LANDASAN TEORI
Dengan latar belakang budaya tertentu, masyarakat saat ini masih ada yang mempercayakan proses persalinan dengan dukun, terutama pada masyarakat pedesaan. Persalinan yang ditolong oleh dukun tidak selamanya berlangsung dengan lancar, terkadang juga mengalami beberapa komplikasi seperti :
1. Persalinan lama
2. Retensio plasenta
3. Inversio uteri
4. Rupture uteri
5. Atonia uteri
6. Perdarahan post partum
Dalam hal ini, penulis membahas mengenai persalinan lama. Sebelum penulis membahas mengenai partus lama, penulis akan membahas sedikit mengenai persalinan yang normal.
Menurut WHO (1998) dan Mayles (1996) persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan 37-42 minggu, lahir spontan, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun janin, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh bayi.
A. Tahapan Dalam Persalinan
Menurut Sarwono Prawirohardjo (2002), tahapan dalam persalinan di bagi menjadi 3 kala yaitu :
1. Kala I (kala pembukaan)
Dimulainya dari saat persalinan sampai pembukaan lengkap 10 cm. Proses ini dibagi menjadi 2 fase yaitu :
a. Fase laten (8 jam), servik membuka sampai 3 cm
b. Fase aktif (7 jam) servik, membuka dari 4 cm sampai 10 cm
Fase aktif dibagi menjadi 3 fase, yaitu :
1) Fase akselerasi : berlangsung selama 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm
2) Fase dilatasi maksimal : berlangsung selama 2 jam, berlangsung cepat dari 4 cm menjadi 9 cm
3) Fase deselerasi : berlangsung lambat dalam waktu 2 jam, pembukaan menjadi 10 cm (lengkap)
2. Kala II (kala pengeluaran)
Dimulai dari pembukaan lengkap sampai bayi lahir, berlangsung selama 2 jam untuk primi dan 1 jam untuk multi.
3. Kala III (kala uri)
Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit.
Tanda-tanda lepasnya plasenta :
a. Uterus terdorong ke atas
b. Tali pusat bertambah panjang
c. Terjadinya perdarahan tiba-tiba
d. Uterus menjadi bundar
4. Kala IV (kala pengawasan)
Dimulai dari lahirnya plasenta sampai 2 jam post partum.
B. Etiologi atau Penyebab Persalinan
Berdasarkan Buku Obstetri Fisiologi Fakultas Kedokteran UNPAD (1985). apa yang menyebabkan terjadinya persalinan belum diketahui benar, yang ada hanya merupakan teori-teori yang kompleks antara lain dikemukakan faktor-faktor hormonal, struktur rahim, sirkulasi rahim, pengaruh tekanan pada syaraf dan nutrisi.
1. Teori penurunan hormon
1-2 minggu sebelum partus mulai terjadi penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron. Progesteron bekerja sebagai penanganan otot-otot polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila kadar progesteron menurun.
2. Teori plasenta menjadi tua
Akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesteron yang menyebabkan kekejangan pembuluh darah. Hal ini akan menimbulkan kontraksi
3. Teori distensi rahim
Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemia otot-otot rahim, sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenter.
4. Teori iritasi mekanik
Dibelakang servik terletak ganglion servikale (fleksus frankenhauser) bila ganglion ini digeser dan ditekan, misalnya oleh kepala janin akan timbul kontraksi uterus
5. Induksi partus (induction of labour)
Partus dapat pula ditimbulkan dengan jalan :
a. Gagang laminaria : beberapa laminaria dimasukkan dalam kanalis servikalis dengan tujuan merangsang fleksus frankenhauser
b. Amniotomi : pemecahan ketuban
c. Oksitosin drips : pemberian oksitosin menurut tetesan per infus
C. Gejala atau Tanda-Tanda Persalinan
Sebelum terjadi persalinan, sebenarnya beberapa minggu sebelumnya wanita memasuki bulannya atau minggunya atau harinya yang disebut kala pendahuluan (preparatory stage of labor). Memberikan tanda-tanda sebagai berikut :
1. Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul, terutama pada primigravida dan pada multi begitu kentara.
2. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun
3. Perasaan sering-sering atau sulit kencing karena kandung kemih tertekan oleh bagian terbawah janin
4. Perasaan sakit di perut dan di pinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah dari uterus, kadang-kadang disebut “false labor pains”.
