Minggu, 06 Februari 2011

ASUHAN KEBIDANAN PADA PERSALINAN DENGAN INDUKSI TERHADAP Ny.A DI RB HARAPAN BUNDA PRINGSEWU TANGGAMUS 2007


PERSALINAN INDUKSI


DEFINISI
Induksi partus adalah satu upaya agar persalinan mulai berlangsung sebelum atau sesudah kelahiran cukup bulan dengan jalan merangsang (stimulasi) timbulnya his.
Dalam ilmu kebidanan ada kalanya satu kehamilan terpaksa diakhiri karena adanya sesuatu indikasi. Indikasi dapat datang dari sudut kepentingan hidup ibu dan atau janin. Hasil induksi partus bergantung pula pada keadaan serviks, sebaliknya induksi partus dilakukan pada serviks yang sudah atau mulai matang (Ripe atau favourable) dimana serviks sudah lembek, dengan effacement sekurang-kurangnya 50% dan pembukaan serviks satu jari.
(Rustam mochtar-1998)

NILAI PELVIS (PELVIC SCORE)
Sebelum melakukan induksi hendaknya lakukan terlebih dahulu pemeriksaan dalam guna memberikan kesan tentang keadaan serviks, bagian terbawah janin dan panggul. Hasil pemeriksaan dicatat dan disimpulkan dalam suatu tabel nilai pelvis.
Selanjutnya dapat kita ikuti ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
1.      Apabila skor di atas 5, pertama-tama lakukan amniotomi. Bila 4 jam kemudian tidak terjadi kemajuan persalinan, berikan infus oksitosin.
2.      Apabila skor di bawah 5, ketuban dibiarkan intak, berikan infuse oksitosin. Setelah beberapa lama perjalanan, nilai pelvis dinilai kembali.
  1. Bila skor di atas 5, lakukan amniotomi
  2. Bila skor di bawah 5, oksitosin tetes di ulangi
  3. Bila setelah 2-3 kali, serviks belum juga matang segera lakukan  amniotomi
(Rustam.M -1998)


INDIKASI
  1. Penyakit hipertensi dalam kehamilan termasuk pre-eklamsi dan eklamsi
  2. Postmaturitas
  3. Ketuban pecah dini
  4. Kematian janin dalam kandungan
  5. Diabetes melitus, pada kehamilan 3 minggu
  6. Rhesus antagonismus
  7. penyakit ginjal berat
  8. Hidramnion  yang besar (berat)
  9. cacat bawaan seperti anensefalus
  10. keadaan gawat janin atau gangguan pertumbuhan janin
  11. Primigravida
  12. Perdarahan ante partum
  13. Indikasi non medis : sosial dan ekonomi dan sebagainya
(Harry Oxorn - 1996)

KONTRA INDIKASI
  1. Disproporsi sefalo-pelvik
  2. Ibu menderita penyakit jantung berat 
  3. Hati-hati pada bekas operasi atau uterus yang cacat seperti pada bekas seksio sesarea, miomektomi yang luas dengan ekstensif.
(Harry Oxorn - 1998)

CARA INDUKSI PARTUS
Indikasi partus dapat dilakukan dengan cara:
  1. Cara kimiawi ( chemical)
  2. Cara mekanis
  3. Cara kombinasi mekanis dan kimiawi
(Harry Oxorn - 1998)
CARA KIMIAWI
Yaitu dengan cara memberikan obat-obatan yang merangsang timbulnya his.
  1. Cara yang dulu di pakai, sekarang tidak di kerjakan lagi, hanya untuk diketahui yaitu:
1.      Pemberian kina : obat yang diberikan adalah tablet kina bisulfat 0,2 gr diberikan 1 tablet setiap jam dengan dosis 5-6 tablet
2.      Pengobatan steinse : yaitu pemberian tablet kina dan pituitrin
  1. Cara sekarang banyak di pakai, yaitu:
1.      Oksitosin drip: kemasan yang dipakai adalah pitosin, sintosno, pemberiannya dapat secara suntikan intramuskuler, intravena, dan infuse tetes dan secara bukal yang paling baik dan aman adalah pemberian infuse tetes (drip) karena dapat diukur dan di awasi efek kerjanya:
Cara:
a)      Kandung kemih dan rectum terlebih dahulu di kosongkan
b)      Ke dalam 500 cc dekstrosa 5% dimasukkan 5 satuan oksitosin dan diberikan per infus dengan kecepatan pertama 10 tetes/menit.
c)      Kecepatan dapat dinaikkan 5 tetes setiap 15 menit sampai tetes maksimal 4-60 tetes per menit
d)     Oksitosin drip akan lebih berhasil bila nilai pelviks diatas 5 dan dilakukan amniotomi.
2.      Injeksi larut Hipertonik
Hal ini telah di bicarakan pada abortus buatan
3.      Pemberian Prostagalandin
(Rustam - 1998)

