Minggu, 06 Februari 2011

ASUHAN KEBIDANAN PADA PERSALINAN DENGAN PARITAS KURANG DARI SATU TAHUN TERHADAP Ny. “V” DI BPS SALSABILA ADILUWIH KECAMATAN ADILUWIH TAHUN 2007


IBU BERSALIN DENGAN PARITAS KURANG DARI 1 TAHUN

A.    Pengertian
  1. Menurut WHO (1998)
Persalinan adalah dimulai secara spontan, beresiko rendah pada awal persalinan dan tetap demikian selama proses persalinan. Bayi dilahirkan lengkap, presentasi verteks pada usia kehamilan 37 minggu, dan setelah persalinan ibu dan bayi dalam keadaan sehat.
  1. Menurut Mayles (1996)
Persalinan adalah suatu proses dimana seorang wanita melahirkan bayi yang diawali dengan kontraksi uterus yang teratur dan memuncak pada saat pengeluaran bayi sampai dengan pengeluaran placenta dan selaputnya 12 sampai 14 jam.
  1. Menurut Dr. Judi Junaidi Endjun, Sp. OG. (2002)
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam rahim melalui vagina ke duania luar.
  1. Dep Kes RI (1995)
Persalinan adalah proses keluarnya bayi, plasenta dan selaput ketuban dari rahim wanita pada umur kehamilan cukup bulan tanpa ada disertainya penyulit.

Menurut cara persalinan
  1. Persalinan normal adalah persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir.
  2. Persalinan adalah persalinan yang dibantu dengan tenaga dari luar misalnya ekstraksi dengan forceps, ekstraksi vakum dan secsio caesarea (SC)
  3. Persalinan anjuran adalah bila persalinan tidak dimulai dengan sendirinya tetapi baru berlangsung setelah pemecahan ketuban, pemberian oksitosin atau prostaglandin.
Persalinan dibagi dalam 4 kala :
1.      Kala I
Dimulai  saat persalinan mulai sampai pembukaan lengkap (10 cm) dibagi dalam 2 fase :
a.       Fase laten (8 jam) yaitu serviks membuka sampai 3 jam
b.      Fase aktif (7 jam) yaitu serviks membuka sampai 3-10 cm
2.      Kala II
Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi baru lahir. Berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi.
3.      Kala III
Dimulai segera setelah bayi sampai lahirnya plasenta. Berlangsung tidak lebih dari 30 menit.
4.      Kala IV
Dimulai saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama setelah persalinan

B.     Etiologi
Sebab terjadinya persalinan belum diketahui benar, yang ada hanya merupakan teori yang kompleks antara lain dikemukakan faktor-faktor hormonal, struktur rahim, sirkulasi rahim, pengaruh tekanan pada syaraf dan nutrisi.

1.      Teori Penurunan Hormon
1-2 minggu sebelum persalinan persalinan mulai terjadi penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron. Progesteron mengalami penurunan sehingga otot rahim lebih sensitif terhadap oksitosin. Akibatnya otot rahim mulai berkontraksi setelah tercapainya penurunan progesteron.
2.      Teori Plasenta Menjadi Tua
Akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesteron yang menyebabkan kekejangan pembuluh darah. Hal ini menyebabkan kontraksi.

3.      Teori Distensia Rahim
Rahim yang menjadi besar dan meregang menyebabkan iskemia otot-otot rahim, sehingga mengganggu sirkulasi utero plasenter.
4.      Teori Oksitosin Iternal
Oksitosin yang dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis part posterior pada akhir kehamilan dan kadar oksitosin bertambah, sehingga menimbulkan kontraksi pada otot-otot rahim.
5.      Teori Hipotalamus
Glandula suprarenal yang merupakan pemicu terjadinya persalinan.
6.      Teori Prostaglandin
Kontraksi prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15 minggu yang dikeluarkan oleh desidua. Pemberian prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot rahim, sehingga konsepsi dikeluarkan.
7.      Teori Iritasi Mekanik
Dibelakang serviks terletak ganglion servikal, bila ganglion ini digeser dan ditekan oleh kepala janin akan menimbulkan kontraksi uterus.

C.    Gejala/Tanda-tanda Persalinan
1.      Tanda-tanda permulaan persalinan
Sebelumnya terjadi persalinan sebenarnya beberapa minggu sebelum wanita memasuki kala pendahuluan (prepatory stage of labor). Memberikan tanda-tanda sebagai berikut :
a.       Turunnya kepala masuk pintu atas panggul, pada primigravida minggu ke 36 dapat menimbulkan sesak bagian bawah di atas simpisis pubis dan sering ingin kencing, susah kencing karena kandung kemih tertekan kepala.
b.      Parut lebih lebar karena fundus uteri turun
c.       Perasaan sakit diperut dan dipinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah disekitar dari uterus yaitu tanda persalinan palsu (face labor pains)
d.      Serviks menjadi lembek, mulai mendatar dan sekresinya bertambah bisa bercampur darah (bloody show)

2.      Tanda-tanda inpartu
a.       Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur
b.      Keluar lendir bercampur darah yang lebih banyak karena robekan-robekan kecil pada serviks
c.       Dapat disertai dengan ketuban pecah
d.      Pada pemeriksaan dalam dijumpai perlunakan, pendataran dan pembukaan serviks

3.      Faktor-faktor yang berperan dalam persalinan adalah :
a.       Kekuatan mendorong keluar (power)
Yaitu his (kontraksi uterus), kontraksi otot-otot dinding perut, kontraksi diafragma dan ligamentus action terutama ligament rotundum.
b.      Faktor janin
c.       Faktor jalan lahir
Yaitu pada waktu partu akan terjadi perubahan-perubahan pada uterus, serviks, vagina dan dasar panggul.