5. Serviks menjadi lembek, mulai mendatar, dan sekresinya bertambah, bisa bercampur darah (bloody show)
D. Tanda - Tanda Inpartu
1. Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur
2. Keluar lendir bercampur darah (bloody show) yang lebih banyak karena robekan-robekan kecil pada serviks.
3. Kadang-kadang pecah dengan sendirinya
4. Pada pemeriksaan dalam servik mendatar dan pembukaan telah ada seperti telah dikemukakan terdahulu. Faktor-faktor yang berperan dalam persalinan adalah:
a. Kekuatan mendorong keluar (power)
1) His (kontraksi uterus)
2) Kontraksi otot-otot dinding perut
3) Kontraksi diafragma
4) Dan ligamentous actiou terutama ligamentum rotundum
b. Faktor jalan lahir (passage)
Pada waktu partus akan terjadi perubahan-perubahan pada uterus, servik, vagina dan dasar panggul.
c. Faktor janin (passenger)
Persalinan lama merupakan masalah besar di Indonesia, karena seperti kita ketahui bahwa 80% dari persalinan terutama di daerah pedesaan masih di tolong oleh dukun. Baru sedikit sekali dari dukun beranak ini yang telah ditatar sekedar mendapat kursus dukun, karenanya kasus-kasus partus lama masih banyak dijumpai, dan keadaan ini memaksa kita untuk berusaha menurunkan angka kematian ibu maupun anak. Yang sangat ideal tentunya bagaimana mencegah terjadinya partus lama. Persalinan pada primi biasanya lebih lama 5-6 jam dari pada multi. Bila persalinan berlangsung lama, dapat menimbulkan komplikasi-komplikasi, baik terhadap ibu mupun terhadap anak dan dapat meningkatkan angka kematian ibu dan anak.
A. Definisi
Menurut Prof. Dr. Rustam Mochtar, MPH (1998), pengertian dari partus lama adalah persalinan yang berlangsung lebih dari 24 jam pada primigravida dan lebih dari 18 jam pada multigravida. Dilatasi serviks di kanan garis waspada persalinan fase aktif.
B. Etiologi
Sebab-sebab terjadinya persalinan lama ini adalah multikomplek dan tentu saja bergantung pada pengawasan selagi hamil, pertolongan persalinan yang baik dan penatalaksanaannya. Faktor-faktor penyebabnya antara lain :
1. Kelainan letak janin
2. Kelainan-kelainan panggul
3. Kelainan kekuatan his dan mengejan
4. Pimpinan persalinan yang salah
5. Janin besar atau ada kelainan kongenital
6. Primi tua primer dan sekunder
7. Perut gantung, grandemulti
8. Ketuban pecah dini ketika servik masih menutup, keras dan belum mendatar
9. Analgesi dan anestesi yang berlebihan dalam fase laten
10. Wanita yang dependen, cemas dan ketakutan dengan orang tua yang menemaninya ke rumah sakit merupakan calon partus lama.
C. Gejala Klinik
Menurut Prof. Dr. Rustam Mochtar, MPH (1998) gejala klinik partus lama terjadi pada ibu dan juga pada janin.
1. Pada ibu
Gelisah, letih, suhu badan meningkat, berkeringat, nadi cepat, pernapasan cepat dan meteorismus. Di daerah lokal sering dijumpai: Ring v/d Bandle, oedema serviks, cairan ketuban berbau, terdapat mekonium.
2. Pada janin :
- Denyut jantung janin cepat atau hebat atau tidak teratur bahkan negarif, air ketuban terdapat mekonium, kental kehijau-hijauan, berbau.
- Kaput succedaneum yang besar
- Moulage kepala yang hebat
- Kematian Janin Dalam Kandungan (KJDK)
- Kematian Janin Intra Parental (KJIP)
Menurut Prof. dr. Ida Bagus Gde Manuaba, DSOG (1998), gejala utama yang perlu diperhatikan pada partus lama antara lain :
1. Dehidrasi
2. Tanda infeksi : temperatur tinggi, nadi dan pernapasan, abdomen meteorismus
3. Pemeriksaan abdomen : meteorismus, lingkaran bandle tinggi, nyeri segmen bawah rahim
4. Pemeriksaan lokal vulva vagina : edema vulva, cairan ketuban berbau, cairan ketuban bercampur mekonium
5. Pemeriksaan dalam : edema servikalis, bagian terendah sulit di dorong ke atas, terdapat kaput pada bagian terendah
6. Keadaan janin dalam rahim : asfiksia sampai terjadi kematian
7. Akhir dari persalinan lama : ruptura uteri imminens sampai ruptura uteri, kematian karena perdarahan atau infeksi.
D. Klasifikasi Partus Lama
Harry Oxorn dan Willian R. Forte (1996) mengklasifikasikan partus lama menjadi beberapa fase, yaitu :
1. Fase laten yang memanjang
Fase laten yang melampaui waktu 20 jam pada primigravida atau waktu 14 jam pada multipara merupakan keadaan abnormal. Sebab-sebab fase laten yang panjang mencakup :
a. Serviks belum matang pada awal persalinan
b. Posisi janin abnormal
c. Disproporsi fetopelvik
d. Persalinan disfungsional
e. Pemberian sedatif yang berlebihan
Serviks yang belum matang hanya memperpanjang fase laten, dan kebanyakan serviks akan membuka secara normal begitu terjadi pendataran. Sekalipun fase laten berlangsung lebih dari 20 jam, banyak pasien mencapai dilatasi serviks yang normal ketika fase aktif mulai. Meskipun fase laten itu menjemukan, tapi fase ini tidak berbahaya bagi ibu atau pun anak.