CARA MEKANIS
  1. Melepaskan selaput ketuban (stripping of the membrane). Dengan jari yang dapat masuk ke dalam kanalis servikalis selaput ketuban yang melekat dilepaskan dari dinding uterus sekitar ostium uteri internum. Cara ini akan lebih berhasil jika bila servik sudah terbuka dan kepala sudah turun. Dianggap bahwa dengan bersamaan dengan turunnya kepala dan lepasnya selaput ketuban maka selaput ini akan lebih menonjol dan karenanya akan menekan pleksus frankenhauser yang akan merangsang timbulnya his dan terbukanya serviks.
  2. Memecahkan ketuban (amniotomi)
a.       Serviks sedah matang atau skor pelvis di atas 5
b.      Pembukaan kira-kira 4-5 cm
c.       Kepala sudah memasuki panggul, biasanya setelah1-2 jam pemecahan ketuban di harapkan his akan timbul dan menjadi lebih kuat. Adapun cara amniotomi adalah sebagai berikut : lakukan dulu stripping dari selaput ketuban, lalu pecahkan ketuban dengan memakai setengah kocher atau alat khusus pemecahan ketuban. Kepala janin disorong masuk pintu atas panggul. 
  1. Dilatasi serviks uteri
Dilatasi serviks uteri dapat dikerjakan memakai gagang laminaria, atau dilatator (busi) hegar.
  1. Accouchement force
a.       Kalau bagian terbawah janin adalah kaki, maka kaki ini di ikat dengan kain kasa steril yang melalui katrol dan diberi beban seperti pada versi Braxton hicks.
b.      Bila bagian terbawah janin adalah kepala, maka kulit kepala di jepit dengan cunam. Muzeuk yang kemudian di ikat dengan kain kasa melalui katrol diberi beban: seperti pada cara wilet-gauz.
(Rustam -1998)





CARA KOMBINASI KIMIAWI
Adalah pemakaian cara kombinasi antara cara kimiawi diikuti dengan cara mekanis, misalnya amniotomi dengan pemberian oksitosin drip atau pemecahan ketuban dan pemberian prostaglandin per oral dan sebagainya.
Pada umumnya cara kombinasi akan lebih berhasil. Kalau induksi partus gagal sedangkan ketuban sudah pecah sedangkan pembukaan serviks tidak melalui syarat untuk pertolongan operatif pervaginam, satu-satunya jalan adalah mengakhiri kehamilan dengan seksio sesarea.
(Rustam-1998)

KOMPLIKASI
1.      Terhadap ibu
  1. Kegagalan induksi
  2. Kelelahan ibu dan partus lama
  3. Inersia uteri dan partus lama
  4. Tetania uteri (tamultous labor) yang dapat menyebabkan solusio placenta  ruptura uteri, dan laserasi jalan lahir lainnya.
  5. Infeksi intra uteri
2.      Terhadap janin
  1. Trauma pada janin oleh tindakan
  2. Prolapsus tali pusat
  3. Infeksi intrapartal pada janin
 (Rustam- 1998)






OKSITOSIN


1.      Pengertian
Oksitosin adalah obat yang merangsang kontraksi uterus, banyak obat memperlihatkan efek Oksitosin, tetapi hanya beberapa saja yang kerjanya cukup selektif dan dapat berguna dalam praktek kebidanan.
(Sulistia -1995)
Bersama dengan faktor-faktor lainnya, Oksitosin memainkan peranan penting dalam persalinan dan ejeksi ASI
Oksitosin bekerja pada reseptor oksitosik untuk menyebabkan :
  1. Kontraksi uterus pada kehamilan aterm yang terjadi lewat kerja langsung  pada otot polos maupun lewat peningkatan produksi prostaglandin
  2. Kontraksi pembuluh darah umbilicus
  3. Konstriksi sel-sel mioepitel (reflek ejeksi ASI)
Oksitosin bekerja pada reseptor hormon antidiuretik (ADH) untuk menyebabkan :
  1. Peningkatan atau penurunan yang mendadak pada tekanan darah (khususnya diastolik) karena terjadinya fasodilatasi
  2. Retensi air
  3. Persalinan

2.      Penggunaan Klinik
Indikasi Oksitosik adalah :
  1. Induksi partus aterm
  2. Mengontrol perdarahan pasca persalinan
  3. Menginduksi abortus terapeutik sesudah trimester 1 kelahiran
  4. Uji oksitosin
  5. Menghilangkan pembengkakan mamae
(Sulistia - 1995)
3.      Efek Samping Oksitosin
Bila Oksitosin sintetik diberikan, kerja fisiologis hormon ini akan bertambah sehingga dapat timbul efek samping berbahaya: efek samping tersebut dapat di kelompokkan menjadi :
a.       Stimulasi berlebih pada uterus
b.      Kotraksi pembuluh darah tali pusat
c.       Kerja anti diuretic
d.      Kerja pada pembuluh darah (kontraksi dan dilatasi)
e.       Mual
f.       Reaksi hipersensitivitasi
(Sulistia - 1995)