D.    Penatalaksanaan
Kala I
Pengkajian awal
1.      Lihat
a.       Tanda-tanda perdarahan, mekoneum atau bagian organ yang lahir
b.      Warna kulit ibu yang kuning dan kepucatan
2.      Tanya
a.       Kapan tanggal perkiraan kelahiran
b.      Menentukan ibu sudah waktunya melahirkan atau belum

3.      Periksa
a.       Tanda-tanda penting untuk hipertensi
b.      Detak jantung janin untuk bradikardi

Penanganan
Tindakan
Deskripsi dan Keterangan
Menghadirkan orang yang dianggap penting oleh ibu seperti suami, ibu, pasien
Dukungan yang diberikan:
1.       Mengusap keringat 
2.       Menemani jalan-jalan (mobilisasi)
3.       Memberikan minum
4.       Merubah posisi
5.       Memijat/menggosok pinggang
Mengatur aktivitas dan posisi ibu
1.      Ibu boleh melakukan aktivitas sesuai dengan kesanggupannya
2.      Posisi sesuai dengan keinginan ibu tapi tidak dianjurkan posisi tidur terlentang
Membimbing ibu untuk rileks sewaktu ada his
Ibu diminta menarik nafas panjang, tahan nafas sebentar kemudian dilepaskan dengan cara meniup sewaktu his
Menjaga privasi ibu
Menggunakan penutup/tirai, tidak menghadirkan orang lain tanpa sepengetahuan dan seizin pasien
Penjelasan tentang  kemajuan persalinan
Menjelaskan perubahan yang terjadi dalam tubuh ibu, serta prosedur yang akan dilaksanakan dan hasil-hasil pemeriksaan
Menjaga kebersihan diri
Membolehkan ibu untuk mandi, menganjurkan ibu untuk membasuh sekitar kemaluannya setelah BAB dan BAK
Mengetahui rasa panas
1.      Menggunakan kipas angin/AC dalam kamar
2.      Menggunakan kipas biasa
3.      Menganjurkan ibu untuk mandi

Massase
Jika ibu suka lakukan massase pada pinggang atau mengusap perut dengan lembut
Pemberian cukup minum
Untuk memenuhi kebutuhan energi dan mencegah dehidrasi
Mempertahankan kandung kemih
Sarankan ibu untuk berkemih sesering mungkin
Sentuhan
Diseuaikan dengan keinginan ibu, memberikan sentuhan pada salah satu bagian tubuh yang bertujuan untuk menguraikan rasa kesendirian ibu selama proses persalinan

Kala II
Selama kala II, petugas kesehatan harus terus memantau :
1.      Tenaga atau usaha mengedan dan kontraksi uterus
2.      Janin yang penurunan presentasinya dan kembali normal detak jantung bayi setelah kontraksi
3.      Kondisi ibu
Penanganan
Tindakan
Deskripsi dan Keterangan
Memberikan dukungan terus menerus
1.      Mendampingi ibu agar merasa nyaman oleh keluarga
2.      Menawarkan minum, mengipasi dan memijat
Menjaga kebersihan diri
1.      Ibu tetap dijaga kebersihannya agar terhindar dari infeksi
2.      Bila ada darah lendir atau cairan ketuban segera dibersihkan
Mengipasi dan massase
Menambah kenyamanan bagi ibu
Memberikan dukungan mental
Untuk mengurangi kecemasan dan ketakutan ibu, dengan cara :
1.      Menjaga privasi ibu
2.      Penjelasan tentang proses dan kemajuan persalinan
3.      Penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan dan keterlibatan ibu
Mengatur posisi ibu
Dalam memimpin mengedan dapat dilihat posisi sebagai berikut :
1.      Jongkok
2.      Menungging
3.      Tidur miring
4.      Setengah duduk
Posisi tegak ada kaitannya dengan berkurangnya rasa nyeri, mudah mengedan, kurangnya trauma vagina dan perineum, dan infeksi
Menjaga kandung kemih tetap kososng
Anjurkan ibu untuk BAK sesering mungkin, kandung kemih yang penuh dapat menghalangi turunnya kepala dalam rongga panggul
Memberikan cukup minum
Memberi tenaga dan mencegah dehidrasi
Memimpin mengedan
Pemimpin ibu mengedan selama his, anjurkan pada ibu untuk mengambil nafas
Bernafas selama persalinan
Meminta ibu bernafas lagi selagi kontraksi ketika kepala akan lahir, untuk menjaga agar perineum meregang pelan dan mengontrol lahirnya kepala dan mencegah robekan
Pemantauan DJJ

Periksa DJJ setelah setiap kontraksi untuk memastikan janin tidak mengalami brakikardi (< 120). Selama mengedan yang lama, akan terjadi pengurangan aliran darah yang mengandung oksigen ke janin
Melahirkan bayi
1.      Menolong kelahiran kepala
2.      Periksa tali pusat
3.      Melahirkan bahu dan anggota seluruhnya
Bayi dikeringkan dan dihangatkan dari kepala sampai seluruh tubuh
Setelah bayi lahir, segera dikeringkan dan diselimuti dengan menggunakan handuk atau sejenisnya, letakkan pada perut ibu dan berikan bayi untuk disusui