2. Fase aktif yang memanjang pada primigravida
Para primigravida, fase aktif yang lebih panjang dari 12 jam merupakan keadaan abnormal, yang lebih penting daripada panjangnya fase ini adalah kecepatan dilatasi serviks. Pemanjangan fase aktif menyertai :
a. Malposisi janin
b. Disproporsi fetopelvik
c. Penggunaan sedatif dan analgesik secara sembrono
d. Ketuban pecah sebelum dimulainya persalinan
Keadaan ini diikuti oleh peningkatan kelahiran dengan forceps tengah, secsio caesarea dan cedera atau kematian janin. Periode aktif yang memanjang dapat dibagi menjadi dua kelompok klinis yang utama, yaitu kelompok yang masih menunjukkan kemajuan persalinan sekalipun dilatasi servik berlangsung lambat dan kelompok yang benar-benar mengalami penghentian dilatasi serviks.
3. Fase aktif yang memanjang pada multiparas
Fase aktif pada multipara yang berlangsung lebih dari 6 jam (rata-rata 2,5 jam) dan laju dilatasi serviks yang kurang dari 1,5 cm per jam merupakan keadaan abnormal. Meskipun partus lama pada multipara lebih jarang dijumpai dibandingkan dengan primigravida, namum karena ketidakacuhan dan perasaan aman yang palsu, keadaan tersebut bisa mengakibatkan malapetaka.
Kelahiran normal yang terjadi di waktu lampau tidak berarti bahwa kelahiran berikutnya pasti normal kembali. Pengamatan yang cermat, upaya menghindari kelahiran pervaginam yang traumatik dan pertimbangan secsio caesarea merupakan tindakan penting dalam penatalaksanaan permasalahan ini. Berikut ini ciri-ciri partus lama pada multipara :
a. Insedensinya kurang dari 1%
b. Mortalitas perinatalnya lebih tinggi dibandingkan pada primigravida dengan partus lama
c. Jumlah bayi besar bermakna
d. Malpresentasi menimbulkan permasalahan
e. Prolapsus funiculi merupakan komplikasi
f. Perdarahan postpartum berbahaya
g. Rupture uteri terjadi pada grande multipara
h. Sebagian besar kelahirannya berlangsung spontan pervaginam
i. Ekstraksi forceps tengah lebih sering dilakukan
j. Angka secsio caesarea tinggi, sekitar 25%
E. Bahaya Partus Lama
Prof. Dr. Rustam Mochtar, MPH (1998), menjelaskan mengenai bahaya partus lama bagi ibu dan janin, yaitu :
1. Bahaya bagi ibu
Partus lama menimbulkan efek berbahaya baik terhadap ibu maupun anak. Beratnya cedera meningkat dengan semakin lamanya proses persalinan, resiko tersebut naik dengan cepat setelah waktu 24 jam. Terdapat kenaikan pada insidensi atonia uteri, laserasi, perdarahan, infeksi, kelelahan ibu dan shock. Angka kelahiran dengan tindakan yang tinggi semakin memperburuk bahaya bagi ibu.
2. Bahaya bagi janin
Semakin lama persalinan, semakin tinggi morbiditas serta mortalitas janin dan semakin sering terjadi keadaan berikut ini :
a. Asfiksia akibat partus lama itu sendiri
b. Trauma cerebri yang disebabkan oleh penekanan pada kepala janin
c. Cedera akibat tindakan ekstraksi dan rotasi dengan forceps yang sulit
d. Pecahnya ketuban lama sebelum kelahiran. Keadaan ini mengakibatkan terinfeksinya cairan ketuban dan selanjutnya dapat membawa infeksi paru-paru serta infeksi sistemik pada janin.
Sekalipun tidak terdapat kerusakan yang nyata, bayi-bayi pada partus lama memerlukan perawatan khusus. Sementara pertus lama tipe apapun membawa akibat yang buruk bayi anak, bahaya tersebut lebih besar lagi apalagi kemajuan persalinan pernah berhenti. Sebagian dokter beranggapan sekalipun partus lama meningkatkan resiko pada anak selama persalinan, namun pengaruhnya terhadap perkembangan bayi selanjutnya hanya sedikit. Sebagian lagi menyatakan bahwa bayi yang dilahirkan melalui proses persalinan yang panjang ternyata mengalami defisiensi intelektual sehingga berbeda jelas dengan bayi-bayi yang lahir setelah persalinan normal.
F. Penatalaksanaan Pada Partus Lama
Menurut Harry Oxorn dan Willian R. Forte (1996), penatalaksanaan partus lama antara lain :
1. Pencegahan
- Persiapan kelahiran bayi dan perawatan prenatal yang baik akan mengurangi insidensi partus lama.
- Persalinan tidak boleh diinduksi atau dipaksakan kalau serviks belum matang. Servik yang matang adalah servik yang panjangnya kurang dari 1,27 cm (0,5 inci), sudah mengalami pendataran, terbuka sehingga bisa dimasuki sedikitnya satu jari dan lunak serta bisa dilebarkan.