4.      Penggunaan Klinik Pada Induksi Partus Aterm
(Suejordan - 2004)
Dalam hal ini oksitosin merupakan obat terpilih
a.       10 unit oksitosin dilarutkan kedalam 1 liter dekstrosa 5% sehingga diperoleh larutan dengan kekuatan 10 mili unit/ml. cara pemberiannya adalah secara infuse.
b.      Infuse dimulai dengan lambat yaitu 0,2 ml/menit sampai maksimal 2 ml/menit
c.       Jika tidak ada respon selama 15 menit tetesan dapat ditingkatkan perlahan 0,1-0,2 ml/menit sampai maksimal 2 ml/menit.
d.      Posisi total yang di berikan / diperlukan untuk induksi parts berkisar antara 600-1200 miliunit dengan rata-rata 4000 miliunit
e.       Selama pemberian berlangsung, keadaan uterus harus diawasi dengan cermat kadang-kadang dapat terjadi kontraksi yang menetap dan akan mengganggu sirkulasi placenta , untuk mengatasi kontraksi tetani  uterus, infuse oksitosin segera di hentikan dan di berikan obat anastesi umum.
f.       Apabila partus sudah mulai, infuse di hentikan atau dosis nya di turunkan sesuai dengan kebutuhan untuk memperhatikan proses persalinan yang adekuat bila digunakan pada kehamilan aterm. Oksitosin dapat menginduksi partus pada sebagian besar kasus. Jika ketuban di pecahkan, hasilnya mencapai 80-90 % PEG2 dan PGF2 telah di coba sebagai oksitosik pada kehamilan aterm, ternyata respon penderita sangat berbeda secara individual dan lag periode sebelum timbulnya efek lebih lama dari pada oksitosin.. guna mencegah timbulnya efek toksin kumulatif maka penambahan kecepatan infuse harus dikerjakan dengan sangat hati-hati telah di kemukakan bahwa fefktifiatas PGE2 dan PGF2 sukar di bedakan dengan efektivitas oksitosin. Kadang-kadang dengan DGF2  terjdai hipertoniuterus.
Oksitosin tidak boleh digunakan selama stadium I dan II bila persalinan dapat berlangsung meskipun lambat. Jika oksitosin diberikan kontraksi uterus akan bertambah kuat dan lama, ini dapat mengganggu keselamatan ibu dan anak. Pada stadium I  terjadi pembukaan serviks, jika diberi oksitosin akan terjadi hal-hal berikut.
1.      Bagian tubuh bayi akan terdorong keluar lewat serviks yang belum sempurna membuka,  sehingga timbul timbul bahaya laserasi serviks dengan trauma terhadap bayi
2.      Dapat terjadi ruptura uteri
3.      Konsistensi tetanik yang terjadi kuat akan menyebabkan asfiksia bayi. 

5.      Kewaspadaan dan Kontra Indikasi
(Suejordan - 2004)
  1. Memberikan oksitosin merupakan kontra indikasi jika uterus sudah berkontraksi dengan kuat bila terdapat obstruksi mekanisme yang menghalangi kelahiran anak seperti placenta previa / disproporsi sevalo pelvik jika keadaan serviks masih belum siap, pematang serviks, harus dilakukan sebelum pemberian oksitosin.
  2. Meskipun sudah lazim digunakan di banyak klinik bersalin atau bagian obstetric rumah sakit, solusio placenta  oksitosin dalam mengganggu keseimbangan cairan dan tekanan darah membuat obat ini tidak tepat untuk digunakan ada ibu hamil dengan preeklamsia/penyakit kardiovaskuler atau pada ibu hamil yang berusia diatas 35 tahun.
  3. Memberi infus oksitosin merupakan  kontra indikasi pada ibu hamil yang menghadapi resiko karena melahirkan pervaginam, misalnya kasus dengan mal presentasi / solusio placenta  atau dengan resiko ruptur uteri yang tinggi pemberian infus oksitosin yang terus-menerus pada kasus dengan resistensi dengan inersia uterus merupakan kontra indikasi.
  4. Uterus yang starvasi, kontra indikasi otot uterus merupakan glukosa maupun oksigen jika pasokan keduanya tidak terdapat pada otot yang berkontraksi tersebut dan keadaan ini mungkin terjadi karena starvasi/pasokan darah yang tidak memadai maka respon yang timbul terhadap pemberian oksitosin tidak akan adekuat sehingga pemberian oksitosin secara sedikit demi sedikit tidak akan efektif, situasi ini lebih cenderung di jumpai pada persalinan yang lama.
(Suejordan- 2004). 

