Merangsang bayi
1.       Biasakan dengan melakukan pengeringan, cukup memberikan bayi rangsangan
2.       Dilakukan dengan cara mengusap-usap pada bagian punggung atau menepuk telapak kaki bayi

Kala III
Pengkajian awal
  1. Palpasi uterus menentukan apakah ada bayi yang kedua, jika ada, tunggu sampai bayi kedua lahir
  2. Menilai apakah BBL dalam keadaan stabil, jika tidak bayi segera dirawat

Penanganan
Tindakan
Deskripsi dan Keterangan
Jepit dan gunting tali pusat sedini mungkin
Dengan menjepit tali pusat sedini mungkin akan memulai pelepasan plasenta
Memberi oksitosin

Oksitosin merangsang uterus berkontraksi yang juga mempercepat pelepasan plasenta :
1.       Oksitosin 10 U IM yang diberikan ketika kelahiran bahu depan bayi jika petugas lebih dari satu dan pasti hanya ada bayi tunggal


2.       Oksitosin 10 U IM diberikan dalam 2 menit setelah kelahiran jika hanya satu orang petugas dan hanya ada bayi tunggal
3.       Oksitosin 10 U IM dapat diulangi/diberi lagi 15 menit jika belum lahir
4.       Jika oksitosin tidak tersedia, lakukan dengan rangsangan puting payudara ibu atau berikan ASI pada bayi guna menghasilkan oksitosin alamiah.
Melakukan peregangan tali pusat terkendali atau PTT (Controlled Cord Traction)
PTT mempercepat kelahiran plasenta, begitu sudah terlepas :
1.      Satu tangan diletakkan pada corpus uteri tepat di atas simpisis pubis. Selama kontraksi, tangan mendorong uteri dengan gerakan dorsokranial ke arah belakang dan ke arah kepala ibu
2.      Tangan yang satu meregang tali pusat dekat pembukaan vagina dan melakukan tarikan tali pusat yang terus-menerus dalam tegangan yang sama dengan tangan ke uterus selama kontraksi
PTT dilakukan hanya selama uterus berkontraksi. Tangan pada uterus merasakan kontraksi, ibu dapat juga memberitahu petugas ketika ia merasakan kontraksi
Massase fundus
Segera setelah placenta dan selaputnya dilahirkan, massase fundus agar menimbulkan kontraksi. Hal ini dapat mengurangi pengeluaran darah dan mencegah perdarahan post partum

Kala III
Penanganan
Tindakan
Deskripsi dan Keterangan
Ikat tali pusat
Jika petugas sendirian dan sedang melakukan management aktif kala III, tali pusat diklem, lalu digunting dan memberkan oksitosin segera setelah plasenta dan selaputnya lahir, lakukan massase fundus agar berkontraksi, baru tali pusat diikat dan klem dilepas
Pemeriksaan fundus dan massase
Periksa fundus setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 20-30 menit selama jam kedua
Nutrisi dan hidrasi
Anjurkan ibu untuk minum demi mencegah dehidrasi, tawarkan ibu makan-makanan dan minuman yang disukai
Bersihkan ibu
Bersihkan perineum ibu dan kenakan pakaian ibu yang bersih dan kering
Istirahat
Biarkan ibu beristirahat karena telah bekerja keras melahirkan bayinya. Bantu ibu pada posisi yang nyaman
Peningkatan hubungan ibu dan bayi
Biarkan bayi berada pada ibu untuk meningkatkan hubungan ibu bayi, sebagai permulaan dengan menyusui bayinya
Memulai menyusui
Bayi sangat siap segera setelah kelahiran. Hal ini sangat tepat untuk memulai memberikan ASI, menyusui juga membantu uterus berkontraksi
Menolong ibu ke kamar mandi
Ibu boleh bangun ke kamar mandi, pastikan ibu dibantu dan selamat karena ibu masih dalam keadaan lemah atau pusing setelah persalinan. Pastikan ibu sudah BAK dalam 3 jam post partum
Mengajari ibu dan anggota keluarga
Ajari ibu atau anggota keluarga tentang :
1.      Bagaimana memeriksa fundus dan menimbulkan kontraksi
2.      Tanda-tanda bahaya bagi ibu dan bayi

 
ASUHAN KEBIDANAN PADA PERSALINAN DENGAN PARITAS KURANG DARI SATU TAHUN TERHADAP Ny. “V” DI BPS SALSABILA
ADILUWIH KECAMATAN ADILUWIH
TAHUN 2007


I.             PENGUMPULAN DATA DASAR
Tanggal : 22 Januari 2008 Jam : 02.00 WIB
A.    1.  Identitas Klien
Nama                   : Ny.”V”                  Nama Suami     : Tn. “A”
Umur                   : 24 tahun                Umur                : 25 tahun
Agama                 : Islam                     Agama              : Islam
Suku                    : Jawa                      Suku                 : Jawa
Pendidikan          : D3 Akuntansi        Pendidikan       : S1 Ekonomi
Alamat                : Jl. Damai No. 5     Alamat              : Jl. Damai No. 5
 Kec. Adiluwih                                   Kec. Adiluwih

2.      Keluhan Utama
Ibu hamil anak kedua, usia kehamilan 9 bulan, mengeluh perut sakit bagian bawah, dari vagina keluar lendir berwarna kecoklatan

3.      Tanda-tanda persalinan
Ibu datang pada pukul 20.00 WIB ada his, frekuensi 2-3 kali dalam 10 menit lamanya 30-35 detik.