2. Tindakan suportif
- Selama persalinan, semangat pasien harus didukung. Kita harus membesarkan hatinya dengan menghindari kata-kata yang dapat menimbulkan kekhawatiran dalam diri pasien.
- Intake cairan sedikitnya 2500 ml per hari. Pada semua partus lama, intake cairan sebanyak ini di pertahankan melalui pemberian infus larutan glukosa. Dehidrasi, dengan tanda adanya acetone dalam urine, harus dicegah
- Makanan yang dimakan dalam proses persalinan tidak akan tercerna dengan baik. Makanan ini akan tertinggal dalam lambung sehingga menimbulkan bahaya muntah dan aspirasi. Karena waktu itu, pada persalinan yang berlangsung lama di pasang infus untuk pemberian kalori.
- Pengosongan kandung kemih dan usus harus memadai. Kandung kemih dan rectum yang penuh tidak saja menimbulkan perasaan lebih mudah cidera dibanding dalam keadaan kosong.
- Meskipun wanita yang berada dalam proses persalinan, harus diistirahatkan dengan pemberian sedatif dan rasa nyerinya diredakan dengan pemberian analgetik, namun semua preparat ini harus digunakan dengan bijaksana. Narcosis dalam jumlah yang berlebihan dapat mengganggu kontraksi dan membahayakan bayinya.
- Pemeriksaan rectal atau vaginal harus dikerjakan dengan frekuensi sekecil mungkin. Pemeriksaan ini menyakiti pasien dan meningkatkan resiko infeksi. Setiap pemeriksaan harus dilakukan dengan maksud yang jelas.
- Apabila hasil-hasil pemeriksaan menunjukkan adanya kemajuan dan kelahiran diperkirakan terjadi dalam jangka waktu yang layak serta tidak terdapat gawat janin ataupun ibu, tetapi suportif diberikan dan persalinan dibiarkan berlangsung secara spontan.
3. Perawatan pendahuluan
Penatalaksanaan penderita dengan partus lama adalah sebagai berikut :
- Suntikan Cortone acetate 100-200 mg intramuskular
- Penisilin prokain : 1 juta IU intramuskular
- Streptomisin 1 gr intramuskular
- Infus cairan :
1) Larutan garam fisiologis
2) Larutan glukose 5-100% pada janin pertama : 1 liter/jam
- Istirahat 1 jam untuk observasi, kecuali bila keadaan mengharuskan untuk segera bertindak
4. Pertolongan
Dapat dilakukan partus spontan, ekstraksi vakum, ekstraksi forsep, manual aid pada letak sungsang, embriotomi bila janin meninggal, seksio sesarea dan lain-lain.
ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGIS PADA IBU BERSALIN
DENGAN PARTUS LAMA TERHADAP Ny. “S”
DI BPS HALIDA HANIM ANWAR SUKADANA
LAMPUNG TIMUR
TAHUN 2007
I. PENGUMPULAN DATA DASAR
A. IDENTITAS
Nama : Ny. Safira Nama suami : Tn. Rizal
Umur : 25 tahun umur : 30 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Suku : Jawa Suku : Lampung
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jln. Jend. Sudirman Alamat : Jln. Jend. Sudirman
No. 210 Sukadana No. 210 Sukadana
Lampung Timur Lampung Timur
B. ANAMNESA
Tanggal 11 November 2007 pukul 14.00 WIB oleh Bidan Halida
1. Keluhan utama
Ibu mengatakan hamil anak pertama usia kehamilan 9 bulan mengeluh perutnya mulas bagian bawah dan menjalar sampai ke pinggang sejak pukul 10.00 WIB, terdapat pengeluaran pervaginam lendir bercampur darah.
2. Tanda-tanda persalinan
His : ada, sejak tanggal 11 November 2007, pukul 10.00 WIB dengan frekuensi 3 x setiap 10 menit, lamanya 40 detik. Ibu merasa sakit pada perut bagian bawah menjalar sampai ke pinggang
3. Pengeluaran pervaginam
Ibu mengatakan sudah mengeluarkan darah bercampur lendir
4. Masalah-masalah khusus
Tidak ada masalah-masalah khusus yang dapat mempengaruhi persalinan.
5. Riwayat kehamilan sekarang
HPHT : 5 Februari 2007
TP : 12 November 2007
Haid bulan sebelumnya : teratur, lamanya 7-8 hari, siklus : 28 hari
ANC : teratur, frekuensi 5 x di BPS Halida Hanim Umar
6. Riwayat imunisasi
Ibu mengatakan sudah mendapat imunisasi TT1 dan TT2 lengkap pada usia kehamilan 4 bulan dan 6 bulan oleh bidan.