ASUHAN KEBIDANAN PADA PERSALINAN DENGAN INDUKSI TERHADAP Ny. A  DI RB HARAPAN BUNDA PRINGSEWU
TANGGAMUS 2007


PENGUMPULAN DATA DASAR
Tanggal 24 November 2007                            Pukul : 10.00 WIB
A.    ANAMNESE
1.      Identitas
Nama ibu     : Arine                             Nama suami    : Benjo
Umur           : 32 tahun                        Umur               : 35 tahun
Suku            : Jawa                              Suku                : Jawa
Agama         : Islam                             Agama             : Islam
Pendidikan : SMA                             Pendidikan      : SMA
Pekerjaan     : IRT                                Pekerjaan         : petani
Alamat        : Jl. Raya Sukoharjo        Alamat            : Jl. Raya Sukoharjo
                     No. 55 kec Pringsewu                              No. 55 kec pringsewu
           
2.      Keluhan utama
Ibu  hamil G1P0A0, 40 minggu ibu mengeluh sakit pada  daerah pinggang dan menjalar ke bagian bawah
3.      Keluhan Sejak Kunjungan Kelahiran
Ibu mengatakan cepat lelah dan cemas menghadapi persalinannya
4.      Tanda-Tanda Persalinan
a.       His             : ada, lemah dan tidak teratur, lamanya kurang dari 20 detik
b.      Frekuensi   : 2x/10 menit
c.       Lamanya   : 10-20 detik
d.      Lokasi ketidaknyamanan  : daerah abdomen 
5.      Pengeluaran Pervaginam
Belum ada
6.      Masalah khusus
Ibu merasakan kelainan pada kehamilannya, keadaan ibu baik
7.      Riwayat imunisasi
Selama kehamilan ibu mendapat imunisasi 2x
TT I     pada kehamilan 20 minggu  
TT II    pada kehamilan  24 minggu
8.      Riwayat persalinan yang lalu
Ibu mengatakan bahwa ini adalah kehamilan yang pertama G1P0A0
HPHT : 17 Februari 2007
TP        : 24 November 2007
9.      Pergerakan janin dalam rahim
Gerakan anak kuat, frekuensi kurang dari 10 kali / menit
10.  Makan, minum terakhir
Ibu makan terakhir tadi pagi, tapi hanya sedikit karena nafsu makan ibu berkurang
11.  Eliminasi terakhir
BAB    :  1x sehari
BAK   : 6-7x sehari
12.  Istirahat dan tidur
Setiap hari ibu tidur + 8 jam
13.  Psikologi
Ibu hanya mengalami kegelisahan dan ketakutan dalam menghadapi persalinan




14.  Pemeriksaan
a.       Pemeriksaan umum
Keadaan umum     : baik
Kesadaran                         : compos mentis
Tanda-tanda vital
TD                         : 120/80 mmHg
RR                         : 20x/menit
Nadi                      : 85x / menit
Suhu                      : 38oC
BB                         : 62 kg
TB                         : 157 cm
Pemeriksaan fisik
Rambut         :   bersih berwarna hitam
Muka             :   terdapat cloasma gravidarum
Mata              :   simetris kanan kiri, sklera tidak ikterik, konjungtiva agak pucat
Hidung          :   bersih, berfungsi dengan baik, tidak ada pembesaran polip
Mulut            :   bersih, gigi terdapat caries pada graham bawah dan tidak ada stomatitis  
Telinga          :   normal, fungsi pendengaran baik
Leher             :   tidak ada pembesaran thyroid dan vena jugularis
Dada             :   simetris, pergerakan nafas teratur
Mamae          :   simetris kana kiri, tidak ada benjolan yang abnormal, puting susu menonjol, hyperpigmentasi, pada aerola mamae, kolostrum keluar
Perut              :   tidak ada bekas operasi
Punggung      :   lordosis

Ekstremitas   :   atas :    pergerakan baik, simetris kana kiri, tidak ada oedema, letih dan jari-jari lengkap.
                          bawah:   pergerakan baik, kram, pegal-pegal, simetris kana kiri, tidak ada oedema dan jari-jari lengkap
Pemeriksaan Kebidanan
a.       Inspeksi
Pada genetalia perineum elastis, tidak haemoroid, masih tebal, masih tebal, belum menonjol.
Vagina tidak ada varises, tidak ada oedema
Pemeriksaan pada tanggal 24 November 2007, pukul 10.00 WIB
Serviks 
1.      Pendataran                  : 10 %
2.      Arah serviks                : Kedepan
3.      Pembukaan                  : 1 cm
4.      Konsistensi                  : lunak
5.      Bagian terendah          : H II
6.      Turunnya kepala          : 3/5
b.      Palpasi
Leopold I      : TFU ½ jari bawah px
Leopold II     : PUKI
Leopold III   : presentasi kepala
Leopold  IV  : bagian terendah sudah masuk PAP
MC. Donald : TFU     : 35 cm
TBJ                : 3565 gram
c.       Auskultasi
DJJ (+), frekuensi 130 x/menit teratur