4.      Pengeluaran pervaginam
Lendir kecoklatan bercampur sedikit darah, tidak ada air ketuban yang keluar.


5.      Masalah-masalah khusus
Ibu tidak mengalami kelainan lain yang beresiko yang mempengaruhi riwayat persalinannya, kondisi umum ibu baik

6.      Riwayat imunisasi
Ibu imunisasi TT 2 kali pada kehamilan pertama
TT I                    : pada usia kehamilan 5 bulan dibidan
TT II                   : pada usia kehamilan 6 bulan dibidan
7.      Riwayat kehamilan, persalinan nifas yang lalu
No
Umur
JK
Persalinan
BB/TB
Penolong
Penyulit
Keadaan
1
1 tahun
Laki-laki
Normal
3400 gr/50 cm
Bidan
Tidak ada
Sehat

8.      Riwayat kehamilan sekarang
HPHT : 14-04-2007                         TP : 21-01-2008
Haid bulan sebelumnya teratur lamanya 6-7 hari, siklus 28 hari, ANC dilakukan secara teratur 1 bulan sekali sampai umur 9 bulan di bidan, Alyaza. Selama hamil ibu tidak mengalami keluhan berat.

9.      Pergerakan janin dalam 24 jam terakhir
Ibu mengatakan dalam 24 jam terakhir masih merasakan gerakan janin

10.  Pola kebiasaan sehari-hari
a.       Makan minum terakhir
Sebelum mulas, ibu makan minum biasa, tetapi setelah mulas ibu merasa malas makan, tetapi banyak minum air putih

b.      Eliminasi
BAB terakhir pukul 05.00 WIB, biasa BAB 1 x sehari
BAK terakhir pukul 19.30 WIB, BAK sering

c.       Istirahat dan tidur
Setiap hari ibu tidur 6-7 jam perhari, setelah mulas timbul dari pukul 15.00 WIB sampai pengkajian dilakukan ibu tidak bisa tidur.

d.      Psikologi
Ibu merasa cemas dan takut dengan dalam menghadapi proses persalinan

B.     Pemeriksaan

1.      Pemeriksaan umum
a.       Keadaan umum ibu : baik
b.      Kesadaran                : Composmentis
c.       Tanda vital                          
TD                            :120/70 mmHg           
Pols                          : 84 x/mnt                   
RR                            : 22 x/mnt
Temp                        : 37,4 oC
TB/BB                      : 156 cm/64 kg
2.      Pemeriksaan fisik
a.       Rambut                :  Bersih, tidak mudah patah, warna hitam dan tidak ada ketombe
b.      Muka                   : Simetris, tidak ada oedema, ada cloasma
c.       Mata                    :  Simetris kanan-kiri, keadaan bersih, fungsi penglihatan baik, merah muda, tidak ada oedema pada kelopak mata, tidak ikterik
d.      Hidung                : Simetris, keadaan bersih, fungsi penciuman baik, tidak ada polip, tidak ada peradangan
e.       Mulut dan gigi     : Bersih, tidak ada caries, tidak ada stomatitis, fungsi pengecapan lidah baik.
f.       Telinga                 :  Simetris kanan-kiri, bersih dan fungsi pendengaran baik.
g.      Leher                   :  Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, kelenjar limfe dan vena jugularis
h.      Dada:
1)      Jantung          :  Normal, tidak terdengar mur-mur
2)      Paru-paru       :  Tidak terdengar ronchi dan wheezing
3)      Payudara        :  Simetris kanan kiri, colostrum sudah keluar jika putting susu ditekan, tidak ada pembesaran abnormal, keadaan bersih, tidak ada rasa nyeri
i.        Punggung dan pinggang      :  tampak lordosis, keadaan bersih
j.        Ekstremitas
Atas                     :  Bentuk simetris, fungsi baik, keadaan bersih
Bawah                 :  Simetris, fungsi baik, tidak ada oedema dan varises, reflek patela positif, kekakuan sendi dan otot tidak ada     
k.      Abdomen             :  Bentuk simetris, membesar tidak sesuai usia kehamilan, tidak ada bekas operasi, tidak ada pembesaran limfe, konsistensi lunak, ibu mengeluh nyeri perut pada bagian bawah, kandung kemih kosoong
l.        Genetalia             :  ada bekas luka pada perineum, vulva dan vagina tidak ada varises, tidak ada fistula, tidak ada oedema, tidak ada peradangan, pengeluaran pervaginam lendir bercampur dengan darah dan perineum elastis
m.    Rectum                :  tidak ada haemoroid, anus belum mengembang

3.      Pemeriksaan Palpasi
a.       Leopold I       :  TFU 3 jari diatas pusat, pada fundus teraba lunak, tidak bulat, dan kurang melenting bila digoyang yang berarti bokong
Mc. Donal   : 24,5 cm
TBJ             : (24,5 – 11) x 155
: 20925,5 gram 
b.      Leopold II     :  sebelah kanan teraba keras, datar dan memberi rintangan yang besar yang berarti punggung, sebelah kiri teraba bagian-bagian kecil yang tidak rata yang berarti ekstremitas
c.       Leopold III    :  bagian bawah teraba bulat, keras, dan melenting berarti kepala, masih dapat digoyang berarti sudah masuk PAP
d.      Leopold IV    :  kedua tangan sejajar yang berarti sebagian besar kepala sudah masuk PAP         
4.      Pemeriksaan dalam
Pukul 20.15 WIB keadaan perinem elastis, serviks tebal dan kaku, pembukaan 3 cm, ketuban positif, presentasi kepala, his timbul 2-3 x dalam 10 menit lamanya 30-35 detik

5.      Pengawasan Kala I
Pemeriksaan dalam pertama dilakukan pukul 20.15 WIB pembukaan 3cm, ketuban positif, kepala dihodge III.



