makan dan minum agar stamina ibu tetap baik
b.      Menganjurkan ibu untuk sering buang air kecil agar kandung kemih tetap kosong dapat mempermudah proses persalinan dan dapat mencegah infeksi saluran kemih
c.       Mengatur posisi ibu senyaman mungkin
d.      Menjelaskan kepada ibu tentang proses persalinan yang akan dihadapi

3.      Melakukan penyuluhan cara mengatasi rasa  nyeri
a.       Menjelaskan pada ibu penyebab nyeri. Nyeri disebabkan kontraksi pada dinding rahim yang akan membantu mendorong janin turun
b.      Mengajarkan cara mengatasi nyeri. Ibu disuruh berjalan-jalan bila masih bisa, kemudian menganjurkan ibu tidur dengan posisi miring kiri
c.       Menganjurkan ibu untuk mengatasi rasa nyeri
d.      Observasi ibu mengatasi rasa nyeri
e.       Libatkan keluarga untuk memberi semangat pada ibu untuk bisa mengatasi rasa nyeri dan membantu mengalihkan rasa nyeri dengan mengusap pinggang ibu dan ajak bicara

4.      Melakukan penyuluhan mengenai teknik mengejan yang benar
a.       Menjelaskan pada ibu posisi yang baik untuk mengejan. Ibu dapat memilih posisi yang paling nyaman sesuai keinginannya misal posisi duduk atau setengah duduk, jongkok atau berdiri, serta merangkak ataupun berbaring miring ke kiri
b.      Mengajarkan ibu cara mengejan yang efektif. Ibu disuruh mengejan apabila pembukaan telah lengkap, kepala bayi sudah di dasar panggul/di depan vulva, dan tidak menahan napas saat mengejan
c.       Observasi posisi dan cara mengejan ibu
d.      Observasi tanda dan gejala kala II untuk memasuki kala II persalinan. Pembukaan serviks lengkap 10 cm, ibu memiliki dorongan untuk mengejan, adanya tekanan pada anus, perinium menonjol dan vulva membuka.

VII.   EVALUASI
1.      Ibu mengerti tentang keadaan saat ini
2.      Ibu mengerti tentang penjelasan yang diberikan dan bersedia melakukannya
3.      Hasil pengawasan kala I dengan partograf
DJJ : 135 x/menit
Penurunan kepala hodge II
TTV :      TD   : 110/70 mmHg            RR        : 24 x/menit
               Pols  :  84 x/menit                 Tempt   : 36,8 0C
               Frekuensi his
               Pembukaan  serviks
4.      Alat persalinan telah siap
5.      Ada keluarga dan suami yang mendampingi ibu

Catatan Perkembangan
Kala II   Pukul 09.00 WIB

S     :    1.   Ibu mengatakan perutnya terasa mules seperti ingin BAB
            2.   Ibu mengatakan rasa sakit bertambah sering dan lama, menjalar dari pinggang ke purut bagian bawah
            3.   Ibu mengatakan ingin mengejan

O     :    1.   Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis
TD       : 120/70 mmHg                     RR        : 22 x/menit
Pols     :  82 x/menit                          Tempt   : 37,2 0C
2.      Kontrakasi uterus 5 x dalam 10 menit lamanya 40 – 50 detik. DJJ 140 x/menit, teratur
3.      Keadaan kandung kemih kosong
4.      Pembukaan serviks 10 cm, kepala 5 – 6 cm di depan vulva ibu
5.      Presentasi kepala, penurunan kepala terendah di hodge IV
6.      Vulva membuka, perineium menonjol, dan anus mengembang


A     :    1.   Diagnosa
           Ibu G1PoAo, hamil 40 minggu, janin tunggal, hidup, intrauterin, presentasi kepala, inpartu kala II, fase aktif.
Dasar Subjektif  :  Ibu mengatakan ingin mengejan dan seperti ingin BAB
Dasar objektif     :  kontraksi uterus lamanya 40 – 50 detik, frekuensi 5 x dalam 10 menit, dengan intensitas kuat dan teratur, pengeluaran pervaginam berupa blood slym yang semakin banyak, vulva membuka, anus mengembang, perinium menonjol, pada saat PD di dapat pembukaan lengkap 10 cm, presentasi kepala, bagian terendah di hodge II, DJJ : 140 x/menit

2.      Masalah
a.       Ibu tidak mengerti cara mengejan yang benar
Dasar : ibu mengejan dengan cara yang salah
b.      Potensial terjadi robekan jalan lahir
Dasar :  ibu sudah mulai mengejan saat pembukaan belum lengkap

3.      Kebutuhan
a.       Pertolongan persalinan
Dasar :  Ibu mengatakan ingin mengejan
 Perinium menonjol, vulva membuka, anus mengembang
 Pembukaan serviks 10 cm
b.      Asuhan persalinan normal
Dasar :  ibu memasuki kala II persalinan