PENGAWASAN KALA I
Tgl
Waktu
Keadaan ibu
Kontra uterus
Keadaan janin
Keluhan
Dosis
Indeksi
pembukaan
TD
N
R
S
0C
DJJ
Penurunan kepala
24-11-07
10.00
1 cm
160/80
84
24
37
1x/10mnt, lama < 20 dtk
135x/mnt
3/5
U


10.30

160/80
85
24

1x/10mnt, lama < 20 dtk
135x/mnt




11.00

120/80
85
25

1x/10mnt, lama < 20 dtk
135x/mnt




11.30

120/80
85
23

1x/10mnt, lama < 20 dtk
135x/mnt




12.00

110/70
85
23

1x/10mnt, lama < 20 dtk
135x/mnt




12.30

110/70
84
21

1x/10mnt, lama < 20 dtk
135x/mnt




13.00

110/70
84
20

1x/10mnt, lama < 20 dtk
135x/mnt




13.30

110/70
84
20

2x/10mnt, lama < 20 dtk
135x/mnt




14.00
2 cm
110/70
82
20

2x/10mnt, lama < 20 dtk
135x/mnt


Oksitosin 2,5 unit dalam 500cc dekstrose (drip) dengan 10 tetes / menit

14.30

110/70
82
20

2x/10mnt, lama < 20 dtk
135x/mnt




15.00

110/70
82
20

2x/10mnt, lama < 20 dtk
135x/mnt




15.30

110/70
83
21

2x/10mnt, lama < 20 dtk
135x/mnt




16.00

110/70
83
21

2x/10mnt, lama < 20 dtk
135x/mnt




16.30

110/70
82
21

2x/10mnt, lama < 20 dtk
135x/mnt




17.00

110/70
81
22

3x/10mnt, lama < 20 dtk
135x/mnt




17.30

110/70
82
20

3x/10mnt, lama < 20 dtk
135x/mnt




18.00
6 cm
110/70
82
20

3x/10mnt, lama < 20 dtk
135x/mnt
2/5
J



B.     INTERPRESTASI DATA DASAR
  1. Diagnosa
G1P0A0 hamil 40 minggu, inpartu kala I, fase laten, dengan induksi
Dasar:
DS:
a.       Ibu mengatakan bahwa ini adalah kehamilan yang pertama
b.      Ibu mengatakan mulas pada perut bagian bawah menjalar ke pinggang
c.       Ibu mengatakan sudah mengeluarkan lendir bercampur darah


DO:
a.       His lemah dan tidak teratur 1x/10 menit
b.      Pada pemeriksaan dalam pembukaan belum lengkap karena tidak adanya kontraksi / his yang kuat. Pemeriksaan dalam dilakukan pada tanggal 24 November 2007 pukul 10.00 WIB

  1. Masalah
a.       nyeri pada daerah pinggang, usia kehamilannya cukup bulan, namun pembukaan lambat
DS : ibu mengeluh mulas pada bagian bawah menyebar ke pinggang sejak pukul 10.00
DO : ibu mengatakan kala I, kontraksi uterus 1x dalam 10 menit, lamanya 20 detik
Kontraksi / his pada ibu sangat lemah.
b.      Ibu takut menghadapi persalinan
DS : ibu mengatakan takut mengahadapi persalinan
DO : ibu tampak sangat gelisah
c.       His ada
DS : his timbul 1x / 10 menit
DO : Ibu mengatakan perut nya sakit

  1. Kebutuhan
a.       Anjurkan ibu relaksasi
b.      Anjurkan ibu tidak stres
c.       Anjurkan ibu untuk mencari posisi yang nyaman, misalnya miring kanan atau kiri