No
Waktu
Keadaan ibu
Kontraksi
/10 detik
Lama Kontraksi
(Detik)
Keadaan Janin
Ketuban
Pembukaan serviks
TD
N
S
DJJ/Menit
Penurunan
Kepala
22/01/2008
20.15
3 cm
120/70
84
37,4
3x
30-35
140
4/5
+/0
 
20.45
 
 
84
 
3x
30-35
140
 
 
 
21.15
 
 
84
 
3x
30-35
144
 
 
 
21.45
 
 
88
 
3x
45
142
 
 
 
22.15
 
 
84
37
4x
> 45
140
 
 
 
22.45
 
 
88
 
4x
> 45
140
 
 
 
23.15
 
 
82
 
4x
> 45
135
 
 
 
23.45
 
 
84
 
5x
> 45
135
 
 
 
00.15
10 cm
 
84
 
5x
> 45
140
1/5
Ketuban pecah warna jenir
 
II.       INTERPRETASI DATA DASAR
1.      Diagnosa
G2P­­­1A0 hamil 36 minggu, in partu kala I fase aktif, janin tunggal, hidup, intrauterin, memanjang. presentasi kepala
Dasar :
DS    :  Ibu mengatakan mules dan nyeri perut bagian bawah serta mengeluarkan lendir kecoklatan bercampur sedikit darah
DO   :  a.   TP : 21-01-2007
b.   Pada pemeriksaan dalam didapat pembukaan 3 cm serviks tebal dan kaku, ketuban positif, kepala di hodge III his 2-3 kali dalam 10 menit lamanya 30-35 detik.
2.      Masalah
Gangguan rasa nyaman
Dasar :
DS    :  Ibu terlihat gelisah dan kesakitan
DO   :  His timbul 2-3 dalam 10 menit, lamanya 30-35 detik


3.      Kebutuhan :
Pemenuhan cairan dan elektrolit
DS     : a.     Ibu merasa cemas dan gelisah
b.     Nyeri perut bagian bawah
DO     : His timbul 2-3 kali dalam dalam 10 menit, lamanya 30-35 detik, pengeluaran blood slym pervaginam, pada pemeriksaan dalam 20.15 WIB pembukaan 3 cm, ketuban positif kepala di hodge III

III.    IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL YANG BERHUBUNGAN ( kala I )
a.       Potensial terjadinya perdarahan
Dasar   :  Paritas kehamilan kurang dari satu tahun
b.      Potensial terjadi asfiksia
Dasar   :  BBLR kardia TFU tidak sesuai usia kehamilan
 
IV.    IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TERHADAP TINDAKAN  SEGERA / KOLABORASI ( kala I )
Persiapan rujukan jika terjadi perdarahan intrapartum

V.       RENCANA MANAJEMEN (kala I )
1.      a.  Jelaskan pada ibu tentang kondisinya saat ini, ibu telah memasuki kala I
b.    Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan psikologis
c.     Observasi kala I menggunakan partograf dan kolaborasi bila ada keluhan
d.    Siapkan ruangan bersalin, alat, kebutuhan fisik dan psikologis ibu serta bidan
2.      Penyuluhan cara mengedan yang efektif
a.    Jelaskan manfaat mengedan efektif
b.   Ajarkan ibu cara mengejan efektif

3.      Penyuluhan mengatasi rasa nyeri
a.    Jelaskan mengatasi rasa nyeri
b.   Beritahu cara mengatasi rasa nyeri
c.    Anjurkan ibu mengatasi rasa nyeri
d.   Observasi cara ibu mengatasi rasa nyeri
e.    Libatkan keluarga dalam mengatasi rasa nyeri
4.      Anjurkan ibu untuk minum bila perlu pasang infus untuk mengatasi dehidrasi

 