7. Pergerakan janin dalam 24 jam terakhir
Ibu mengatakan gerakan janin yang dirasakan 10 x dalam 24 jam
8. Makan dan minum terakhir
Ibu mengatakan makan terakhir pada pukul 11.00 WIB dan minum terakhir pada pukul 13.00 WIB
9. Pola eliminasi
Ibu BAB terakhir pada pukul 07.00 WIB dan BAK terakhir pada pukul 12.15 WIB
10. Pola istirahat
Ibu mengatakan tidur siang 1-2 jam dan tidur malam 8 jam
11. Psikologi
Ibu mengatakan cemas menanti kelahiran anak pertamanya
C. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
2. Status emosional : cemas menghadapi persalinan
3. Tanda-tanda vital :
TD : 110/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 37oC
RR : 20 x/menit
4. Pemeriksaan fisik
a. Rambut : bersih, tidak ada ketombe, tidak mudah rontok
b. Wajah : simetris, tidak ada oedema
c. Mata : bentuk simetris, konjungtiva pucat, merah muda, sklera tidak ikterik, kelopak mata normal.
d. Hidung : bentuk simetris, keadaan bersih, tidak ada polip, penciuman ibu baik
e. Mulut dan gigi : lidah dan geraham bersih, gigi tidak ada lubang dan tidak ada caries
f. Telinga : bentuk simetris, bersih, fungsi pendengaran baik
g. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan vena jugularis
h. Kelenjar getah bening : tidak ada pembesaran
i. Dada:
1) Jantung : tidak ada mur-mur
2) Paru : tidak ada wheezing dan ronchi.
3) Payudara :
Pembesaran : ada pembesaran
Simetris : kanan dan kiri
Pengeluaran : kolostrum ada
Puting susu : menonjol
Benjolan/tumor : tidak ada
Rasa nyeri : tidak ada
Lain-lain : tidak ada
j. Punggung dan pinggang
1) Posisi tulang belakang : lordosis
2) Pinggang (nyeri ketuk) : tidak ada
k. Ekstremitas atas dan bawah :
1) Oedema : tidak ada
2) Kemerahan : tidak ada
3) Kekakuan sendi dan otot : tidak ada
4) Varices : tidak ada
5) Refleks patella : ada (+)
l. Abdomen :
Luka bekas operasi : tidak ada, pembesaran perut sesuai usia kehamilan
Konsistensi : lunak, benjolan : tidak ada
Pembesaran liver : tidak ada, kandung kemih : kosong
m. Pemeriksaan kebidanan :
a. Palpasi uterus
1) TFU : ½ Px-pusat (34 cm)
2) Kontraksi : ada
3) Fetus :
Letak : memanjang
Posisi : puka
Pergerakan : aktif
4) Presentasi : bokong
5) Frekuensi : 3x dalam 10 menit, intensitas 20-40 x/menit
6) Presentasi : kepala
7) Leopold :
Leopold I : bagian fundus teraba bulat, lunak, tidak melenting
Usia kehamilan menurut Mc. Donald:
TFU (cm) = 34 cm
3,5 3,5
= 9,7
= 9 bulan 7 hari
Taksiran Berat Janin (TBJ) = TFU (cm) – 11 x 155
= (34 – 11) x 155
= 3565 gr
= 3,6 Kg
Leopold II : bagian kanan ibu terasa datar, lebar, bagian kiri teraba ekstremitas
Leopold III : teraba bulat, keras dan melenting
Leopold IV : bagian terendah janin sudah masuk PAP HII
Kandung kemih : kosong
b. Auskultasi
Denyut jantung janin 120x/menit dan teratur
Punctum maximum : bawah pusat sebelah kanan
c. Genetalia :
Inspeksi : vulva dan vagina tidak ada varises, tidak ada luka, tidak ada kemerahan, terdapat pengeluaran berupa lendir bercampur darah, ketuban utuh, pada perineum tidak ada bekas luka
Rectum : ibu mengatakan hari ini sudah BAB, keadaan rectum kosong, perineum kaku
d. Pemeriksaan dalam pada pukul 15.00 WIB
Vulva atau perineum tidak ada varises, bisul ataupun oedema, serviks mendatar dan tipis, pembukaan 2 cm, selaput ketuban (+), bagian terendah: presentasi kepala UUK kiri depan. Tali pusat tidak teraba.