C.    IDENTIFIKASI DIAGNOSA MASALAH POTENSIAL
  1. Protensial terjadinya kematian janin
  2. perdarahan post partum

D.    MEMBUTUHKAN TINDAKAN SEGERA DAN KOLABORASI
Kolaborasi dengan dokter ahli kebidanan bila di perlukan rujukan

E.     PERENCANAAN
1.      Jelaskan pada ibu tentang keadaannya saat ini
2.      Siapkan ibu dan alat-alat untuk persalinan yang bersih dan steril
a.       Tempatkan ibu di ruangan yang nyaman
b.      Pasang infuse dan oksitosin untuk melakukan induksi
c.       Atur posisi ibu senyaman mungkin
d.      Penuhi kebutuhan nutrisi ibu
e.       Lakukan vulva hygine
f.       Lakukan pengawsan kala I dan berikan antibiotika
g.      Beri tahu ibu bahwa akan dilakukan induksi persalinan
3.      Tenangkan ibu
a.       Ajarkan teknik relaksasi
b.      Ajarkan untuk tidak mengedan sebelum adanya his
c.       Jelaskan tahap-tahap yang akan dilakukan selama persalinan dan beritahu ibu akan dilakukannya pemberian oksitosin untuk merangsang kontraksi uterus
d.      Libatkan peran suami / keluarga untuk mendampingi ibu
e.       Dampingi ibu untuk berikan dukungan mental
f.       Anjurkan ibu istirahat saat his sudah mulai berkontraksi
g.      Anjurkan ibu tidur miring kiri
4.      Observasi kemajuan persalinan


F.     PELAKSANAAN
1.      Menjelaskan kepada ibu tentang keadaannya saat ini
a.       Ibu memasuki inpartu dengan kehamilan cukup bulan tetapi pembukaan serviks belum lengkap, karena tidak adanya kontraksi his yang kuat.
b.      Menjelaskan pada ibu bahwa akan dilakukan persalinan induksi dengan memberikan oksitosin untuk merangsang kontraksi uterus dan agar pembukaan serviks akan membuka sempurna. Yang diberikan pada pukul 14.00 WIB pada pembukaan 2 cm dan diberikan secara drip
2.      Ibu berada di tempat yang nyaman
3.      Menyiapkan ibu dan alat-alat
a.       Menempatkan ibu di ruangan yang nyaman
b.      Baringkan ibu hamil miring kiri
4.      Catat semua pengamatan pada partograf tiap 30 menit
a.       Catat kecepatan infuse oksitosin
b.      Frekuensi dan lamanya kontraksi
c.       Denyut jantung janin, dengar DJJ tiap 30 menit dan selalu  langsung setelah kontraksi. Apabila DJJ  kurang dari 100 menit, segera hentikan infus.
5.      Pasang infus oksitosin 2,5 unit dalam 500 cc dekstrose (garam fisiologik)  mulai dari 10 tetes per menit.
a.       Naikkan kecepatan infus 10 tetes per menit tiap 30 menit sampai kontraksi adekuat 13 kali tiap 10 menit dengan lama lebih dari 40 detik dan perhatikan sampai terjadi kelahiran
b.      Jika terjadi hiperstimulasi (lama kontraksi lebih dari 60 detik) atau lebih dari 4 kali kontraksi dalam 10 menit, hentikan infus dan kurangi hiperstimulasi dengan :
1)      Terbutalin 250 mcg IV, pelan-pelan selama 5 menit atau
2)      Salbutamol 5 mg dalam 500 ml cairan (garam fisiologik / RL ) tetes per menit 
c.       Jika tidak tercapai kontraksi yang adekuat ( 3 kali tiap 10 menit dengan lama lebih dari 40 detik) dan sesuaikan kecepatan infus sampai 30 tetes per menit.

1)      Naikkan konsentrasi oksitosin menjadi 5 unit dalam 500 ml dekstrose (garam fisiologik) dan sesuaikan kecepatan infus sampai 30 tetes per menit.
2)      Naikkan kecepatan infus 10 tetes per menit setiap 30 menit sampai kontraksi adekuat ( 3 kali tiap 10 menit dengan lama lebih dari 40 detik ) atau setelah infuse oksitosin mencapai 60 tetes per menit.
6.      Pantau adanya konatraksi uterus
7.      Menenangkan ibu untuk mengurangi rasa nyeri dan lemas dengan cara
1)      Mengajarkan teknik relaksasi
2)      Mengajarkan pada ibu mengejan yang baik dan tidak mengejan sebelum adanya kontraksi
3)      Menjelaskan tahap-tahap yang akan dijalani ibu dalam proses persalinan
4)      Melibatkan suami untuk mendampingi ibu dalam proses persalinan
5)      Menganjurkan pada ibu agar istirahat setelah adanya his
8.      Mengobservasi kemajuan persalinan

G.    EVALUASI
Tanggal 24 November 2007
a.       Ibu mengatakan tahu dengan keadaannya
b.      Ibu berada di tempat yang nyaman
c.       Infus oksitosin 2,5 unit dalam 500 cc dekstrose (atau garam fisiologik) mulai dengan 10 tetes per menit
d.      Ibu sudah makan dan minum
e.       Ibu tidur miring kiri
f.       Alat persalinan telah siap
g.      Ibu telah minum amoxylin 1000 mg dosis tunggal
h.      Melakukan pengawasan kala I, kontrol his, DJJ, tanda vital
i.        Ibu mengerti teknik relaksasi yang baik
j.        Ibu mengerti cara mengejan yang baik
k.      Ibu mengerti tentang tahap-tahap persalinan
l.        Ada keluarga dan suami yang mendampingi ibu