VI.    IMPLEMENTASI LANGSUNG (kala I)

1.      a.  Menjelaskan pada ibu tentang kondisinya saat ini, ibu telah memasuki kala I dengan dasar hasil pemeriksaan dalam pukul 20.15 WIB serviks mendatar dan tipis, pembukaan 3 cm dan selaput ketuban (+)
b.    Melibatkan keluarga dalam memberikan dukungan psikologis seperti suami dapat membantu saat proses persalinan dengan mendampingi atau ibu dapat bersandar pada suami saat bersalin
c.     Melakukan observasi kala I menggunakan partograf, mengenai DJJ setiap 4 jam sekali,penurunan kepala,dan pembukaan serviks setiap 4 jam sekali dan memeriksa frekuensi his serta tanda vital
d.    Persiapan persalinan
1)      Ruang bersalin yang hangat dan bersih, memiliki sirkulasi udara yang baik dan terlindungi dari tiupan angin serta penerangan yang cukup baik, siang maupun malam hari.
2)      Menyiapkan alat persalinan :
a)      Klem Kelly 2 buah
b)      Gunting tali pusat
c)      Gunting episiotomi
d)     Chutget
e)      Benang tali pusat atau klem plastik
f)       Kateter nelaton
g)      2 pasang sarung tangan DTT atau steril
h)      Kassa/kain kecil untuk membersihkan jalan nafas bayi
i)        Gulungan kapas basah menggunakan air DTT
j)        Tabung suntik 2 ½ atau 2 ml dengan menggunakan jarum IM sekali pakai
k)      4 kain handuk atau kain untuk mengeringkan dan menyelimuti bayi
l)         Kateter menghisap de lee (penghisap lendir)
m)    2 pasang sarung tangan                 V. I jarum kecting
n)      1 gunting benag                            V.I benang chromic
o)      1 pinset anatomis                          W.I tampon bola
p)      1 pinset chrurgis                            X : S kasa steril
q)      2 klem arteri                                  Y : 1 kain duk steril
r)       1 Pemegang jaruh jahit                 
3)      Memantau kemajuan persalinan dengan menggunakan partograf
4)      PD setiap 4 jam/indikasi inpartu
5)      Memenuhi kebutuhan fisik ibu, makan dan minum, BAB dan BAK
6)      Menyiapkan alat-alat untk bidan : mitela, master, barak skort, handscone, kacamata, dan sepatu bot.
2.      Melakukan penyuluhan cara mengedan efektif
a.     Menjelaskan manfaat mengedan aktif pada ibu, apabila ibu mengejan dengan baik dapat membantu mempercepat penurunan kepala dan pengeluaran bayi
b.    Mengajarkan ibu cara mengedan aktif, mengedan dilakukan pada saat his dan telah memasuki kala II persalinan. Sehingga diafragma berfungsi lebih baik, badan ibu dilengkungkan dengan dagu didada. Kaki ditarik kearah badan sehingga lengkungan badan dapat membantu mendorong dan frekuensi
c.     Melibatkan keluarga dalam memberikan semangat bahwa ibu bisa mengedan efektif
3.      Melakukan penyuluhan cara mengatasi rasa nyeri
a.     Menjelaskan pada ibu penyebab nyeri, nyeri disebabkan kontraksi pada dinding rahim yang akan membantu mendorong janin turun
b.    Mengajarkan cara mengatasi nyeri, ibu disuruh berjalan-jalan bila masih bisa, kemudian menganjurkan ibu tidur dengan posisi miring kiri
c.     Menganjurkan ibu untuk mengatasi rasa nyeri dengan teknik yang telah diajarkan
d.    Observasi ibu mengatasi rasa nyeri apakah ibu merasa lebih nyaman dengan melakukan teknik yang diajarkan
e.     Libatkan keluarga untuk memberi semangat pada ibu untuk bisa mengatasi rasa nyeri dan membantu mengalihkan rasa nyeri dengan mengusap pinggang ibu dan ajak bicara.

VI.    EVALUASI

Tanggal 22 Januari 2008 pukul 20.30 WIB

1.      Ibu mengerti tentang kondisinya saat ini
2.      Hasil Pengawasan kala I dengan fartograf
a.       DJJ                 :  120 x/menit
b.      Penurunan kepala hodge II
c.       Tanda-tanda vital
TD                 : 120/70 mmHg
Pols                : 84 x/menit
RR                 : 22 x/menit
Temp              : 37,4 oC
Frekuensi       : 2-3 x/10 menit, teratur
Pembukaan serviks 4 cm

3.      Alat persalinan telah siap
4.      Ibu tidak mau makan dan minum sedikit
5.      Ibu mengerti cara mengejan yang baik
6.      Ada keluarga dan suami yang mendampingi ibu

CATATAN PERKEMBANGAN
Kala II
Tanggal 23-01-2007 pukul 00.15 WIB
S     :  1.  Ibu mengatakan rasa ingin BAB dan ingin mengejan
2.  Ibu mengatakan rasa sakit bertambah sering dan lama menjalar dari pinggang ke perut bagian bawah

O     :  1. Dilakukan PD pukul 00.15 WIB dengan hasil
a.       Dinding vagina tidak ada kelainan
b.      Konsistensi Portio lunak, tipis efficement 90%
c.       Pembukaan serviks 10 cm (lengkap)
d.      Presentasi kepala, penurunan bagian terendah di hodge IV, DJJ 120 x/menit teratur
e.       Terjadi 5 x kontraksi dalam 10 menit lamanya 50 detik
f.       Perdarahan sebanyak + 50 cc
2.  Keadaan umum : baik, kesadaran : composmentis
3.  Tanda-tanda vital :
TD          : 120/80 mmHg
RR          : 24 x/menit
N            : 54 x/menit
S             : 37,4 oC


A     :  1.  Diagnosa
G2P­­­1A0 inpartu kala II
Dasar :
a.       Kontraksi uterus 4-5 x dalam 10 menit lamanya 40 detik
b.      Pembukaan lengkap
c.       Portio tidak teraba, ketuban (-), perineum menonjol, anus dan vulva membuka
d.      DJJ                       : 120 x/menit
2.  Masalah
Ibu mengalami nyeri adanya his
Dasar : Ibu mengatakan nyeri yang dirasakan semakin kuat
3.  Kebutuhan
a.       Dukungan psikologi dari suami atau keluarga
b.      Penatalaksanaan nyeri his
c.       Pertolongan persalinan