P     :    1.   Melakukan penyuluhan cara mengejan efektif
a.       Menjelaskan manfaat mengejan efektif pada ibu, untuk membantu mempercepat pengeluaran bayi
b.      Mengajarkan ibu cara mengejan efektif, mengejan dilakukan saat his dan telah memasuki kala II persalinan
c.       Mengobservasi cara mengejan ibu
2.      Jelaskan pada ibu kondisi saat ini
a.       Pembukaan serviks sudah lengkap 10 cm
b.      Ibu memasuki proses persalinan untuk melahirkan bayinya
3.      Memberikan asuhan pertolongan persalinan normal
a.       Pimpin ibu mengejan bila ada timbul seperti orang BAB keras menekan ke bawah, kepala ibu melihat ke arah fundus, tangan merangkul kedua pahanya jangan bersuara saat mengejan sampai his hilang
b.      Anjurkan ibu untuk bernapas yang baik selama persalinan, saat his hilang anjurkan ibu untuk menarik nafas dalam dari hidung dan keluarkan melalui mulut
c.       Beri ibu minum di antara his
4.      Bantu proses persalinan
a.       Lahirkan UUK, UUB, dahi, mata, hidung, mulut dan dagu kemudian lahirkan bayi seluruhnya
b.      Ketika bayi telah lahir lengkap, lap wajah bayi, hidung, dan mulut dengan kassa steril
c.       Slym zulgher bayi, rangsangan untuk bernapas
5.      Bayi lahir pukul 10.30 WIB, spontan pervaginam, presentasi kepala
BB                 :  3200 gram              Jenis kelamin   :  laki-laki
Apgar score    : 8                              PB                    :  48 cm
Anus              : (+)
6.      Penanganan bayi baru lahir
a.       Letakkan bayi di atas perut ibu
b.      Keringkan dan bersihkan bayi dari air ketuban, lemak yang menempel pada tubuhnya dan kotoran-kotoran lain sampai bayi bersih
c.       Jepit tali pusat dengan klem 3 – 5 cm dan umbilikus, urut 2 – 3 cm dari klem pertama kemudian jepit dengan klem ke-2
d.      Potong tali pusat
e.       Ganti pakaian kotor bayi dengan pakaian yang bersih
f.       Berikan bayi pada ibunya untuk mendapat ASI


Kala III, Pukul 10.30 WIB
S     :    1.   Ibu mengatakan perutnya terasa mules
            2.   Ibu mengatakan bahwa ia merasa lega dan senang atas kelahiran bayinya.

O     :    1.   Keadaan umum : baik,   kesadaran : composmentis
            2.   TTV    TD      : 120/70 mmHg       RR       : 22 x/menit
                              Pols    :  80 x/menit            Tempt : 370C
            3.   TFU berada sepusat
            4.   Kontraksi uterus baik, uterus teraba bulat dan keras
            5.   Plasenta belum lahir, tampak tanda-tanda pelepasan plasenta yaitu uterus bundar, terdapat perubahan bentuk dan tinggi fundus, tali pusat bertambah panjang, adanya semburan darah yang mendadak dan singkat.

A     :    1.   Diagnosa
      Ibu P1Ao, partus spontan pervaginam, inpartu kala II
Dasar :
a.       Ibu telah selesai partus kala II , pukul 10.30 WIB
Jenis kelamin   :  laki-laki                  PB       :  48 cm
BB                   :  3200 gram              Anus   : (+)
b.      Uterus teraba bulat dan keras, TFU sepusat, kontraksi uterus baik, tali pusat memanjang di jalan lahir
c.       Plasenta belum lahir
2.      Masalah
a.       Nyeri pada perut bagian bawah
Dasar :
Ibu mengatakan nyeri pada perut bagian bawah
Plasenta belum lahir
b.      Ibu mengalami robekan jalan lahir
Dasar :  luka robekan perinium derajat 2

3.      Ketubuhan
a.       Manajemen aktif kala III
Dasar :  plasenta belum lahir
b.      Heating luka robekan perinium
Dasar : 
Ibu mengatakan pedih pada luka perinium
Adanya robekan perinium derajat 2