CATATAN PERKEMBANGAN KALA II
Evaluasi , pukul 22.00 WIB, tanggal 24 November 2007
S          :     1. Ibu mengatakan perutnya mulas-mulas dan sakit yang bertambah                               2. Ibu mengatakan mengatakan ingin BAB dan mengejan
O         :     1. Ibu berada di ruangan yang nyaman dan alat-alat persalinan sudah di            siapkan
                  2. Kandung kemih kosong
                  3. His sudah mulai teratur
                  4. Pemeriksaan dalam dilakukan tanggal 24 November 2007, pukul 10.00 WIB pembukaan 10 cm, ketuban (+)
                  5. Anus dan vulva terbuka, perineum menonjol
                  6. Kala I berlangsung 2 jam
                  7. perdarahan kala I sebanyak + 50 cc     
A.        :     Ibu  G1P0A0 hamil 40 minggu inpartu kala II
                  DO: 1.  Ibu mengatakan sakit semakin sering
                          2.  Ibu mengatakan ingin BAB dan mengejan
                  DS:  1. His semakin sering / muncul
                          2. Pembukaan 10 cm, ketuban (+) penurunan 0/5, hodge IV
                          3. Kepala bayi mulai crowning
     


Masalah :
1.      Ibu cemas menghadapi persalinan
Dasar : ibu memasuki kala II persalinan dengan his yang sudah muncul dirasakan ibu
Kebutuhan :
Penyuluhan hal-hal yang akan dilakukan untuk kelancaran proses persalinan, yaitu:
a.       Cara mengejan yang baik dan benar
b.      Posisi persalinan yang nyaman, sesuai dengan kemampuan ibu
c.       Bedrest total
P          :       1.   Memimpin ibu mengejan dengan benar saat ada his
2.      Melaksanakan tindakan dengan teknik aseptic dan anti septik
3.      Melahirkan kepala bayi berturut-turut dahi, muka, hidung, mulut dan dagu.
4.      Memeriksa lendir di mulut dan hidung bayi dan di bersihkan muka dengan kasa steril.
5.      Memeriksa apakah ada lilitan tali pusat, pada leher bayi
6.      Melahirkan bahu bayi dan anggota tubuh seluruhnya
7.      Letakkan bayi di atas perut ibu
8.      Keringkan badan bayi
9.      Menilai apgar
10.  Klem dan potong tali pusat
11.  Mengukur BB dan PB
12.  Bayi lahir laki-laki, pukul 22.50 WIB, tanggal 24 November 2007 dengan apgar score 7/9, BB = 3000 gr, PB = 48 cm
13.  Membungkus bayi dengan kain hangat dan kering
14.  Observasi pada ibu setelah bayi lahir
15.  Menganjurkan pada ibu bedrest total
a.       Perdarahan 
b.      Kosongkan kandung kemih
c.       Mobilitas dini
CATATAN PERKEMBANGAN KALA III
Evaluasi, tanggal 24 November 2007, pukul 23.00
S          :       1. Ibu merasa lega intensitas his berkurang
                    2. Ibu mengatakan perutnya masih terasa mulas
                    3. Ibu merasa senang karena bayinya sudah lahir