Tabel pengawasan kala I
Tgl | Waktu | Pemb. Servik | Kondisi Ibu | Kondisi Janan | |||||||
TD (mmHg) | Pols (x/m’) | RR (x/m’) | Temp (0 C) | Obat cairan yg diberikan | Kontraksi uterus/His | DJJ | Penurunan Kepala | Ketuban / Penyusupan | |||
11-11-07 | 15.00 | 2 cm | 120/70 | 80 | 24 | 36,5 | - | Kekuatan sedang, his 3x dalam 10 menit lama < 20 detik | 124 x/mnt (+) | 4/5 | +/O |
11-11-07 | 15.30 | | | 84 | 22 | | - | Kekuatan sedang, his 3x dalam 10 menit lama < 20 detik | 128 x/mnt (+) | - | |
11-11-07 | 16.00 | | | 82 | 22 | | - | Kekuatan sedang, his 3x dalam 10 menit lama < 20 detik | 130 x/mnt (+) | - | |
11-11-07 | 16.30 | | | 86 | 20 | | - | Kekuatan sedang, his 3x dalam 10 menit lama < 20 detik | 132 x/mnt (+) | - | |
11-11-07 | 17.00 | | | 90 | 24 | | - | Kekuatan sedang, his 3x dalam 10 menit lama < 20 detik | 128 x/mnt (+) | - | |
11-11-07 | 17.30 | | | 88 | 24 | | - | Kekuatan sedang, his 3x dalam 10 menit lama < 20 detik | 130 x/mnt (+) | - | |
11-11-07 | 18.00 | | | 85 | 22 | | - | Kekuatan sedang, his 3x dalam 10 menit lama < 20 detik | 130 x/mnt (+) | - | |
11-11-07 | 18.30 | | | 83 | 20 | | - | Kekuatan sedang, his 3x dalam 10 menit lama < 20 detik | 134 x/mnt (+) | - | |
11-11-07 | 19.00 | 3 cm | 120/70 | 82 | 22 | 37 | - | Kekuatan sedang, his 3x dalam 10 menit lama < 20 detik | 130 x/mnt (+) | 3/5 | +/0 |
11-11-07 | 19.30 | | | 84 | 26 | | | Kekuatan sedang, his 3x dalam 10 menit lama < 20 detik | 132 x/mnt (+) | | |
11-11-07 | 20.00 | | | 86 | 24 | | | Kekuatan sedang, his 3x dalam 10 menit lama < 20 detik | 130 x/mnt (+) | | |
11-11-07 | 20.30 | | | 84 | 24 | | | Kekuatan sedang, his 3x dalam 10 menit lama < 20 detik | 134 x/mnt (+) | | |
11-11-07 | 21.00 | | | 82 | 26 | | | Kekuatan sedang, his 3x dalam 10 menit lama < 20 detik | 137 x/mnt (+) | | |
11-11-07 | 21.30 | | | 80 | 22 | | | Kekuatan sedang, his 3x dalam 10 menit lama < 20 detik | 140 x/mnt (+) | | |
11-11-07 | 22.00 | | | 84 | 24 | | | Kekuatan sedang, his 3x dalam 10 menit lama < 20 detik | 138 x/mnt (+) | | |
11-11-07 | 22.30 | | | 84 | 22 | | | Kekuatan sedang, his 3x dalam 10 menit lama < 20 detik | 132 x/mnt (+) | | |
11-11-07 | 23.00 | 5 cm | 120/70 | 82 | 20 | 37 | | Kekuatan;ebih kuat dan nyeri, his 3x dalam 10 menit lama < 20 detik | 128 x/mnt (+) | 3/5 | +/0 |
n. Pemeriksaan laboratorium
Darah : Hb : 11 gr%
Urine Protein : (-)
Glukosa: (-)
II. IDENTIFIKASI MASALAH, DIAGNOSA DAN KEBUTUHAN
1. Diagnosa
Ibu G1P0A0 hamil 38 minggu, janin tunggal, hidup, intra uterin, presentasi kepala. Ibu inpartu kala I fase laten
Dasar : ibu mengatakan hamil anak pertama, HPHT 5 Februari 2007, DJJ 126 x/menit, pada pemeriksaan dalam pembukaan 2 cm, ketuban (+), presentasi kepala
2. Masalah :
Nyeri adanya his
Dasar : ibu mengatakan nyeri dan sakit pada saat his datang
3. Kebutuhan
- Penyuluhan tentang pemenuhan cairan dan nutrisi bagi ibu
Dasar : untuk memenuhi kebutuhan energi bagi ibu dan mencegah dehidrasi
- Persiapan fisik dan mental ibu serta penyuluhan cara mengurangi rasa nyeri
Dasar : agar ibu tenang dan tidak merasa takut dalam menghadapi persalinan
III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
Potensial terjadi partus lama
Dasar : Inpartu kala I
Ibu hamil anak pertama
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA DAN KOLABORASI
Kolaborasi dengan dokter spesialis kandungan bila ada komplikasi pada kala I dan proses persalinan
V. RENCANA TINDAKAN
1. a. Jelaskan pada ibu tentang kondisinya saat ini
b. Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan psikologis
c. Observasi kala I menggunakan partograf dan kolaborasi bila ada keluhan
d. Siapkan ruang bersalin, alat, kebutuhan fisik dan psikologis ibu serta persiapan bidan
2. Penyuluhan cara mengedan yang efektif
a. Jelaskan manfaat mengejan efektif
b. Ajarkan ibu cara mengejan efektif
c. Observasi cara mengejan efektif
3. Penyuluhan mengatasi rasa nyeri
a. Jelaskan penyebab nyeri
b. Ajarkan cara mengatasi nyeri
4. Pemenuhan nutrisi
- Beri ibu makan jika lapar
- Beri ibu minuman manis sebagai penambah tenaga
VI. PELAKSANAAN
1. a. Menjelaskan pada ibu tentang kondisinya saat ini, bahwa ibu telah memasuki kala I persalinan
b. Melibatkan keluarga dalam memberikan dukungan psikologis
c. Melakukan observasi kala I menggunakan partograf, mengenai DJJ, penurunan kepala, pembukaan serviks, frekuensi his dan tanda vital
d. Persiapan persalinan:
1) Ruangan bersalin
2) Menyiapkan alat persalinan
Partus set
Heating set
Radian warmer
3) Menyiapkan alat resusitasi
Slym zuinger
4) Menyiapkan pakaian bayi
Memantau kemajuan persalinan
Partograf
PD setiap 4 jam atau indikasi inpartu
5) Menyiapkan alat penanganan syok dan perdarahan
6) Memenuhi kebutuhan fisik ibu
Makan dan minum
BAB dan BAK
7) Memenuhi kebutuhan psikologi ibu
Memberikan dukungan persalinan
8) Menyiapkan alat-alat untuk bidan
Mitela Skort Kacamata
Masker Handscone Sepatu boot
9) Melakukan penyuluhan cara mengejan efektif
Menjelaskan manfaat mengejan efektif pada ibu, apabila ibu mengejan dengan baik dapat membantu mempercepat penurunan kepala dan pengeluaran bayi.