P     :    1.   Lakukan manajemen aktif kala III
a.       Menyuntikkan oksitosin
1)      Memeriksa fundus uteri untuk memastikan kehamilan tunggal
2)      Memberi tahu ibu bahwa akan di suntik
3)      Menyuntikkan oksitosin 10 unit secara intra muskuler pada bagian luar paha kanan 1/3 atas setelah melakukan aspirasi terlebih dahulu untuk memastikan bahwa ujung jarum tidak mengenai pembuluh darah.
b.      Melakukan peregangan tali pusat terkendali
1)      Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5 – 10 cm dari vulva
2)      Meletakkan tangan kiri di atas simpisis menahan bagian bawah uterus, sementara tangan kanan memegang tali pusat menggunakan klem atau kain kassa dengan jarak antara 5 – 10 cm dari vulva
3)      Saat kontraksi, menegangkan tali pusat dengan tangan kanan sementara tangan kiri menekan uterus dengan hati-hati ke arah dorso kranial
c.       Lakukan pengeluaran plasenta
1)      Jika dengan penegangan tali pusat terkendali tali pusat terlihat bertambah panjang dan terasa adanya pelepasan plasenta, minta ibu untuk mengejan sedikit sementara tangan kanan menarik tali pusat ke arah bawah kemudian ke atas sesuai dengan kurva jalan lahir hingga plasenta tampak pada vulva
2)      Setelah plasenta tampak di vulva, teruskan melahirkan plasenta dengan hati-hati. Bila perlu (terasa ada tahanan), pegang plasenta dengan kedua tangan dan lakukan putaran searah untuh membantu pengeluaran plasenta dan mencegah robeknya selaput ketuban
Plasenta lahir pukul 10.45 WIB, kotiledon lengkap, selaput ketuban utuh
a)      Panjang tali pusat   :  17 cm
b)      Lebar plasenta        : 15 cm
c)      Berat plasenta        :  500 gram
d)     Tebal plasenta        :  2 cm
d.      Lakukan massase uterus
Segera setelah plasenta lahir, melakukan massase pada fundus uteri dengan menggosok, fundus secara sirkuler menggunakan bagian palmar 4 jari tangan kiri hingga kontraksi uterus lahir (fundus teraba keras)

e.       Siapkan heating set, lakukan penjahitan robekan pada perinium
1)      Lakukan anastesi lokal dengan spuit 10 cc menggunakan lidokain 2% yang diencerkan dengan akuades steril dengan perbandingan 1:1
2)      Penjahitan secara jelujur pada mukosa vagina
3)      Penjahitan secara jelujur pada otot perinium

Kala IV  Pukul 10.50 WIB
S     :    1.   Ibu mengatakan badannya letih dan perutnya mulas saat menyusui bayinya
            2.   Ibu mengatakan pedih pada luka perinium
            3.   Ibu mengatakan senang dengan kelahiran bayinya

O     :    1.   Keadaan umum : baik,   kesadaran : composmentis
            2.   Pemeriksaan tanda vital 
TD       : 110 /70 mmHg    RR       : 23 x/menit
                  Pols     :  81 x/menit          Tempt : 37,4 0C
            3.   Kandung kemih kosong
            4.   TFU berada 2 jari di bawah pusat
            5.   Kontraksi uterus :  baik,  konsistensi uterus keras
            6.   Perdarahan pervaginam + 150 cc

A     :    1.   Diagnosa
Ibu P1Ao partus spontan pervaginam pukul : 10.30 WIB
Dasar :
a.       Ibu partus spontan pervaginam pukul 10.30 WIB
b.      Plasenta lahir lengkap pukul 10.45 WIB
c.       TFU 2 jari di bawah pusat


2.      Masalah
Terjadi perdarahan pervaginam
Dasar :  terdapat heating robekan perinium derajat 2

3.      Kebutuhan
a.       Personal hygiene
b.      Mobilisasi dini
c.       Observasi keadaan ibu :  keadaan umum, perdarahan yang keluar dan involusi uterus

P     :    1.   Jelaskan kondisi ibu saat ini
            2.   Periksa tanda vital ibu, TFU, kandung kencing, perdarahan setiap 15 menit
            3.   Pantau kontraksi uterus
            4.   Penyuluhan personal hygiene ibu
a.       Mandi               :  jika ibu belum bisa mandi sendiri keluarga atau bidan dapat membantu memandikan
b.      Vulva hygiene :  pada saat ibu mandi, ibu dapat membersihkan vulvanya atau petugas kesehatan yang membersihkannya
5.   Pemenuhan mobilisasi ibu
a.  Miring kiri/miring kanan
b.  Ibu boleh berjalan setelah 6 jam post partum
6.   Pemenuhan nutrisi ibu yaitu makan dan minum
7.   Pemenuhan istirahat : ibu post partum pertama sebaiknya istirahat selama 12 jam tapi bila ibu bisa beraktivitas dengan cepat tidak apa-apa

8.   Lakukan perawatan bayi
a.  Bersihkan jalan nafas
b.  Hangatkan bayi dengan kain yang bersih
c.  Perawatan tali pusat
d.  Beri ASI pada 30 menit pertama
e.  Ukur berat badan dan tinggi badan bayi
9.   Observasi involusi ibu
10. Lakukan perawatan luka heating

DAFTAR PUSTAKA



1.      A. Senirang, M. Antoni. 1982. Patologi Kebidanan. Palembang : pengikat

2.      S. Ibrahim, Christina. 1984. Perawatan Kebidanan. Jakarta. Bharata Karya Aksara

3.      Sani, Rahman. 2001. Menuju Kelahiran yang Alami. Jakarta : Raja Grafindo Persada

4.      2007. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta. JNPK – KR

1 komentar:

kuliah bidan mengatakan...

salam kenal

untuk yang membutuhkan bahan-bahan perkuliahan kesehatan baik kedokteran keperawatan kebidanan kunjungi disini: ada ribuan gratis:


http://kuliahbidan.host22.com/
























































.

Posting Komentar

Template by:
Free Blog Templates