P     :  1.  Jelaskan kondisi ibu saat ini sudah memasuki fase persalinan
2.  Lakukan pengawasan kala II menggunakan partograf, pantau tenaga ibu, kontraksi uterus, pantau penurunan dan DJJ setelah kontraksi dan tanda-tanda vital
3.  Memberikan dukungan semangat kepada ibu
4.  Pemenuhan nutrisi dan dehidrasi
5.  Pimpin ibu untuk meneran, ibu boleh mengedan pada waktu timbul his, seperti orang BAB keras, meneran di bawah, kepala melihat ke fundus, tangan merangkul kedua pahanya, jangan besuara saat meneran sampai his menghilang
6.  Anjurkan ibu untuk bernafas yang baik selama persalinan, saat his hilang anjurkan ibu untuk menarik nafas dalam dari hidung dan keluarkan melalui mulut, beri minum disela-sela his
7.  Menolong melahirkan bayi
a.       Ketika kepala crowing, letakkan tangan kiri pada kepala bayi agar tidak terjadi defleksi maksimal yang terlalu cepat, sementara tangan kanan mensupport perineum
b.      Ketika kepala bayi lahir seluruhnya, lap wajah bayi dan mulut dengan kassa steril
c.       Periksa apakah ada lilitan tali pusat
d.      Menunggu sambil membantu putaran paksi luar sesuai letak punggung
e.       Letakkan tangan secara biparietal, kemudian tarik dengan lembut ke bawah untuk melahirkan bahu depan kemudian tarik dengan lembut ke atas menyesuaikan sumbu jalan lahir untuk melahirkan bahu belakang
f.       Lahirkan bayi seluruhnya pukul 00.30 WIB
g.      Keringkan bayi, klem tali pusat dan potong tali pusat kemudian ikat tali pusat
h.      Antropometri
BB                       : 2400 gr
PB                        : 46 cm
Jenis kelamin       : laki-laki
Anus                    : (+)
Cacat                   : (-)
Nilai Apgar
A           : 2                                  A         : 2
P           : 1                                  P          : 1
G           : 1                                  G         : 1
A           : 1                                  A         : 1
R           : 1                                  R         : 1
6                                                6
i.        Kenakan pakaian bayi dan bedong
j.        Palpasi bayi tunggal
Kala II berlangsung 30 menit dan ditemukan kelainan, yaitu bayi mengalami asfiksia ringan, penatalaksanaan bayi dengan asfiksia ringan yaitu dengan resusitasi.
Langkah-langkah resusitasi adalah :
a.       Menjaga bayi tetap hangat (membersihkan dari air ketuban)
b.      Mengatur posisi bayi (sedikit esktensi)
c.       Menghisap lendir dengan menghisap lendir de lee
d.      Mengeringkan dan rangsang taktil
e.       Mengatur posisi kembali
f.       Menilai bernafas 55 x/menit, bayi sudah menangis
g.      Melakukan tindakan dengan teknik aseptic dan antiseptic
h.      Memberikan bayi pada ibu untuk menjalin hubugan batin
i.        Menganjurkan ibu untuk segera menyusuinya
j.        Memandikan bayi minimal 6 jam kemudian
 
Kala III
Tanggal 23-01-2008 pukul 00.45 WIB
S     :  1.  Ibu mengatakan bahwa ia merasa lega dan senang atas kelahirannya
2.  Ibu mengatakan masih merasa mulas pada perutnya

O     :  1. Bayi lahir spontan pervaginam, letak belakang kepala, jenis kelamin laki-laki
2.  Ibu tampak senang dan bahagia
3. Keadaan umum : baik,                               kesadaran : composmentis
4.  Tanda-tanda vital :
TD             : 120/80 mmHg                       Temp      : 37,4 0C
RR             : 24 x/menit                             Nadi       : 84 x/menit
5.  Plasenta belum lahir
6.  Pada palpasi didapat uterus teraba bulat dan keras, TFU sepusat
7.  Pada Inpeksi tidak terdapat robekan jalan lahir
8.  Pedarahan + 250 cc

A     :  1.  Diagnosa
P­­­2A0 partus spontan pervaginam, inpartu kala III
Dasar :
1)      Bayi lahir pukul 00.45 WIB
2)      Placenta belum lahir
2.  Masalah
a.       Nyeri adanya his
Dasar :
1)      Bayi lahir pukul 00.45 WIB
2)      Plasenta belum lahir
b.      Potensial terjadinya retensio plasenta
Dasar :
1)      Bayi lahir pukul 00.45 WIB
2)      Plasenta belum lahir
3.  Kebutuhan
     a.  Memberikan oksitosin 10 U IM
b.  Masase fundus
c.  Melakukan PTT