O         :       1. Kontraksi uterus sudah mulai membaik dan terasa keras, TFU sepusat
                    2. Pengeluaran darah bertambah banyak + 200cc
3. Tali pusat dirawat 1 dibungkus kasa steril
4. Kandung kemih kosong
5. Vulva dan bokong kotor terkena darah
6. Ada robekan perineum derajat 2
7. Placenta  belum lahir
8. Tali pusat bertambah panjang
A         :       Ibu P1A0 partum kala III
                    DS:    1. Ibu merasa lega intensitas his sudah mulai berkurang
2.  Perut masih mulas
                    DO:   1. Bayi lahir mulai pukul  22.50 WIB dengan apgar score 7/9
2. Placenta  belum lahir
3. Melakukan manual placenta jika terjadi retensio plasenta.
P          : 1.   Melakukan manajemen aktif kala III
a.       Memeriksa fundus uteri untuk memastikan kehamilan tunggal
b.      Memberitahu  ibu akan di suntik
c.       Menyuntikan oksitosin 10 unit secara intra muskuler pada bagian luar paha kana 1/3 atas setelah melakukan aspirasi terlebih dahulu untuk memastikan bahwa ujung jarum tidak mengenai pembuluh darah
d.      Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva
e.       Meletakkan tangan kiri di atas simpisis menahan bagian bawah uterus sementara tangan kanan memegang tali pusat memegang klem atau kain kasa dengan jarak antara 5-10 cm dari vulva.
f.       Saat kontraksi, memegang tali pusat dengan tangan kanan sementara tangan kiri menekan uterus dengan hati-hati karena dorso kranial
g.      Jika dengan penegangan tali pusat terkendali tali pusat terlihat bertambah panjang dan terasa adanya pelepasan placenta, minta ibu untuk meneran sedikit sementara tangan kanan menarik tali pusat kearah bawah kemudian keatas sesuai dengan kurva jalan lahir hingga placenta tampak pada vulva
h.      Setelah placenta tampak pada vulva, teruskan melahirkan placenta dengan hati-hati bila perlu pegang placenta dengan kedua tangan dan lakukan putaran searah untuk membantu pengeluaran placenta dan mencegah robeknya selaput ketuban.
i.Placenta lahir pukul 23.00 WIB, berat 400gr, diameter 17 cm, panjang tali pusat 50 cm
j.Setelah dilakukan pemeriksaan kelengkapan placenta ditemukan adanya sebagian placenta yang tertinggal
k.      Melakukan penatalaksanaan manual placenta untuk mengeluarkan sebagian placenta yang tertinggal
2.     Melakukan manual placenta
a.       Jelaskan pada ibu prosedur dan tujuan tindakan
b.      Pakai sarung tangan panjang yang telah disinfeksi atau steril
c.       Masukan tangan kanan dan mencari tempat perlekatan placenta
d.      Kikis bagian placenta yang tertinggal, pastikan semua terkikis jangan sampai ada yang tertinggal lagi
e.       Keluarkan sisa placenta secara perlahan dengan bantuan tangan
f.       Setelah placenta yang tertinggal lahir utuh kemudian memeriksa kontraksi uterus 15 detik pertama
g.      Melakukan vulva hygiene
h.      Melakukan heating perineum
i.Melakukan pemantauan adanya perdarahan
Catatan perkembangan kala IV
Evaluasi, pukul 23.20 WIB, tanggal 24 November 2007
S          :       1. Ibu merasa khawatir dengan keadaan bayinya saat ini
2.  Ibu mengatakan masih nyeri
3.  Ibu merasa lebih nyaman  dengan tubuh bersih
4.  Ibu merasa lelah

O         :       1. Kontraksi uterus baik
                    2. TFU setinggi pusat
3. Perdarahan setelah persalinan + 150 cc
4. Kandung kemih kosong, agak kotor karena lochea
5. Lochea berwarna merah, bau normal amis
    a. BAK 2x setelah melahirkan
    b. BAB belum dilakukan setelah persalinan
    c. ASI / colostrums sudah mulai keluar
6. Tubuh ibu bersih dan pakaian sudah di ganti
7. Tanda-tanda vital
    TD       : 110/70 mmHg
    Nadi    : 80x/menit
    RR       : 24 x/menit
    Temp   : 370C
8. ada heating perineum 3 jahitan

A         :       Ibu  P1AO partum kala IV
                    Dasar :     1. Bayi lahir pukul 22.50 WIB
                                    2. Lama kala    I           : 12 jam
    Lama kala    II         :    1jam
    Lama kala    III        : 20 menit

            DS   :   1. Ibu mengatakan khawatir dengan keadaan bayinya
2. Ibu merasa lega setelah mengalami persalinan
3. Ibu mengatakan lelah
4. Ibu mengatakan nyaman dengan keadaannya saat ini
            DO  :   1. Proses persalinan nyaman dan keadaan 
    2. Ibu dalam keadaan bersih dengan di tempat yang nyaman
    3. Tidak ada perdarahan post partum
    4. Infus terpasang
            Masalah : potensial terjadinya perdarahan
Ketuban :   1. Mobilitas dini
     2.  Perawatan tali pusat
      3. Senam nifas
4. Nutrisi ibu
5. Post natal breast care
P          :       1. Memberikan penjelasan pada ibu tentang keadaan ibu dan bayinya saat ini
2. Observasi involusinya
3. Menganjurkan ibu untuk minum dan makan agar tidak terjadi dehdrasi
4. Perawatan tali pusat
5. Anjurkan ibu miring kiri/kanan, bangun dari tempat tidur (mobilisasi dini.
6. Memberikan ibu tentang tanda-tanda bahaya bagi ibu dan bayinya
7. Penyuluhan ibu tentang postnatal breast care
8. Melepas infus setelah keadaan membaik
9. meminta ibu ke ruang perawatan
  


3 komentar:

Anonim mengatakan...

makasi bgt ya......ini semua sangat membantu...

Cut Iswahyuni mengatakan...

join ke blog aku ya iswahyuniiswahyuni.blogspot.com
ntar di fllwback balek

Unknown mengatakan...

thanks

Posting Komentar

Template by:
Free Blog Templates