Mengajarkan ibu cara mengejan efektif, mengejan dilakukan pada saat his dan telah memasuki kala II persalinan, sehingga diafragma berfungsi lebih baik. Badan ibu dilengkungkan dengan dagu ibu di dada, kaki ditarik kearah badan sehingga lingkungan badan dapat membantu mendorong janin
Mengobservasi cara mengejan ibu
2. Melakukan penyuluhan cara mengatasi rasa nyeri
a. Menjelaskan pada ibu penyebab nyeri. Nyeri disebabkan karena adanya kontraksi pada dinding rahim yang akan membantu mendorong janin untuk turun
b. Mengajarkan cara mengatasi nyeri. Ibu disuruh untuk berjalan-jalan bisa masih bisa, kemudian menganjurkan ibu untuk tidur dengan posisi miring kiri, agar pembukaan serviks lebih cepat
VII. EVALUASI
1. Ibu mengerti dengan kondisinya saat ini
2. Hasil pengawasan kala I dengan partograf
DJJ : 128 x/menit
Penurunan kepala : Hodge II
Tanda-tanda vital :
TD : 120/70 mmHg
Pols : 82 x/menit
RR : 20 x/menit
Temp : 37,50C
Frekuensi his : 3 x dalam 10 menit, teratur, lebih kuat dan nyeri, lamanya kurang dari 20 detik
Pembukaan serviks 5 cm
Ibu berkemih sebanyak 200 ml
Kala II pukul 05.00 WIB
S : Ibu mengatakan perutnya mulas-mulas seperti ingin BAB dan keluar air dari kemaluannya
O : 1. Dilakukan PD pada pukul 05.00 dengan hasil
a. Dinding vagina tidak terdapat kelainan
b. Perineum kaku, konsistensi portio lunak, tipis, effacement 90%
c. Pembukaan serviks 10 cm
d. Presentasi kepala, penurunan bagian terendah di Hodge IV kanan depan
e. DJJ : 134 x/menit, teratur
f. Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
TD : 120/70 mmHg RR : 22 x/menit
Pols : 80 x/menit Temp : 370C
g. Perineum menonjol, vulva membuka, ada tekanan dari anus
A : 1. Diagnosa
a. Ibu G1P0A0 inpartu kala II dengan partus lama
Dasar :
1) Kontraksi uterus 4x dalam 10 menit, lama 45 detik
2) Pembukaan lengkap
3) Portio tidak teraba, ketuban (-), perineum menonjol, anus dan vulva membuka.