P     :  1.   Melakukan pengawasan kala III
2.   Memeriksa fundus uteri untuk memastikan kehamilan tunggal
3.   Memberitahu ibu akan disuntik
4.   Menyuntikkan oksitosin 10 unit secara IM pada bagian luar paha kanan 1/3 atas. Setelah melakukan aspirasi terlebih dahulu untuk memastikan bahwa ujung jarum tidak mengenai pembuluh darah
5.   Memindahkan klem pada tali pusat hingga jarak 5-10 cm dari vulva
6.   Melakukan tangan kiri diatas simpisis menahan bagian bawah uterus, sementara tangan kanan memegang tali pusat menggunakan klem atau kain kasa dengan jarak antara 5-10 cm dari vulva
7.   Saat kontraksi, menegangkan tali pusat dengan tangan kanan sementara tangan kiri menekan uterus dengan tangan kanan sementara tangan kiri menekan uterus dengan hati-hati kearah dorso kranial
8.   Jika dengan penegangan tali pusat terkendali tali pusat terlihat bertambah panjang dan terasa adanya pelepasan plasenta, minta ibu untuk meneran sedikit sementara tangan kanan menarik tali pusat ke arah bawah. Kemudian ke atas sesuai dengan jalan lahir hingga plasenta tampak pada vulva
9.   setelah plasenta tampak di vulva, teruskan melahirkan plasenta dengan hati-hati. Bila perlu pegang plasenta dengan kedua tangan dan lakukan putaran searah jarum jam untuk membantu pengeluaran plasenta dan mencegah robeknya selaput ketuban
10. Placenta lahir pukul 00.55 WIB, kotiledon tidak lengkap
a.       Selaput ketuban            utuh
b.      Panjang Tali Pusat        : 17 cm
c.       Lebar plasenta              : 15 cm
d.      Berat placenta               : 500 gram
e.       Tebal plasenta               : 2,5 cm
f.       Insersi                           : marginal
11. Ajarkan ibu untuk masase perutnya selam 15 detik untuk merangsang kontraksi uterus agar tidak terjadi perdarahan
12. Anjurkan ibu untuk menyusui bayinya, untuk merangsang kontraksi
13. Tidak ada  robekan jalan lahir
14. Setelah dilakukan pemeriksaan kelengkapan plasenta ditemukan adanya sebagian plasenta yang tertinggal
15. Melakukan penatalaksanaan manual plasenta untuk mengeluarkan sebagian plasenta yang tertinggal
a.       Jelaskan pada ibu prosedur dan tujuan tindakan
b.      Pakai sarung tangan panjang yang telah disinfeksi atau steril
c.       Masukkan tangan kanan dan mencari tempat perlekatan plasenta
d.      Kikis bagian plasenta yang masih tertinggal, pastikan semua terkikis jangan sampai ada yang tertinggal lagi
e.       Setelah plasenta yang tertinggal lahir utuh kemudian memeriksa kontraksi uterus 15 detik pertama
f.       Melakukan vulva hygiene
g.      Melakukan pemantauan adanya perdarahan

Kala IV
Tanggal 23-01-2008 pukul 00.55 WIB
S     :  1.  Ibu mengatakan senang dengan kelahiran bayi laki-lakinya
2.  Ibu mengatakan perutnya masih terasa mulas-mulas  
O     :  1. Keadaan umum ibu    : baik
2.  Kesadaran                  : Composmentris
3.  Tanda-tanda vital
TD             : 120/80 mmHg                       Temp      : 37,4 0C
RR             : 24 x/menit                             Nadi       : 84 x/menit
4.  Kontraksi uterus baik
5.  TFU 2 jari di bawah pusat
6.  Perdarahan + 150 cc

A     :  1.  Diagnosa
Ibu P­­­1A0 partus spontan, partu kala IV
Dasar :
a.       Ibu melahirkan anak kedua
b.      Ibu partus pervaginam pukul 00.15 WIB
c.       Placenta lahir lengkap
d.      Perineum utuh, tidak ada laserasi
e.       TFU 2 jari di bawah pusat
2.  Masalah
Potensial terjadi perdarahan
Dasar : persalinan kurang dari satu tahun
3.  Kebutuhan
a.       Personal hygiene
b.      Mobilisasi keadan ibu, keadaan umum, perdarahan yang keluar dan involusi uterus

P     :  1.  Jelaskan kondisi ibu saat ini
2.   Periksa tanda vital ibu, TFU, kandung kencing, perdarahan setiap 15 menit dalam satu jam pertama dan setiap 30 menit dalam jam kedua
3.   Pantau kontraksi uterus
4.   Penyuluhan personal hygiene ibu
a.       Mandi            :  Jika ibu belum bisa mandi sendiri, keluarga atau bidan bisa membantu memandikan
b.      Vulva hygiene : pada saat ibu mandi dapat membersihkan vulvanya atau petugas kesehatan yang membersihkannya
5.   Pemenuhan mobilisasi ibu
a. Miring kiri dan kanan
b.Ibu boleh berjalan setelah 6 jam post partum
6.   pemenuhan nutrisi ibu yaitu mekanan dan minuman
7.   Pemenuhan istirahat ibu post partum pertama sebaiknya isitrahat selama 12 jam tapi bila ibu bisa beraktivitas dengan cepat tidak apa-apa
8.   Lakukan perawatan bayi
a.       Bersihkan jalan nafas
b.      Hangatkan bayi dengan kain yang bersih
c.       Perawatan tali pusat
d.      Beri ASI pada 30 menit pertama
e.       Ukur berat badan dan tinggi badan bayi

DAFTAR PUSTAKA


Fakultas Kedokteran UNPAD, 1983, Obstetri Fisiolofi, Eleman, Bandung

Prawirohardjo, S., 2002, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina Pustaka, Jakarta

Mochtar, R., 1998, Sinopsis Obstetri Jilid I, EGC, Jakarta

Ikatan Bidan Indonesia, 2004, Asuhan Persalinan Normal, Jakarta 

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:
Free Blog Templates