4) DJJ 134 x/menit
b. Potensial terjadi pemanjangan kala I fase aktif
Dasar :
Ibu hamil anak pertama
Pembukaan 10 cm, perineum kaku, ketuban (-)
Kala II berlangsung selama 8 jam
2. Masalah
Ibu cemas menghadapi persalinan
Dasar :
1) Ibu memasuki kala II persalinan
2) Ibu hamil anak pertama
3. Kebutuhan
1) Pemenuhan cairan dan nutrisi bagi ibu
2) Penyuluhan cara relaksasi
3) Pertolongan persalinan
P : 1. Jelaskan kondisi ibu saat ini sudah memasuki fase persalinan
2. Lakukan pengawasan kala II menggunakan partograf, pantau tenaga ibu, kontraksi uterus, pantau penurunan, presentasi kepala janin dan DJJ setelah kontraksi dan vital sign
3. Anjurkan ibu mengejan jika ada his
4. lakukan episiotomi pada puncak his karena perineum kaku dan agar tidak terjadi robekan yang lebih lebar dan teratur
5. Lakukan pertolongan persalinan, lahirkan kepala, bahu dan tubuh bayi kemudian lakukan resusitasi
6. Periksa janin tunggal atau kembar
7. Observasi perdarahan pervaginam
8. Libatkan keluarga dalam memberikan motivasi dan dukungan pada ibu
9. Bayi lahir pukul 05.30 WIB
BB : 3500 gr Jenis kelamin : laki-laki
Apgar score : 8/9 PB : 50 cm
Anus : (+)
Kala III pukul 05.45 WIB
S : Ibu mengatakan perutnya terasa mulas
O : 1. Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
2. Tanda-tanda vital :
TD : 110/70 mmHg RR : 25 x/menit
Pols : 84 x/menit Temp : 36,50C
3. TFU 2 jari di bawah pusat
4. Abdomen : kontraksi uterus baik, uterus teraba bulat dan keras
5. Semburan darah, tali pusat memanjang
A : 1. Diagnosa
a. Ibu G1P0A0 inpartu kala III
Dasar :
1) Uterus teraba bulat dan keras, TFU 2 jari di bawah pusat
2) Plasenta belum lahir
b. Potensial terjadi retensio plasenta
Dasar : plasenta belum lahir
2. Masalah
Nyeri pada perut bagian bawah
Dasar :
a. Ibu mengatakan nyeri pada perut bagian bawah
b. Plasenta belum lahir
c. Kontraksi uterus baik
d. TFU 2 jari di bawah pusat
3. Kebutuhan
Pemenuhan nutrisi dan cairan
Dasar : ibu tampak lemah
P : 1. Jelaskan kondisi ibu saat ini
2. Lakukan pemeriksaan tanda-tanda vital
3. Lakukan manajemen aktif kala III
a. Pemberian oksitosin 10 IU secara IM pada 1/3 bawah paha kanan sebelah luar, selambat-lambatnya 2 menit setelah bayi lahir.
b. Lakukan peregangan tali pusat terkendali dengan dorso kranial
c. Massase fundus uteri selama 15 detik secara sirkuler
4. Lahirkan plasenta dengan hati-hati
Plasenta lahir lengkap pukul 05.45 WIB
a. Kotiledon dan selaput utuh
b. Panjang plasenta : 20 cm
c. Lebar plasenta : 15 cm
d. Berat plasenta : 500 gram
e. Tebal plasenta : 2 cm
f. Inserse : marginal
5. Setelah 15 detik lakukan masase fundus secara sirkular
6. Lakukan vulva hygiene pada ibu
7. Observasi adanya laserasi luka episiotomi
8. Siapkan heating set dan lakukan penjahitan luka perineum
Derajat II dengan cara jelujur dan subkutikular
Kala IV pukul 06.00 WIB
S : Ibu mengatakan perutnya masih terasa mulas
O : 1. Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
2. Tanda-tanda vital :
TD : 110/70 mmHg RR : 20 x/menit
Pols : 80 x/menit Temp : 37 0C
3. Keadaan kandung kemih : kosong
4. TFU 2 jari di bawah pusat
5. Kontraksi uterus baik
6. Perdaharan pervaginam : 150 cc
7. Keadaan jahitan laserasi derajat II baik
A : 1. Diagnosa
a. Ibu P1A0 partus spontan pervaginam partus kala IV
Dasar :
1) Ibu partus spontan pervaginam pukul 05.30 WIB
2) Robekan perineum derajat II
3) Pengeluaran lochea rubra
4) TFU 2 jari bawah pusat
b. Potensial terjadi perdarahan pervaginam
Dasar :
1) Plasenta lahir pukul 05.45 WIB
2) Perdarahan pervaginam berupa lochea rubra
3) Terdapat robekan perineum derajat II
2. Masalah
Gangguan rasa nyaman
3. Kebutuhan
Personal Hygiene
Pemenuhan cairan dan nutrisi
P : 1. Jelaskan kondisi ibu saat ini
2. Periksa tanda vital ibu, TFU, kandung kemih, dan perdarahan setiap 15 menit dalam satu jam pertama dan 30 menit dalam satu jam kedua
3. Penyuluhan personal hygiene
Mandi
Vulva hygiene
4. Pemenuhan mobilisasi ibu
Miring kanan atau miring kiri
Ibu boleh berjalan setelah 6 jam
5. Pemenuhan nutrisi ibu
Makanan dan minuman
6. Pemenuhan istirahat
Tidur
7. Lakukan perawatan luka perineum
Perawatan luka dengan menggunakan kasa steril
DAFTAR PUSTAKA
Prawirohadjo, S., 2002, Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal Edisi I, Yayasan Bina Pustaka, Jakarta.
Ikatan Bidan Indonesia (IBI), 2007, Asuhan Persalinan Normal, JNPK-KR, Jakarta
Fakultas Kedokteran UNPAD, 1985, Obstetri Fisiologi, Bandung
Mochtar, R., 1998, Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologis Jilid I, EGC, Jakarta
Oxorn, Harry, R. Forte, Willian, 1996, Patologi dan Fisiologi Persalinan, Yayasan Essentia Medica, Jakarta
Manuaba, IBG, 1998, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan, EGC, Jakarta.
1 komentar:
salam kenal
untuk yang membutuhkan bahan-bahan perkuliahan kesehatan baik kedokteran keperawatan kebidanan kunjungi disini: ada ribuan gratis:
http://kuliahbidan.host22.com/
Posting Komentar